Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jurnalis
Bergabung sejak: 16 Mar 2020

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Gerakan Para Mantan di Tugu Proklamasi

Baca di App
Lihat Foto
Istimewa
Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (20/8/2020). Hadir sejumlah tokoh seperti Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, dan Said Didu.
Editor: Heru Margianto


SEJUMLAH tokoh nasional mendeklarasikan berdirinya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020).

Mereka mengaku prihatin melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Aksi yang digelar di tengah meruaknya Covid-19 ini menyampaikan beberapa tuntutan mulai dari soal penanganan pandemi hingga penyelamatan ekonomi dan konstitusi.

Ada beberapa tuntutan yang mereka sampaikan, yakni meminta penyelenggara negara bekerja sesuai konstitusi serta bersungguh-sungguh menangani pandemi, bertanggung jawab mengatasi resesi dan mengoreksi praktik pembentukan hukum yang menyimpang dari Pancasila dan konstitusi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka juga menuntut pemerintah menghentikan penegakan hukum yang karut marut dan diskriminatif, menghentikan sistem dan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), oligarki, kleptokrasi dan politik dinasti.

Pemerintah dan legislatif juga diminta tak memberi peluang bangkitnya komunisme dan upaya mengubah Dasar Negara Pancasila.

Terakhir, mereka menuntut presiden bertanggung jawab sesuai sumpah dan janji jabatannya serta mendesak lembaga-lembaga negara (MPR, DPR, DPD dan MK) melaksanakan fungsi dan kewenangan konstitusionalnya.

Barisan para mantan

Beberapa tokoh nasional dan "artis" di media sosial tercatat sebagai deklarator gerakan ini.

Sebut saja mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang juga ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin. Kemudian ada Gatot Nurmantyo.

Mantan panglima TNI yang sempat santer akan menjadi calon presiden pada Pemilu 2019 lalu ini juga tercatat sebagai deklarator. Selain itu juga ada Rochmad Wahab, guru besar di Fakultas Ilmu Pendidikan UNY yang juga menjabat Ketua Komite Khittah NU.

Berikutnya ada Meutia Farida Hatta, mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan. Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang dan mantan menteri kehutanan, MS Kaban, pakar hukum tata negara Refly Harun, mantan Sekretaris BUMN Said Didu, Rocky Gerung dan mantan anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Yani.

Selain nama-nama di atas, terdapat pula sejumlah tokoh publik yang menjadi deklarator, di antaranya Ichsanuddin Noorsy, Syahganda Nainggolan, Marfuah Musthofa, Nurhayati Assegaf dan sejumlah tokoh lain.

Aksi balas dendam?

Sejumlah politisi, khususnya dari partai koalisi pendukung Jokowi menuding deklarasi KAMI ini merupakan aksi balas dendam orang-orang yang kecewa dengan Jokowi.

Jika menilik sejumlah tokoh yang hadir dan menjadi deklarator, sekilas pembentukan KAMI ini seolah memang buntut dari Pilpres 2019 lalu. Karena, sebagian besar tokoh-tokoh yang terlibat dalam deklarasi dan aksi ini merupakan orang-orang yang kontra Jokowi.

Sebut saja MS Kaban. Politisi PBB yang kerap mengkritik pemerintah ini dalam Pilpres 2019 lalu adalah pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sementara Said Didu dikenal sebagai sosok yang sangat aktif mengkritik dan menyerang pemerintah.

Selain Said Didu, Rocky Gerung juga dikenal keras terhadap pemerintahan Jokowi. Ia kerap mengkritik pemerintah sekaligus koalisi parpol pendukung Jokowi. Beberapa tokoh lain yang terlibat dalam deklarasi juga dikenal "tak ramah" dengan pemerintah dan Jokowi.

Aksi ini juga dinilai tak memiliki sense of crisis. Pasalnya, saat ini pemerintah sedang berjibaku menangani pandemi dan ancaman resesi.

Menurut para pendukung Jokowi, lebih baik tokoh-tokoh yang berbeda pandangan dengan pemerintah tersebut menyampaikan kritik yang membangun dan memberi solusi bukan malah merecoki.

Pemerintah diminta tak menanggapi gerakan ini dan lebih fokus bekerja menangani pandemi dan ancaman resesi.

Pemerintah dan parpol anggota koalisi seyogianya tak perlu nyinyir dan antipati.

Para pendukung Jokowi dan parpol koalisi juga tak perlu buru-buru menuding deklarasi ini merupakan aksi balas dendam atau manuver untuk mendeligitimasi apalagi mendongkel Jokowi. Kritik adalah bagian dari koreksi.

Ada baiknya Jokowi atau parpol koalisi pendukung pemerintah membangun komunikasi dengan para deklarator KAMI guna menguji ‘ketulusan’ gerakan ini sekaligus menggali masukan dan saran guna perbaikan bangsa ke depan.

Sebenarnya apa latar belakang dan motivasi dari deklarasi KAMI? Apa benar kondisi bangsa sudah sangat mengkhawatirkan sehingga perlu diselamatkan?

Apa benar deklarasi KAMI adalah gerakan moral bukan manuver politik sejumlah orang?

Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (19/8/2020), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.00 WIB.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi