Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona di Dunia 14 Agustus: 21 Juta Orang Terinfeksi | WHO Tegaskan Tidak Ada Bukti Penyebaran Covid-19 di Makanan

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Africa Studio
Ilustrasi vaksinasi yang diperoleh sebelumnya, menurut penelitian dapat melatih sistem kekebalan tubuh, sehingga di saat pandemi virus corona memberikan risiko infeksi Covid-19 yang lebih rendah.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Pandemi virus corona berdampak luas di sejumlah sektor. Beberapa negara bahkan telah mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.

Baru-baru ini, 10 negara di dunia dilaporkan telah memasuki jurang resesi.

Sejauh ini, penyebaran virus yang pertama kali diketahui di Wuhan, China tersebut belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Melansir data real time Worldometers, jumlah kasus virus corona secara global mencapai 21.051.739 (21 juta) kasus hingga Jumat (14/8/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adapun jumlah korban yang meninggal dunia sebanyak 752.378 orang dan pasien yang dikabarkan sembuh ada 13.893.923.

Baca juga: Saat Ratusan Orang Meninggal karena Salah Informasi Covid-19...

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus terbanyak:

  1. Amerika Serikat, 5.410.938 kasus, 170.269 meninggal dunia, dan 2.832.524 sembuh.
  2. Brasil, 3.224.876 kasus, 105.463 meninggal dunia, dan 2.356.640 sembuh.
  3. India, 2.459.613 kasus, 48.144 meninggal dunia, dan 1.750.636 sembuh.
  4. Rusia, 907.758 kasus, 15.384 meninggal dunia, dan 716.396 sembuh.
  5. Afrika Selatan, 572.865 kasus, 11.270 meninggal dunia, dan 437.617 sembuh.
  6. Peru 498.555 kasus, 21.713 meninggal dunia, dan 341.938 sembuh.
  7. Meksiko 498.380 kasus, 54.666 meninggal dunia, dan 336.635 sembuh.
  8. Kolumbia 433.805 kasus, 14.145 meninggal dunia, dan 250.494 sembuh.
  9. Cile 380.034 kasus, 10.299 meninggal dunia, dan 353.131 sembuh.
  10. Spanyol 379.799 kasus, 28.605 meninggal dunia.

Baca juga: Berikut 4 RS yang Sempat Ditutup karena Tenaga Medisnya Terpapar Covid-19

Berikut sejumlah update seputar virus corona di berbagai tempat di dunia:

Meksiko

Menteri Energi Meksiko Rocio Nahle mengatakan dirinya saat ini diisolasi akibat terinfeksi Covid-19 meskipun ia tak memiliki gejala Covid-19.

"Begitu viral load-nya hilang, saya akan kembali ke aktivitas normal saya," tulisnya di akun Twitter-nya.

Meksiko sendiri saat ini menjadi negara ke-7 dengan kasus terbanyak di dunia.

Tercatat ada 498.380 kasus, dan 54.666 korban meninggal di Meksiko.

Baca juga: Update Perkembangan Vaksin di Seluruh Dunia, dari Gunakan Tembakau, Serangga hingga Gorila

Afrika

Tujuh negara di Afrika akan mulai melakukan tes antibodi virus corona minggu depan.

Ini dilakukan untuk memahami sejauh mana wabah virus sampai di benua itu.

"Liberia, Sierra Leone, Zambia, Zimbabwe, Kamerun, Nigeria, Maroko adalah negara-negara pertama yang berkomitmen untuk itu," kata John Nkengasong, Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, yang berbasis di Addis Ababa.

Sebelum ini beberapa negara di barat menggunakan tes antibodi untuk mengetahui berapa banyak warga yang telah terinfeksi dengan harapan hal itu mampu membantu mereka memutuskan akan membuka kembali ekonominya atau tidak.

Baca juga: Saat Indonesia Disebutkan Akan Mendapatkan Prioritas Vaksin Covid-19 Produksi China...

Malaysia

Pengadilan Malaysia memenjarakan seorang pria India selama lima bulan karena melanggar perintah karantina rumah.

Pria tersebut tinggal di Malaysia, memiliki restoran di bagian utara Kedah.

Pria berusia 57 tahun tersebut mengaku bersalah atas empat dakwaan melanggar perintah karantina rumah selama 14 hari yang didengungkan Pemerintah sekembalinya dari India pada Juli silam.

Pria tersebut dihukum denda 12.000 ringgit oleh Pengadilan Magistrate Alor Setar yang mengadakan sidang di rumah sakit yang menjadi lokasi pria tersebut dirawat.

Baca juga: AS Kebut 8 Vaksin Virus Corona yang Diklaim Dapat Tersedia pada Akhir Musim Gugur

Penegasan WHO 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tak ada bukti penyebaran virus corona melalui makanan maupun kemasan makanan.

"Orang tidak boleh takut akan makanan, atau pengemasan atau pemrosesan makanan atau pengiriman makanan. Tidak ada bukti bahwa makanan atau rantai makanan ikut serta dalam penularan virus ini. Dan orang harus merasa nyaman dan aman," kata kepala program kedaruratan WHO Mike Ryan.

Komentar tersebut dikatakan setelah dua kota di China menemukan jejak virus corona dalam makanan impor dari Brasil dan Ekuador yang meningkatkan kekhawatiran bahwa pengiriman makanan bisa terkontaminasi dan dapat menyebabkan wabah baru.

Baca juga: Viral, Video Satu Keluarga Asyik Santap Makanan di Bahu Jalan Tol Cipali

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tingkat Risiko Kegiatan pada Masa Pandemi Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi