Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sebut Aturan Jaga Jarak 2 Meter Berdasar Riset yang Kedaluwarsa

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi physical distancing atau jarak fisik
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Selama masa pandemi Covid-19 ini, masyarakat selalu diimbau untuk menaati protokol kesehatan demi terhindar dari infeksi virus corona yang penyebarannya melalui tetesan cairan tubuh.

Salah satu protokol yang sering disebutkan adalah menjaga jarak fisik antar satu sama lain setidaknya sejauh 2 meter. Tentu, tujuannya untuk menghindari terkena droplet seseorang yang kemungkinan terinfeksi virus. 

Namun, ternyata jarak 2 meter yang menjadi minimal jaga jarak fisik disebut berasal dari riset yang sudah lampau atau dianggap kedaluwarsa.

Mereka menulis bahwa beberapa penelitian yang digunakan untuk membenarkan jarak 2 meter pertama kali diterbitkan pada tahun 1897.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara penelitian dari tahun 1940-an dalam asumsi dasar ilmiah tentang aturan satu hingga dua meter untuk mencegah penyebaran virus corona, meskipun "ada keterbatasan dalam akurasi. 

Baca juga: INFOGRAFIK: Pencegahan Penularan Virus Corona

Argumen ini disampaikan oleh para peneliti dalam jurnal BMJ sebagaimana melansir The Journal, Rabu (26/8/2020).

Peneliti dari Oxford University, Nicholas Jones menyebut aturan 2 meter itu didasarkan pada dikotomi yang terlalu sederhana.

"Aturan saat ini tentang jarak fisik yang aman didasarkan pada sains yang sudah ketinggalan zaman," tulis Nicholas Jones, dari Departemen Perawatan Primer Nuffield Universitas Oxford, dikutip dari The Independent (26/8/2020). 

Bisa lebih dari 2 meter

Riset lama hanya menggambarkan perpindahan virus melalui tetesan berukuran besar dan kecil di udara tanpa memperhitungkan jangkauan udara yang dihembuskan.

Padahal, pada kenyataannya proses penularan itu berjalan dengan lebih kompleks dengan melibatkan tetesan cairan dan udara yang dihembuskan yang membawa cairan itu ke titik yang lebih jauh.

Bukti menunjukkan tetesan cairan yang berukuran lebih kecil SARS-CoV-2 dapat melakukan perjalanan lebih dari dua meter melalui aktivitas seperti batuk dan berteriak.

 

Sebaliknya, kelompok tersebut menyarankan agar pemerintah mendasarkan pedomannya pada beberapa faktor yang memengaruhi risiko.

Termasuk jenis aktivitas, pengaturan dalam ruangan versus luar ruangan, tingkat ventilasi dan apakah penutup wajah dikenakan.

Lebih lanjut, tetesan cairan ini bisa menyebar dan melayang di udara hingga 7-8 meter dari pusatnya, atau dari orang yang terinfeksi.

Baca juga: INFOGRAFIK: Macam-macam Penularan Virus Corona

Kondisi berisiko tinggi

Penyebaran itu juga bisa terjadi dalam situasi berisiko tertinggi, seperti ada dalam sebuah bar atau klub malam yang ramai, menjaga jarak fisik lebih dari dua meter dan meminimalkan waktu kunjungan harus dipertimbangkan.

Sementara dalam situasi berisiko rendah, menjaga jarak saja sudah cukup untuk menghindari penularan, artinya tetap mematuhi protokol yang lain namun aktivitas tidak harus dibatasi waktu yang singkat seagaimana di bar.

Baik dengan mencuci tangan, membersihkan permukaan benda secara teratur, memakai masker, dan sebagainya.

“Penjarakan fisik harus dilihat sebagai satu bagian saja dari protokol kesehatan masyarakat yang lebih banyak untuk bisa mengatasi pandemi Covid-19,” kata para peneliti.

Setiap orang juga harus mengupayakan untuk menyinergikan upaya jaga jarak aman dengan protokol kesehatan Covid-19 lainnya agar tidak mendapat paparan virus.

Saat ini, masyarakat Irlandia diminta untuk menjaga jarak sejauh 2 meter dari orang lain ketika di luar rumah. Jika lokasi atau situasi tidak memungkinkan, maka orang-orang harus mengenakan masker.

Baca juga: WHO: Pandemi Corona Melambat, Kecuali di Asia Tenggara dan Mediterania Timur

Harus diterapkan dengan strategi lainnya

Para penulis menambahkan bahwa kebijakan penanganan penyakit harus menyesuaikan dengan kerumitan cara kerja penularan virus.

“Jarak fisik harus dilihat hanya sebagai satu bagian dari pendekatan kesehatan masyarakat yang lebih luas untuk mengatasi pandemi Covid-19,” tulis mereka.

"Ini perlu diterapkan bersamaan dengan strategi gabungan manajemen orang-udara-permukaan-ruang, termasuk kebersihan tangan, pembersihan, hunian dan manajemen ruang dan udara dalam ruangan, dan peralatan pelindung yang sesuai, seperti masker," jelas mereka. 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Waspada Penularan Virus Corona Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi