Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Kasus di Mauritius, Bagaimana Cara Mengatasi Tumpahan Minyak di Laut?

Baca di App
Lihat Foto
AP Photo/Eric Villars
Foto yang diambil dan disediakan oleh Eric Villars ini menunjukkan kebocoran minyak dari MV Wakashio, kapal kargo curah yang kandas di lepas pantai tenggara Mauritius, Jumat (7/8/2020). Pemerintah Mauritius telah mengumumkan keadaan darurat lingkungan dan Prancis telah mengirimkan bantuan.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah kapal tanker minyak milik Jepang dilaporkan menghantam karang di lepas Pantai Mauritius pada 25 Juli 2020.

Kapal yang membawa hampir 4.000 metrik ton minyak itu kandas di dekat Pointe d'Esny di Samudera Hindia.

Lebih dari 1.000 ton minyak dilaporkan bocor dari retakan di lambung kapal. Hal itu membuat Pemerintah Mauritius mengumumkan keadaan darurat lingkungan.

Untuk menangani masalah itu, ada sejumlah cara yang biasa dilakukan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari DW, Rabu (12/8/2020), metode penanganan tumpahan minyak bergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis dan volume minyak, lokasi, serta kondisi cuaca.

Karena memiliki massa jenis lebih rendah dari air, minyak biasanya mengapung di permukaan laut.

Artinya, langkah pembersihan harus diambil dengan cepat sebelum menyebar lebih luas.

Baca juga: Bencana Minyak Tumpah Mauritius, Hewan Laut Mulai Mati

Mengambil minyak dari permukaan

Salah satu metode untuk mengendalikan tumpahan minyak di laut adalah dengan mengambilnya dari permukaan air.

Metode ini telah digunakan pada kasus tenggelamnya kapal kargo Grande Amerika pada 2019 di sekitar 300 kilometer dari lepas pantai Perancis.

Metode ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut boom. Alat itu berfungsi sebagai penghalang minyak agar tidak menyebar.

Setelah boom terisi, perahu yang dilengkapi dengan mesin skimmer akan menyedot minyak dan memisahkannya dari air.

Namun, metode ini hanya bisa berfungsi jika tumpahan minyak berada pada satu area dan dalam kondisi yang tepat.

Membakar minyak di air

Dalam kondisi tertentu, membakar minyak dari permukaan air bisa menjadi metode yang paling tepat. Di perairan Arktik atau yang tertutup es, misalnya, itu mungkin satu-satunya pilihan.

Metode ini juga akan digunakan untuk mengatasi kebocoran minyak yang tak terkendali dan telah menyebar dengan cepat.

Baca juga: Bencana Lingkungan, Ribuan Ton Minyak Tumpah di Mauritius Terlihat dari Luar Angkasa

Ketika rig pengeboran minyak di lepas pantai Deepwater Horizon terbakar dan tenggelam pada 2010 silam, minyak menyembur dari dasar laut dan menyebabkan tumpahan terbesar dalam sejarah.

Metode pembakaran minyak di air terbukti menjadi teknik yang sangat efektif dalam menanggapi bencana tersebut.

Akan tetapi, metode tersebut juga menghasilkan asap beracun yang dapat berdampak negatif pada lingkungan.

"Mungkin sulit untuk mengumpulkan minyak agar cukup kental sehingga bisa dibakar. Jika minyak telah tersebar selama beberapa hari, itu tidak akan menjadi pilihan," kata Nicky Cariglia, konsultan independen di Marittima yang mengkhususkan diri pada pencemaran laut.

Menyerap minyak

Penyerap minyak bertindak seperti spons untuk menyerap minyak yang tumpah.

Akan tetapi, metode ini lebih berguna untuk membersihkan sejumlah kecil minyak di darat dan tidak efektif dalam mengatasi tumpahan di laut.

Penggunaan bahan-bahan yang digunakan untuk menyerap minyak di atas air juga dapat menciptakan polusi lebih lanjut.

"Memulihkan dan membuang bahan-bahan yang diminyaki ini membutuhkan banyak energi. Ada risiko puing-puing yang diminyaki akan hilang di laut," kata Cariglia.

Membiarkan alam bekerja

Ketika wilayah tumpahan minyak sulit dijangkau, alam sendiri dapat membantu mengatasi masalah tersebut.

Angin dan gelombang secara alami akan menyebarkan minyak dari waktu ke waktu.

Bagian-bagiannya akan menguap dan mikroba yang terbentuk secara alami juga akan melakukan tugasnya untuk mulai mengurai minyak.

Namun, ini adalah proses yang lambat dan tidak dapat diandalkan serta membutuhkan pengawasan secara ketat.

Bahan kimia, seperti dispersan juga dapat digunakan untk membantu proses ini, meski dapat menyebabkan masalah lingkungan jika digunakan pada lokasi dangkal.

"Misalnya di lokasi yang terdapat terumbu karang, akan lebih baik jika minyaknya tetap di permukaan," papar Cariglia.

"Tak ada obat ajaib tunggal untuk mengatasi tumpahan minyak," lanjut dia.

Baca juga: Tragedi Minyak Tumpah Terparah di Mauritius, Keadaan Darurat Lingkungan Diumumkan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi