KOMPAS.com - Hari ini, 23 Agustus, merupakan hari kelahiran legenda NBA, Kobe Bryant. Kobe Bryant lahir pada 23 Agustus 1978, di Philadelphia, AS, dan besar di Italia.
Pada 26 Januari 2020, dunia kehilangan sosok Bryant, yang meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan helikopter yang ditumpanginya bersama putrinya.
Banyak kenangan soal Kobe Bryant. Ini kisah perjalanan hidup dan kariernya di dunia basket.
Perjalanan hidup
Kobe Bryant menghabiskan 20 tahun kariernya di National Basketball Association (NBA) bersama Los Angeles Lakers.
Ia merupakan anak dari pemain basket profesional selama delapan musim, Joseph Washington "Jelly Bean" Bryant.
Temurun dari sang ayah, Bryant sudah menyukai bola basket sejak berusia 3 tahun.
Saat Bryant berumur 6 tahun, sang ayah keluar dari NBA dan melanjutkan bermain basker di Italia.
Hal itulah yang membuat Bryant menghabiskan masa kecilnya selama delapan tahun di Italia.
Beranjak remaja, Bryant sudah menjadi penggemar LA Lakers.
Kembali ke AS, Bryant bergabung dengan tim basket Lower Merion High School di Ardmore, Philadelphia.
Dalam masa karier amatirnya, Bryant mencetak rata-rata 31,1 poin; 10,4 rebound; dan 5,2 assist.
Selain itu, ia juga menjadi Pennsylvania Player of the Year baik di tingkat junior maupun senior high school atau setingkat SMP-SMA.
Capaiannya itu mengantarkan Bryant menjadi sasaran para pencari bakat dan perekrut dari universitas.
Kemudian, ia mulai mempertimbangkan langsung bermain di NBA setelah melihat Kevin Garnett bermain di NBA Draft pada 1995.
Setelah masuk di NBA, Bryant memperkuat LA Lakers selama 20 musim sejak 1996.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Sabun Cair Dipatenkan Pertama di AS
Karier basket profesional
Jordan bersama Chicago Bulls dan Kobe dengan seragam LA Lakers pertama kali bertemu di lapangan pada 17 Desember 1997.
Meski LA Lakers kalah 83-104, penampilan Bryant sangat menyita perhatian. Ia sukses mencetak 33 poin atau tiga angka lebih sedikit dari yang didapat Jordan.
Statistik ini tentu mengejutkan, karena Jordan adalah superstar NBA kala itu.
Pada musim keduanya bersama Lakers, Bryant menjadi All-Star. Penobatan ini sekaligus membuat dirinya menjadi All Star termuda dalam sejarah NBA.
Cincin juara NBA diraih Bryant pada tahun 2000, 2001, 2002, 2009, dan 2010.
Adapun tiga gelar pertamanya diraih bersama dengan center yang juga pemain legendaris NBA, Shaqquille O'Neal.
Setelah ditinggalkan O'Neal pada 2004, Lakers terus berjuang dengan Bryant tetap menunjukkan performa terbaiknya.
Saat bertanding dengan Toronto Raptors pada Januari 2006, ia berhasil memperoleh 81 poin.
Kemudian, Bryant disebut sebagai The Most Valuable Player dan membawa timnya menuju final NBA pada 2008.
Selain itu, Bryant menjadi pemain terbaik atau MVP untuk musim reguler pada 2008 dan 2009.
Prestasi lainnya yakni ia sebagai pemegang rekor bermain di All Star Game MVP, sebanyak empat kali pada 2002, 2007, 2009, dan 2011.
Tak hanya untuk LA Lakers, Bryant menjadi tulang punggung bagi tim basket AS saat memenangi medali emas Olimpiade 2008 di Beijing, China, dan Olimpiade 2012 di London, Inggris.
Mengakhiri karier basket profesional
Pada musim 2009-2010, Bryant mengalami retak avulsion jari telunjuk, pembengkakan lutut kanan, dan pergelangan kaki kiri terkilir hingga tendon achilles kaki kirinya sobek.
Setahun kemudian, tulang di lutut kirinya patah dan tendon yang melindungi sendi bahu kanan sobek pada 2015.
Kondisi ini yang memutuskan Bryant melepas karier profesionalnya sebagai pebasket.
Setelah pensiun, Bryant merambah dunia investasi.
Bryant membentuk kemitraan dengan pemodal ventura Jeff Stibel untuk meluncurkan perusahan dana investasi senilai 100 juta dollar AS atau setara Rp 1,4 triliun.
Bryan Stipel mengklaim memiliki 10 investasi yang sukses, termasuk Dell dan Alibaba. Kemudian Epic Games, perusahaan pembayaran digital Klarna dan perusahaan produk rumah tangga The Honest Company.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lukisan Mona Lisa Dicuri dari Museum
Tutup usia
Pada akhir Januari 2020, helikopter yang membawa Bryant dan anaknya, serta tujuh penumpang lain mengalami kecelakaan dan menewaskan seluruh penumpang.
Seorang saksi, Jerry Kocharian mengungkapkan, saat itu ia mendengar suara helikopter tidak seperti biasanya.
Tidak lama kemudian terjadi ledakan hebat dan terlihat pusaran api yang besar.
Berdasarkan keterangan Kepolisian Los Angeles, helikopter jatuh sebelum pukul 10.00 di dekat Virgenes Road atau tepatnya selatan Agoura Road.
Bryant dan delapan korban lain melakukan penerbangan tidak sampai satu jam sebelum terjadi kecelakaan.