Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang Bendera Pusaka, Pernah Dibelah Jadi Dua Sebelum 'Pensiun'

Baca di App
Lihat Foto
Arsip KOMPAS
Penaikan bendera pusaka sesudah dibatjakan teks proklamasi, 17 Agustus 1945.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pada saat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bendera Merah Putih yang dikibarkan merupakan jahitan dari Fatmawati, istri Bung Karno. 

Namun, bendera itu bukanlah bendera baru, tetapi telah dijahit sebelumnya pada Oktober 1944 atau dua minggu sebelum kelahiran putra sulung keduanya, Guntur Soekarnoputra.

Fatmawati menjahit bendera itu setelah Jepang mengizinkan pengibaran bendera Merah Putih dan dikumandangkannya lagu Indonesia Raya.

Meski demikian, tak mudah baginya untuk mendapatkan kain tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sejak Kapan Bendera Merah Putih Jadi Lambang Indonesia Merdeka?

Bahan bendera

Beruntung ia mendapatkan bantuan dari Shimizu, orang yang ditunjuk oleh Pemerintah Jepang sebagai perantara dalam perundingan Jepang-Indonesia.

Harian Kompas, 16 Agustus 1975 menuliskan, bahan kain tersebut diantarkan langsung ke rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur.

Karena kondisi kandungannya sudah mendekati kelahiran, dokter melarang Fatmawati untuk menggunakan mesin jahit kaki.

Ia pun terpaksa menjahit bendera itu dengan kedua tangannya.

Bendera itu pun selesai dijahit dalam dua hari dan menjadikannya sebagai yang terbesar di Jakarta setiap kali dikibarkan di halaman rumahnya.

Setahun kemudian, bendera hasil jahitan Fatmawati itu digunakan ketika upacara Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945.

Baca juga: Sejarah Bendera Merah Putih

Dibelah dua bagian

Ketika Belanda menduduki Yogyakarta pada 1948, Bendera Pusaka terpaksa dibelah menjadi dua oleh Mutahar yang ditugaskan Soekarno untuk menyelamatkannya.

Baru setelah keadaan Republik Indonesia aman, bendera itu dijahit kembali seperti semula.

Namun, Bendera Pusaka tak lagi dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan setiap 17 Agustus sejak 1968.

Meski demikian, bendara bersejarah tersebut selalu diperlihatkan untuk umum saat upacara dan diserahkan oleh presiden kepada barisan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang juga menerima bendera baru.

Setelah bendera baru dikibarkan, Bendera Pusaka akan diserahkan kembali kepada presiden, selaku pemimpin upacara.

Baca juga: Cerita Latief Hendraningrat, Pengibar Bendera Merah Putih Saat Proklamasi Kemerdekaan RI

Dipensiunkan

Wacana untuk 'memensiunkan' Bendera Pusaka sebenarnya sudah bergulir setahun sebelumnya yaitu tahun 1967. 

Menteri Luar Negeri RI saat itu Adam Malik mengatakan, Bendera Pusaka tak perlu selalu dikibarkan di setiap peringatan Kemerdekaan.

"Seakan-akan kalau Bendera Pusaka itu tidak dikibarkan, peringatan 17 Agustus itu tidak sah. Ini hanya menimbulkan mistik," kata dia, dikutip dari Harian Kompas, 15 Agustus 1967.

Menurut dia, bendera itu sebaiknya disimpan di museum, sehingga nilai sejarahnya lebih terasa.

Sebab, langkah serupa juga telah lama dilakukan oleh negara lain, seperti Amerika Serikat dan Rusia.

Sama seperti Adam, Dirjen Olahraga saat itu Moetahar juga beranggapan bahwa Bendera Pusaka dimasukkan ke dalam museum dan diganti dengan duplikatnya.

"Diusahakan Bendera Merah Putih yang ukurannya sama dengan Bendera Pusaka," jelas dia.

Seperti yang dijumpai saat ini, Bendera Pusaka akhirnya tidak lagi dikibarkan karena kondisinya yang telah rapuh. Namun diganti bendera duplikat setiap upacara hari kemerdekaan. 

Baca juga: Fakta Proklamasi 17 Agustus 1945: Bambu Jemuran Jadi Tiang Bendera, Merah Putih Dijahit Fatmawati

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi