KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersyukur karena angka kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia mencapai 70 persen, dua persen lebih tinggi daripada global yang berada pada angka 68 persen.
"Sampai saat ini di indonesia positif 155.000, tapi kita patut bersyukur yang sembuh 111.000, sudah 70 persen sembuh. Ini di atas rata-rata internasional, alhamdulillah," kata Jokowi, Selasa (25/8/2020).
Dia berharap pencapaian ini terus ditingkatkan, serta diimbangi dengan penurunan kasus baru virus corona dan angka kematian.
Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Arilangga Hartarto juga menyebut tingginya angka kesembuhan ini mencerminkan penanganan virus corona di Indonesia lebih baik dari rata-rata dunia.
Lalu, apa kata ahli epidemiologi?
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan tingkat kesembuhan tidak menjadi salah satu indikator yang ditargetkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Jokowi Bersyukur Kesembuhan Covid-19 RI Lebih Baik dari Global
Sebab, lebih dari 80 persen pasien Covid-19 mengalami kepulihan dengan sendirinya, tanpa memerlukan obat.
"Harus dipahami bahwa kasus pulih ini tidak menjadi indikator dari apa yang ditargetkan oleh WHO," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (25/8/2020).
"Penyakit covid-19 ini memang kasus umumnya tidak bergejala dan bergejala ringan sampai sedang, 80 persen lebih mengalami kepulihan dengan sendirinya tanpa intervensi obat," sambungnya.
Yang penting dalam menangani pandemi
Menurut dia, hal yang harus dijadikan dalam penanganan virus corona adalah menurunkan positive rate hingga di bawah 5 persen dan tes terhadap 1 per seribu orang dalam seminggu.
Selain itu, kata Dicky, sebanyak 80 persen kasus-kasus baru yang dilaporan harus berasal dari tracing.
"Orang-orang yang ditracing itu paling lama 72 jam dari sejak tracing, sudah dites swab dan isolasi. Ini yang menjadi target global," jelas dia.
Dicky menjelaskan hal yang patut diwaspadai dan diperbaiki oleh Indonesia adalah angka kematian yang tergolong tinggi.
Kondisi itu mencerminkan adanya keterlambatan dalam aspek testing, tracing, dan isolasi.
"Ini yang harus diwaspadai dan peringatan serius. Ini tentu tidak bisa kita biarkan, harus kita tingkatkan di semua wilayah dengan ditambah perubahan perilaku," tutur dia.
Kendati demikian, ia mengatakan, tingginya tingkat kesembuhan di Indonesia tersebut juga harus disyukuri bersama.
Sebab, ada peran rumah sakit yang berjuang tanpa henti dalam menangani pasien virus corona di Indonesia.
Dicky mengingatkan, agar pemerintah terus meningkatkan penguatan kuantitas dan kualitas penanganan pandemi virus corona.
"Covid-19 ini masih relatif lama. Sambil kita perkuat program kesehatan masyarakat, kita landaikan kurva hingga vaksin ditemukan," tutup dia.
Berdasarkan data covid19.go.id, Selasa (25/8/2020) malam, jumlah pasien positif virus corona di Indonesia mencapai 157.859 orang.
Dari jumlah tersebut, tercatat sebanyak 112.867 orang pasien (71,5 persen) dinyatakan sembuh.
Sedangkan, pasien Covid-19 yang meninggal tercatat ada sebanyak 6.858 orang (4,3 persen).
Baca juga: Daftar 22 Daerah di Indonesia yang Masih Berstatus Zona Merah Covid-19
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.