KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Melansir data dari laman Worldometers, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 22.033.932 (22 juta) kasus hingga Selasa (18/8/2020).
Dari jumlah tersebut, sebanyak 14.773.870 (14,7 juta) pasien telah sembuh, dan 776.793 orang meninggal dunia.
Baca juga: Saat Rusia Mulai Produksi Vaksin Corona Sputnik V Kloter Pertama...
Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 6.483.267 dengan rincian 6.421.230 pasien dengan kondisi ringan dan 62.037 dalam kondisi serius.
Berikut 10 negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak:
1. Amerika Serikat, 5.610.123 kasus, 173.656 orang meninggal, total sembuh 2.969.244.
2. Brasil, 3.363.235 kasus, 108.654 orang meninggal, total sembuh 2.478.494.
3. India, 2.701.604 kasus, 51.925 orang meninggal, total sembuh 1.976.248.
4. Rusia, 927.745 kasus, 15.740 orang meninggal, total sembuh 736.101.
5. Afrika Selatan, 589.886 kasus, 11.982 orang meninggal, total sembuh 477.671.
6. Peru, 535.946 kasus, 26.281 orang meninggal, total sembuh 365.367.
7. Meksiko, 522.162 kasus, 56.757 orang meninggal, total sembuh 355.101.
8. Kolombia, 476.660 kasus, 15.372 orang meninggal, total sembuh 301.525.
9. Cile, 387.502 kasus, 10.513 orang meninggal, total sembuh 360.385.
10. Spanyol, 382.142 kasus, 28.646 orang meninggal.
Baca juga: Sebanyak 21 Relawan Telah Disuntik Calon Vaksin Covid-19, Bagaimana Reaksinya?
Indonesia
Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.
Hingga Senin (17/8/2020) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 1.821. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 141.370 orang.
Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 1.355 orang.
Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 94.458 orang.
Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 57 orang.
Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 6.207 orang.
Baca juga: Memprediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Akan Berakhir...
Inggris
Melansir dari Al Jazeera, Senin (17/8/2020), pemerintah Inggris mendorong kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi Covid-19 untuk mendaftar uji coba vaksin.
Kelompok berisiko tinggi yang dimaksud yakni orangtua dan sukarelawan Covid-19.
Mereka diimbau mendaftar sebagai peserta uji coba vaksin guna meningkatkan atau mempercepat upaya untuk menemukan vaksin.
Nantinya, vaksin tersebut berfungsi untuk melawan Covid-19 yang menawarkan perlindungan bagi kelompok berisiko lebih tinggi.
"Melindungi mereka yang berisiko adalah satu-satunya cara kami akan mengakhiri pandemi ini," kata ketua Satgas Vaksin Inggris, Kate Bingham.
Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...
Ceko
Pemerintah Republik Ceko akan mewajibkan penggunaan masker oleh semua warganya.
Karena jumlah kasus yang terus meningkat di Ceko, mulai 1 September, masker wajib digunakan di transportasi umum dan berbagai tempat umum dalam ruangan.
"Kami menganggap ini sebagai tindakan pencegahan mengingat bahwa kami mungkin menghadapi musim gugur yang rumit, terutama setelah 1 September ketika akan ada interaksi sosial yang tinggi," kata Menteri Kesehatan Adam Vojtech.
Hal itu ditambah akan dibukanya lagi sekolah pada 1 September 2020 mendatang.
Baca juga: Segala Hal yang Perlu Kita Ketahui soal Pentingnya Penggunaan Masker
Meksiko
Presiden Meksiko Andreas Manuel Lopez Obrador berencana untuk mengaktifkan kembali perekonomian.
Dua minggu lagi, perekonomian di Meksiko akan dibuka kembali untuk membantu memulihkan negara dari resesi tajam yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
"Dalam 15 hari, rencana pengaktifan kembali ekonomi akan dipresentasikan," kata Lopez Obrador.
Lopez mengatakan Covid-19 telah "kehilangan kekuatan" di Meksiko dalam beberapa hari terakhir.
Kendati demikian, jumlah kematiannya merupakan yang tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil.
Baca juga: Saat Wabah Salmonella Meluas ke 43 Negara Bagian AS...
Italia
Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza menyatakan bahwa untuk sementara waktu pihaknya menghentikan akivitas di kelab malam.
Dengan arti, kini tidak ada lagi dugem di Italia sebagai upaya menghentikan penyebaran virus corona di Negeri Pizza tersebut.
Selain kelab malam, kegiatan di ruang dansa juga dihentikan untuk sementara waktu setidaknya hingga 7 September 2020 mendatang.
"Dengan begitu, kami mengirimkan sinyal ke negara bahwa kami perlu menjaga perhatian tetap tinggi," kata Speranza dikutip dari Al Jazeera, Senin (17/8/2020).
Baca juga: Pelajaran dari Italia, dari Pusat Wabah Kini Jadi Model Pengendalian Covid-19