Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Pengakuan 4 ABK Diduga Alami Penyiksaan di Kapal China

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Anak buah kapal (ABK) World Dream yang diobservasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu terkait virus corona, tiba di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Sabtu (14/3/2020). Sebanyak 188 anak buah kapal diangkut menggunakan KRI Semarang dari Pulau Sebaru Kecil untuk dipulangkan ke keluarga masing-masing.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah unggahan dan video beberapa anak buah kapal (ABK) WNI meminta pertolongan karena diduga mengalami penyiksaan di kapal China, viral di media sosial.

Unggahan tersebut dibagikan oleh akun Facebook Aguzz Jhe Ahmad pada Senin (24/8/2020).

Dalam unggahannya, terdapat satu video mengenai pengakuan para ABK yang dianiaya.

Baca juga: Viral, Video Juru Parkir di Medan Tendang dan Peras Pengendara Motor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut transkrip dari video tersebut:

"Kami disiksa, kami dipukul, ditendang, bahkan mau ditusuk. Dada kami dipukul, pak. perut kami ditendangi, pak.

Jam tidurnya 4-5 jam, jam kerjanya 20 jam lebih, kurang tidur, makan nggak tenang, pak.

Enggak kerja, enggak dikasih makan di sini, pak. Bahkan yang paling parah, kita gak akan digaji, pak.

kita udah 10 bulan di sini, enggak ada nyandar-nyandarnya. Kami finish 2021 bulan 11. tolonglah pak. Kalau nunggu sampai nyandar, kami nggak tahan, kami bisa mati di sini

Tiap hari kami selalu kena pukul, kami dianiaya di sini layaknya hewan, kami ini manusia bukan hewan pak, tolonglah pak sesama WNI saling membantu."

Baca juga: Viral Video Jenazah ABK Indonesia Dilarung di Laut, Bagaimana Aturan Menurut ILO?

Baca juga: Mengapa Perairan Indonesia Jadi Favorit Kapal Asing Pencuri Ikan?

Selain itu, dalam unggahannya tersebut juga tertera sejumlah informasi terkait nama dan agensi kapal.

Nama kapal yakni LIAO YUAN YU 103.

Hingga berita ini diturunkan, unggahan tersebut telah mendapat banyak respons dari warganet, dengan rincian 4.000 lebih orang menyukai, 12.000 berkomentar dan 10.000 kali dibagikan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Titanic Tenggelam, 1.500 Orang Meninggal

Konfirmasi Kompas.com

Mencari tahu kebenaran informasi tersebut, Kompas.com menghubungi pengunggah video tersebut yang memiliki nama asli Muhammad Agus.

Saat dihubungi, Agus membenarkan bahwa dirinya sendiri yang mengunggah video tersebut.

"Benar, yang unggah itu saya dan yang merekam video itu juga saya," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/8/2020).

Baca juga: Viral Siswi SMA Bawa Mobil Range Rover hingga Sosor Pengemudi Ojol di Sleman

Adapun pengakuan itu, lanjut Agus, diketahui saat kapalnya menyuplai bahan bakar ke kapal LIAO YUAN YU 103 pada Senin (24/8/2020) pukul 03.00 waktu setempat.

"Nah saat kami suplai BBM, ada keluhan dari beberapa kru seperti yang saya tulis di Facebook itu, terjadi katanya pemukulan, ada yang kerja 20 jam per hari," imbuh dia.

Selain itu, para ABK WNI hingga kini belum mendapatkan sepeser pun gaji yang seharusnya dapat diterima.

Agus menjelaskan, kapal LIAO YUAN YU 103 merupakan kapal berjenis longline yang digunakan untuk penangkapan ikan tuna.

Baca juga: Mengenal KRI Soeharso, Kapal untuk Evakuasi WNI di World Dream

Tak hanya diderita ABK WNI, penganiayaan juga didera oleh ABK asal China sendiri.

"Penganiayaan itu bukan hanya terjadi pada ABK WNI, tetapi juga menimpa sekitar 5 orang kru dari China. Jadi ada 9 orang yang mendapat penganiayaan," ucap Agus.

Ketika kapalnya melakukan pengisian BBM ke kapal asal China itu, para ABK yang mendapat penyiksaan, sempat meminta pertolongan.

Baca juga: Menyoal Rencana Pemindahan Pasien Covid-19 Surabaya ke Pulau Galang

Para ABK, Agus melanjutkan, meminta untuk dipindahkan ke kapalnya guna dibantu kepulangannya.

"Pas kru kita melakukan pengisian BBM, mereka (ABK) mau ke kapal kami, tetapi saya jelaskan bahwa kapal kami tidak sandar. Tidak bisa pulang walaupun menumpang ke kapal kami, terlebih saat ini corona," kata Agus.

Agus pun memberikan saran kepada ABK WNI untuk menuliskan keluhannya pada secarik kertas untuk selanjutnya diunggah ke media sosial agar didengar otoritas terkait.

"Saya juga videoin mereka, akhirnya itu semua saya unggah di Facebook dan dibagikan banyak orang," imbuh dia.

Baca juga: Ancaman Kelaparan dan Potret Kondisi TKI di Malaysia Saat Pandemi Corona...

Tanggapan Kementerian Luar Negeri

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) juga mengaku telah mendapat informasi yang sama.

Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha mengungkapkan, pihaknya telah menindaklanjuti persoalan tersebut.

"Kemlu telah menerima informasi berupa video mengenai 4 ABK WNI yang bekerja di kapal ikan RRT LIAO YUAN YU 103. Mereka mengaku tidak menerima gaji, jam kerja yang berlebihan, makanan tidak memadai dan mengalami kekerasan," kata Yudha kepada Kompas.com, Kamis (27/8/2020).

Baca juga: Polemik Laut China Selatan di Tengah Pandemi Corona

Judha mengatakan pihaknya juga telah menghubungi pihak agensi, PT RCA, yang tertera dalam unggahan itu. Tetapi, hingga saat ini belum ada tanggapan.

Kemlu, lanjut dia, juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) yang mengeluarkan perizinan penempatan ABK ke luar negeri.

"Hasilnya didapat informasi bahwa PT RCA tidak terdaftar baik di Kemenaker maupun Kemenhub," papar dia.

Judha menyebut perwakilan RI di China juga melakukan koordinasi dengan otoritas setempat. Selain itu, Kemlu mencoba menghubungi akun yang mengunggah video viral tersebut.

"Terus mencoba menghubungi pihak yang mengunggah pertama kali informasi video tersebut ke sosmed untuk mendapatkan informasi lebih detail," imbuhnya.

Baca juga: Viral, Video Kuda Laut Jantan Lahirkan Bayi, Benarkah Demikian?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi