Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Baju Hijau Dilarang Pergi ke Laut Selatan, Simak Alasan Logisnya...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN
Papan peringatan ancaman bencana tsunami yang dipasang di pesisir pantai selatan Cianjur, Jawa Barat.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Sebuah postingan mengenai penggunaan baju hijau di Pantai Laut Selatan baru-baru ini viral di media sosial Twitter.

Sebagaimana banyak diyakini masyarakat, salah satu mitos yang ada di Pantai Selatan selama ini adalah larangan menggunakan baju berwarna hijau.

Seorang netizen dengan akun @AriaJouska memberikan tanggapannya terkait postingan tersebut.

Baca juga: Tahukah Anda, Ternyata Kerang Punya 100 Mata!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui unggahannya, Aria mencoba menyampaikan, alasan saintifik kenapa baju hijau dilarang digunakan saat di Pantai Selatan.

Ia menyebut salah satu alasannya adalah karena laut memantulkan spektrum warna biru.

Selain itu, orang dahulu menyebut warna biru sebagai warna hijau, karena itulah yang dilarang warna hijau.

Baca juga: Trending di Twitter, Berikut Sekilas tentang Gunung Lawu dan Empat Jalur Pendakiannya

Jika seseorang mengenakan warna hijau (biru), maka imbuhnya akan menyulitkan pencarian apabila seseorang tenggelam di lautan dengan baju yang warnanya sama dengan lautan.

“Tim SAR jg bingung nyari kamu ditengah laut dengan gradasi yang sama bajunya dengan laut.

makanya warna oranye dipakai sebagai pelampung, karena ga ada barang natural yang berwarna oranye dilaut

Kalau ambil color theory warna oranye dan biru itu saling berlawanan,” ujar dia dalam postingannya.

Baca juga: Laut Kaspia, Mengapa Danau Terbesar di Dunia Ini Disebut sebagai Laut?

Baca juga: Polemik Laut China Selatan di Tengah Pandemi Corona

Lantas, benarkah demikian?

Guru Besar Fisika Teori FMIPA dari Universitas Pertanian Bogor (IPB) Husin Alatas mengatakan,  warna merupakan efek persepsi dari mata manusia ketika menerima cahaya.

Sehingga, setiap orang dapat berbeda persepsinya terkait dengan warna.

Menurutnya, warna biru memang warna yang paling kuat dipersepsikan oleh mata manusia saat melihat air.

“Menurut mata normal (rata-rata orang), secara umum air menyerap cahaya sebagian besar di rentang warna merah. Sedangkan warna lain dipantulkan. Warna biru juga turut dipantulkan kembali dan merupakan warna yang paling kuat dipersepsikan oleh mata manusia,” ujarya kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Baca juga: Menyelisik Klaim China atas Laut Natuna...

Meski demikian pihaknya mengatakan tak hanya warna biru, warna air laut juga bisa hijau, merah ataupun yang lainnya tergantung pada organisme apa saja yang ada di permukaan atau pada bagian di bawahnya.

“Sepertinya memang cukup masuk akal apabila menghindari penggunaan baju berwarna biru, selama efek warna dari cahaya yang dipantulkan area laut tersebut biru. Tentu jika pada area laut tersebut sedimen/organisme-nya memberi efek warna lain, tidak mengapa menggunakan baju warna biru,” ujar dia.

Ia menyebut, warna biru itupun juga cenderung spesifik, sehingga jika pakaian berwarna biru akan tetapi memiliki kontras yang cukup visibel dengan warna laut hal itu tidak masalah karena menurutnya mata manusia dianugerahi kemampuan yang relatif sangat baik dalam mengenali kontras warna.

Baca juga: Mengintip Makna dan Fungsi Lampu Warna-warni di Runway Bandara...

Kontras warna

Kemudian terkait imbauan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau menurutnya juga masuk akal apabila area laut terkait cenderung berwarna hijau.

“Cukup masuk akal, kalau area laut terkait berwarna hijau tentunya,” katanya lagi.

Menurutnya, warna hijau laut biasa terjadi karena adanya ganggang yang mengandung klorofil yang hidup di permukaan dan bagian dalam laut yang dekat dengan permukaan.

Klorofil memiliki kemampuan unik untuk menyerap hampir semua warna biru dan merah, sehingga yang dominan dipersepsikan mata manusia utamanya adalah hijau dengan distribusi spektrum pantulan hijau yang relatif sempit rentangnya

Baca juga: Sejak Kapan Nelayan Asing Marak Curi Ikan di Laut Indonesia?

Ia menambahkan, ganggang yang mengandung klorofil memantulkan warna hijau hanya saat musim tertentu (musim semi atau panas).

Saat musim lain efek warna yang dipantulkan juga bisa berbeda.

“Intinya, selama kontras warna baju dengan warna area laut terkait cukup berbeda, maka saya pikir tidak masalah,” imbuh Husin.

Sementara itu, mengutip dari Antara (13/6/2019), peneliti Madya Bidang Oseanografi Terapan Pusat Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan Widodo Pranowo menyampaikan, alasan logis tidak boleh memakai baju berwarna hijau saat wisata di pantai adalah agar lebih mudah dicari saat terseret arus atau tenggelam.

Widodo menuturkan baju berwarna hijau akan menyatu bersama dengan warna air laut sehingga akan lebih sulit dicari.

Baca juga: Laut Lampung Menyala Biru di Malam Hari dan Berbusa di Siang Hari, Ada Apa?

Ia menyampaikan salah satu tips untuk berwisata di pantai adalah mengenakan baju warna cerah seperti jingga atau merah muda.

Tips yang lain adalah agar wisatawan mengenali area RIP Current (arus air yang mengalir kuat ke arah laut dari sekitar pantai) dan sebaiknya jika berdiri menghadap laut.

Lokasi Rip Curent sendiri yang sebaiknya dihindari adalah lokasi permukaan laut yang tenang, akan tetapi diapit gelombang pecah di kanan kirinya.

Baca juga: Mengapa Menyalakan Mesin Mobil di Kapal Laut Berbahaya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi