Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pidato Kenegaraan, Jokowi Sebut Indonesia Telah Menjadi Negara Upper Middle Income Country, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Kepala Negara memilih menggunakan pakaian adat Sabu, Nusa Tenggara Timur, pada sidang tahunan yang digelar di tengah pandemi Covid-19 kali ini.
|
Editor: Sari Hardiyanto


KOMPAS.com -
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia saat ini telah masuk sebagai negara upper middle income country.

Pihaknya berharap adanya momentum krisis ekonomi yang juga dialami negara maju bisa digunakan oleh bangsa Indonesia untuk melakukan lompatan-lompatan besar di berbagai bidang guna mengejar ketertinggalan selama ini.

"Dan, 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia negara maju," ujar Jokowi dalam pidato kenegaraannya di depan Sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD, Jumat (14/8/2020) pagi.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi, Dampak, dan Penyebabnya...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas apa itu negara upper middle income country?

Status negara upper middle income country atau negara berpenghasilan menengah ke atas adalah status perekonomian yang dikeluarkan berdasarkan standar klasifikasi bank dunia yang didasarkan atas perhitungan Gross National Income (GNI) 2019.

Pengukuran pendapatan menggunakan GNI sendiri membagi status perekonomian menjadi empat, yakni rendah, menengah ke bawah, menengah ke atas, dan tinggi.

Mengutip dari situs Bank Dunia, perkiraan GNI diperoleh dari para ekonom di unit negara Bank Dunia dan ukuran populasi yang diperkirakan oleh demograf Bank Dunia dari berbagai sumber, termasuk Prospek Populasi Dunia dua tahunan dari PBB.

Penentuan status perekonomian ini selalu dimutakhirkan pada setiap 1 Juli setiap tahunnya.

Baca juga: Resesi Ekonomi, Mengenal Apa Itu IMF, dan Perannya dalam Perekonomian Global...

Dasar perhitungan

Masih mengutip dari situs Bank Dunia, negara dengan ekonomi berpenghasilan rendah (lower income) didefinisikan sebagai negara dengan GNI yang dihitung menggunakan metode atlas Bank Dunia memiliki penghasilan sebesar kurang dari sama dengan 1.035 dollar AS.

Adapun negara yang masuk lower middle income (negara dengan ekonomi berpenghasilan menengah ke bawah) memiliki GNI per kapita antara 1.036 dollar AS dan 4.045 dollar AS.

Sedangkan negara berpenghasilan menengah ke atas (upper middle income country) adalah negara dengan GNI per kapita antara 4.046 dollar AS dan 12.535 dollar AS.

Baca juga: Beberapa Catatan soal Resesi Inggris...

Sementara itu, untuk ekonomi berpenghasilan tinggi (high income) adalah negara dengan GNI per kapita 12.536 dollar AS atau lebih.

Sebelumnya, kenaikan status Indonesia dari lower middle income ke upper middle income sempat disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

"Saya ingin juga menyampaikan berita yang baik juga buat kita bahwa Indonesia ini diumumkan oleh World Bank telah naik dari lower middle income country menjadi upper middle income country," katanya dalam launching kampanye virtual Bangga Buatan Indonesia, Rabu (1/7/2020).

Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi dan Bedanya dengan Depresi Ekonomi

Dampak negatif

Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, dampak dari adanya kenaikan status ini bisa menjadi negatif bagi kepentingan Indonesia.

Menurut dia, dari sisi perdagangan internasional, kenaikan status ini memiliki konsekuensi pada produk Indonesia yang semakin sedikit untuk mendapat fasilitas keringanan tarif.

Selain itu, kenaikan status ini juga bisa berdampak pada pembiayaan utang.

Baca juga: Indonesia di Antara Belitan Natuna, Utang, dan Investasi China

Dengan naiknya status ini, Indonesia akan dianggap mampu membayar bunga dengan rate yang lebih tinggi.

Ia juga mengkhawatirkan bahwa negara kreditur akan lebih memprioritaskan negara yang income-nya lebih rendah dari Indonesia.

"Dengan kondisi ini maka pilihan Indonesia untuk mencari sumber pembiayaan murah makin terbatas. Pinjaman bilateral dengan bunga 0,5-1 persen tentunya makin berat," kata dia, dikutip dari Kompas.com (2/7/2020).

Baca juga: Sejumlah Masalah Melilit Garuda, Utang Rp 31,9 Triliun dan 400 Karyawan Pensiun Dini

Berikut ini negara-negara selain Indonesia yang masuk menjadi upper middle income country:

  1. Albania
  2. Fiji
  3. Montenegro
  4. Samoa Amerika
  5. Gabon
  6. Namibia
  7. Argentina
  8. Georgia
  9. Makedonia Utara
  10. Armenia
  11. Grenada
  12. Paraguay
  13. Azerbaijan
  14. Guatemala
  15. Peru
  16. Belarus
  17. Guyana
  18. Federasi Rusia
  19. Belize
  20. Indonesia
  21. Samoa
  22. Bosnia dan Herzegovina
  23. Iran
  24. Serbia
  25. Botswana
  26. Irak
  27. Afrika Selatan
  28. Brasil
  29. Jamaika
  30. St. Lucia
  31. Bulgaria
  32. Yordania
  33. St. Vincent dan Grenadines
  34. China
  35. Kazakhstan
  36. Suriname
  37. Kolumbia
  38. Kosovo
  39. Thailand
  40. Kosta Rika
  41. Libanon
  42. Tonga
  43. Kuba
  44. Libya
  45. Turki
  46. Dominika
  47. Malaysia
  48. Turkmenistan
  49. Republik Dominika
  50. Maladewa
  51. Tuvalu
  52. Guinea
  53. Pulau Marshall
  54. Venezuela, RB
  55. Ekuador
  56. Meksiko

Baca juga: Lebih Dekat dengan Tugas dan Fungsi 18 Lembaga yang Telah Dibubarkan Jokowi, Apa Saja?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 10 negara yang jatuh ke jurang resesi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi