Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Letusan Gunung Krakatau Terdahsyat Dimulai

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/BISNIS INDONESIA/NURUL HIDAYAT
Foto udara letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12/2018). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 Wib dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak (sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut).
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Hari ini 137 tahun lalu, tepatnya 26 Agustus 1883, terjadi letusan Gunung Krakatau.

Gunung Krakatau dikenal dunia sejak letusan terbesarnya pada 1883.

Dikutip Harian Kompas, 26 Desember 2018, letusan itu merupakan yang terkuat dalam sejarah, dengan level 6 skala Volcanic Explosivity Index (VEI).

Erupsi Gunung Krakatau dimulai sejak Mei. Lalu, intensitasnya bertambah pada Minggu, 26 Agustus, dan mencapai puncaknya pada Senin, 27 Agustus 1883.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir Live Science, 15 Juli 2017, letusan dahsyat awal Gunung Krakatau terjadi pada Minggu, 26 Agustus 1883 pukul 12.53.

Awan panas dan puing-puing membumbung ke udara setinggi 24 km di atas Perboewatan, pulau paling utara di Kepulauan Krakatau.

Diperkirakan, puing-puing dari aktivitas letusan sebelumnya (20 Mei) telah menyumbat leher kerucut, yang memungkinkan terjadinya tekanan di ruang magma.

Baca juga: Letusan Anak Krakatau Terlihat dari Luar Angkasa, Ini Fotonya

Pada pagi hari tanggal 27 Agustus 1883, terjadi empat letusan dahsyat di Gunung Krakatau.

Suaranya dikabarkan terdengar hingga Perth, Australia, atau sekitar 4.500 kilometer jauhnya.

Bencana itu menenggelamkan Perboewatan dan Danan ke dalam kaldera di bawah laut.

Erupsi Gunung Krakatau itu merupakan letusan gunung berapi paling mematikan dalam sejarah modern. Diperkirakan lebih dari 36.000 orang meninggal.

Sementara itu dikutip Harian Kompas, 27 Agustus 1981, sedikitnya 36.417 orang meninggal dan hilang terseret gelombang atau tertimbun bahan letusan yang dimuntahkan gunung tersebut.

Para korban banyak yang meninggal akibat luka panas akibat ledakan. Ada juga yang menjadi korban tsunami.

Dikutip Harian Kompas, 2 November 2002, bencana tsunami paling dahsyat (hingga 2002) adalah akibat letusan Krakatau 26 Agustus 1883. Tinggi tsunami mencapai 41 meter.

Tsunami ini tercatat sebagai bencana tsunami paling dahsyat dalam sejarah kehidupan manusia dan menjadi perhatian dunia.

Letusan Krakatau juga memengaruhi iklim dan menyebabkan penurunan suhu di seluruh dunia.

Penyebab erupsi

Dilansir History, letusan Gunung Krakatau berasal dari pergerakan lempeng tektonik yang membentuk kerak bumi.

Hal itu terus bergerak melawan satu sama lain di atas lapisan cairan tebal atau mantel.

Catatan, Indonesia terletak di jantung zona subduksi, lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan sebagian Lempeng Asia (Sumatera) saat bergerak ke utara. Sedangkan, Pulau Krakatau berada di Selat Sunda, antara Jawa dan Sumatera.

Sebagai lempeng samudera yang lebih berat, lempeng Indo-Australia meluncur di bawah lempeng benua yang lebih ringan dan lebih tebal (lempeng Asia/Sumatera).

Baca juga: Gempa 5,3 M Guncang Selat Sunda, Ini Hasil Analisis BMKG

Batuan sertamaterial lain yang meluncur bersamanya memanas saat tenggelam di bawah permukaan bumi.

Batuan cair (atau magma) dari bawah mengalir ke atas melalui saluran ini, membentuk gunung berapi.

Pada 1883, ada tiga puncak Krakatau yang berfungsi sebagai jalan keluar untuk ruang magma.

Analisis menunjukkan selama letusan sebelumnya, puing-puing menyumbat leher Perboewatan dan tekanan kemudian terbentuk di bawah penyumbatan.

Setelah ledakan awal membelah ruang magma dan gunung berapi mulai runtuh, air laut yang bersentuhan dengan lahar panas menciptakan bantalan uap panas eksplosif dan membawa aliran lava hingga 25 mil (40 km) dengan kecepatan hingga 62 mph.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi