Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Corona Rusia Mulai Diproduksi, Janjikan 5 Juta Dosis pada Desember

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin virus corona
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Rusia disebutkan mulai memproduksi batch pertama vaksin untuk virus corona Covid-19 pada Sabtu (15/8/2020).

Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin mengklaim vaksin ini menjadi yang pertama disetujui di dunia.

Meski begitu, para ilmuwan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambutnya dengan hati-hati, dan menyampaikan bahwa masih membutuhkan tinjauan keamanan ketat terkait vaksin ini.

"Batch pertama dari vaksin virus corona yang dikembangkan oleh lembaga penelitian Gamaleya telah diproduksi," kata Kementerian Kesehatan Rusia dalam sebuah pernyataan dikutip dari CNA, Sabtu (15/8/2020).

Vaksin corona yang diproduksi Rusia tersebut akan diluncurkan pada akhir bulan ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Vaksin Virus Corona dari Rusia Sputnik V, Bagaimana Cara Kerjanya?

Persetujuan terhadap vaksin dilakukan sebelum uji coba yang biasanya melibatkan ribuan peserta, umumnya dikenal sebagai fase 3.

Uji coba fase 3 dianggap sebagai prekursor penting bagi vaksin untuk mendapatkan persetujuan regulasi.

Vaksin ini diberi nama "Sputnik V" sebagai penghormatan kepada satelit pertama di dunia yang diluncurkan Uni Soviet.

Putin telah meyakinkan kepada publik jika vaksin tersebut aman. Ia menambahkan, salah satu putrinya telah menjadi sukarelawan dari pengujian vaksin ini.

Rusia akan memproduksi sekitar 5 juta dosis pada Desember-Januari, ujar Institut Gamaleya Moskow, yang mengembangkan vaksin Covid-19 ini.

Kepala Institut Alexander Gintsburg menuturkan, sukarelawan yang mengambil bagian dalam pengujian tahap akhir akan menjalani dua suntikan.

Baca juga: WHO Usahakan agar Distribusi Vaksin Corona Merata, Bagaimana Caranya?

Menteri Kesehatan Mikhail Murashko menambahkan, vaksin Covid-19 pertama-tama akan tersedia untuk petugas medis.

Setelah itu, vaksin akan tersedia untuk semua orang Rusia secara sukarela.

Dengan 917.884 infeksi yang dikonfirmasi, beban kasus virus corona Rusia saat ini berada di urutan keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Brasil, dan India. Korban tewas sejauh ini mencapai 15.617 jiwa.

Banyak dikritisi

Klaim Rusia mengenai vaksin virus corona Sputnik V ini mendapat sejumlah kritikan para ahli. Salah satunya ahli dari Amerika Serikat Anthoni Fauci. 

Fauci yang juga kerap mengkritisi kebijakan Presiden Trump soal penanganan Covid-19 meminta Rusia membuktikan keamanan dan efektivitas Sputnik V. 

"Kami memiliki setengah lusin atau lebih vaksin. Jadi jika kami ingin mengambil risiko menyakiti banyak orang atau memberi mereka sesuatu yang tidak berhasil, kami dapat mulai melakukan ini. Anda tahu, minggu depan jika kami mau. Tapi bukan itu cara kerjanya," ujar Fauci dikutip dari National Geographic, Kamis (13/8/2020).

Sementara itu, Francois Balloux, seorang profesor biologi di Universitas College London, mengatakan, vaksinasi massal dengan vaksin yang diuji secara tidak benar adalah tidak etis.

"Masalah apa pun dengan kampanye vaksinasi Rusia akan menjadi bencana, baik melalui efek negatifnya pada kesehatan, tetapi juga akan semakin menghambat penerimaan vaksin di masyarakat," ujar Balloux.

Baca juga: Diklaim Beri Kekebalan Covid-19 hingga 2 Tahun, Vaksin Rusia Tuai Kontroversi

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Syarat Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi