Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kebijakan Ujian Sekolah Sejumlah Negara di Tengah Pandemi Covid-19...

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
ilustrasi anak belajar
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sejumlah negara di Eropa memutuskan untuk membatalkan, menunda, atau menyesuaikan ujian sekolah karena pandemi virus corona yang masih terjadi di banyak negara.

Namun, ada juga sebagian kecil negara bagian yang melangsungkan ujian kelulusan sekolah.

Dilansir dari The Guardian, 12 Agustus 2020, sebanyak 16 negara bagian di Jerman awalnya mempertimbangkan apakah diperlukan ujian kelulusan sekolah, terutama SMA, untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang kuliah.

Meski sekolah tutup secara nasional, belasan negara bagian sepakat akan tetap melangsungkan ujian kelulusan bagi pelajar SMA.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah siswa protes karena khawatir ancaman kesehatan dan tekanan psikologis.

Namun, ujian tetap dilakukan dengan segelintir siswa yang hadir. Mereka harus berjarak minimal 1,5 meter dan wajib memakai masker.

Baca juga: Klaster Covid-19 di Sekolah Bermunculan, FSGI: Jangan Korbankan Guru dan Siswa

Dalam ujian itu, beberapa negara bagian melaporkan hasil bahwa siswa fokus mengerjakan ujian.

Di Italia, sekitar 500.000 siswa mengambil ujian lisan yang diselenggarakan pada pertengahan Juni.

Ini merupakan momen pertama kalinya mereka kembali ke sekolah sejak belajar dari rumah yang dilakukan sejak awal Maret 2020.

Sementara, Rebuplik Ceko menunda ujian akhir sekolah, dan Perancis membatalkan seluruh program ujian sarjana muda untuk pertama kalinya.

Menteri Pendidikan Perancis, Jean-Michel Blanquer mengatakan, 740.000 siswa akan diberi nilai rata-rata untuk setiap mata pelajaran berdasarkan tugas dan tes selama dua semester pertama.

Selain itu, penguji akan menilai dan menyesuaikan nilai siswa dengan rata-rata nasional dan catatan ujian sekolah sebelumnya.

Baca juga: Sekolah di Zona Kuning Boleh Buka, FSGI Ingatkan Risiko Klaster Baru di Sekolah

Inggris

Di Inggris, melansir Reuters, 20 Agustus 2020, Pemerintah Inggris menghadapi kritik atas kebijakan penilaian ujian sekolah setelah hasil ujian ratusan ribu siswa ditarik.

Protes ini meluas. Sekretaris Pendidikan Gavin Williamson dituduh gagal terkait kebijakan pemberian nilai yang diberikan kepada siswa yang tidak dapat mengikuti ujian karena pandemi Covid-19.

Pihak berwenang menyatakan, mereka akan menghitung ulang nilai BTEC (nilai untuk kualifikasi penjurusan), hanya dalam beberapa jam sebelum siswa menerima hasilnya.

Keputusan diambil setelah pemerintah mengabulkan permintaan dari murid-murid yang menyampaikan protes, para guru, dan anggota parlemen.

Para siswa ini juga meminta Dewan Ujian untuk membuang algoritma yang telah memberikan nilai A- pada hampir 40 persen dari lulusan sekolah pada pekan lalu.

Siswa diberi tahu bahwa mereka sekarang akan diberikan nilai yang telah diprediksi oleh guru mereka berdasarkan penilaian sebelumnya, dan proses itu juga diterapkan untuk siswa junior. 

Menteri Pendidikan Nick Gibb menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.

Ia mengatakan, pihaknya tengah menangani masalah tersebut dengan cepat. Bahkan, mereka bekerja siang-malam untuk menyelesaikan masalah ini.

Baca juga: Pro Kontra Pembukaan Sekolah di AS, Setelah Beredar Foto Siswa Memadati Lorong Sekolah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi