Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Tembak Dahi dengan Thermo Gun Rusak Kelenjar Pineal di Otak

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/RossHelen
Ilustrasi pengukuran suhu tubuh dengan termometer inframerah atau thermo gun untuk cegah penularan virus corona penyebab Covid-19.
|
Editor: Gloria Natalia Dolorosa

KOMPAS.com - Di media sosial, beredar narasi yang menyebutkan cahaya infra merah dari thermo gun yang ditembakkan ke dahi dapat merusak kelenjar pineal di otak.

Di masa pandemi Covid-19 ini, thermo gun kerap kali digunakan untuk mengecek suhu tubuh seseorang sebagai antisipasi pencegahan sebaran Covid-19.

Badan Nasional Keamanan Obat dan Produk Kesehatan (ANSM) Perancis menyatakan bahwa orang yang diuji dengan thermo gun sama sekali tidak terkena paparan radiasi infra merah selama pengukuran suhu.

Informasi bahaya cahaya inframerah dari thermo gun yang beredar tidak benar atau hoaks.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi yang Beredar

Akun Facebook Kevin Karta Admaja pada 20 Juli 2020 menulis soal bahaya penggunaan thermo gun pada dahi. Menurutnya, radiasi yang ditembakkan thermo gun di dahi seseorang dapat merusak otak, termasuk kelenjar pineal di dalam otak.

Akun tersebut menyatakan bahwa prosedur thermo gun diduga sengaja ditembakkan ke dahi untuk merusak otak dan mematikan serta membuat mata ketiga menjadi buta.

"Tetap yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa ditembakkan di dahi ya? Sebab alat tetap mengeluarkan radiasi. Lebih-lebih kebetulan di balik dahi ada kelenjar pineal," tulis akun Kevin Karta Admaja.

Akun Facebook Kimberly Lee juga mengunggah informasi bahaya infra red pada thermo gun. Dalam unggahannya pada 16 Agustus 2020, dia menulis bahwa infrared dapat merusak kelenjar pineal dan kelenjar pituitari yang mengakibatkan masalah psikosomatis.

Masalah psikosomatis itu antara lain diabetes insipidus, sindrom cushing, dan hipopituitarisme.

Benarkah radiasi dari thermo gun yang ditembakkan ke dahi dapat merusak otak?

Penjelasan Medis

Akun Twitter @KemenkesRI pada 23 Juli 2020 menulis bahwa tidak benar thermo gun infra red merusak sel otak.

Lewat laman resmi Kementerian Kesehatan, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan thermal gun tidak berpengaruh terhadap otak.

Thermal gun hanya mengukur suhu tubuh dengan paparan sinar infra merah.

"Tidak menggunakan sinar laser, radioaktif semacam X-ray, hanya (menggunakan) infra red. Berbagai informasi mengatakan thermal gun merusak otak ini adalah statement yang salah,'' katanya, Senin (20/7).

Berdasarkan artikel Kompas.com, Badan Nasional Keamanan Obat dan Produk Kesehatan (ANSM) Perancis menyatakan orang yang diuji dengan thermo gun sama sekali tidak terkena paparan radiasi infra merah selama pengukuran suhu.

Termometer hanya akan menangkap spektrum inframerah atau radiasi yang dipancarkan tubuh manusia melalui lensa pada sensor.

Peneliti ilmu saraf di Institut Inserm Perancis, Gabrielle Girardeau, mengatakan kelenjar pineal ini berada terlalu dalam di otak sehingga tidak dapat dijangkau sinar infra merah, meski diarahkan langsung.

"Cahaya memiliki kapasitas yang sangat rendah untuk menembus penghalang yang dibentuk oleh tengkorak, bahkan jika panjang gelombang inframerah lebih mudah menembus," katanya.

Kelenjar pineal berada di tengah otak, mengandung pinealocytes yang memproduksi hormon melatonin dan sel glial yang merupakan jenis sel otak tertentu yang mendukung neuron (sel yang mengirimkan informasi ke sel lain).

Kelenjar pineal adalah kunci waktu internal tubuh karena mengatur ritme harian tubuh, termasuk sinyal untuk membuat kita merasa lelah, tidur, bangun dan merasa waspada di waktu yang sama setiap hari.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi di media sosial mengenai bahaya infra merah thermo gun pada kelenjar pineal di otak tidak benar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi