Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Infeksi Ulang Virus Corona pada Pasien Sembuh, Ini Penjelasan WHO

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 termasuk penyakit yang baru. Banyak ahli mengaku masih banyak yang belum diketahui terkait penyakit ini. 

Mulai dari gejala yang masih bertambah, dampak penyakit ini, termasuk juga penelitian vaksin dan obat yang ampuh menyembuhkan. 

Salah satu di antara yang juga masih perlu diteliti adalah potensi infeksi ulang virus corona pada pasien yang telah dinyatakan sembuh. 

Sebelumnya telah ada laporan mengenai adanya kasus infeksi ulang atau orang yang kembali positif virus corona setelah sebelumnya dinyatakan sembuh atau negatif Covid-19. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut ini sejumlah hal yang perlu diketahui soal infeksi ulang virus corona.

Baca juga: Kasus Infeksi Ulang Covid-19, Bagaimana Peran Imun pada Paparan Kedua?

Kekebalan dari virus

Dilansir dari The Guardian, jika ada yang mengatakan tubuh kita akan kebal virus setelah terpapar, sebenarnya tidak demikian faktanya. Tubuh kita memiliki sistem tertentu yang tidak ramah untuk virus corona masuk untuk kedua kalinya.

Setelah sembuh dari infeksi yang pertama, ada banyak sel-sel dalam tubuh yang tidak akan berubah meski virus telah dibasmi oleh sistem imun.

Salah satunya sel yang menjadi tempat virus menempel dan masuk ke dalam organ tubuh.

Sel-sel ini tidak mengalami perubahan untuk mencegah terjadinya infeksi di waktu yang akan datang.

Jika pun infeksi kembali terjadi, maka virus akan berumur pendek dan infeksi akan berkurag sebelum penderita mengalami gejala lebih lanjut, sehingga bisa jadi seseorang tidak menyadari sama sekali bahwa dirinya tengah terinfeksi untuk kedua kalinya.

Baca juga: Ilmuwan Hong Kong Laporkan Kasus Infeksi Ulang Virus Corona

Potensi infeksi ulang

Pimpinan teknis untuk Covid-19 dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Maria Van Kerkhove menyampaikan infeksi ulang masih dimungkinkan terjadi, meski seseorang yang telah sembuh dari Covid-19 sudah memiliki antibodi tersendiri di dalam tubuhnya.

Menurutnya sebagaimana dikutip dari Fox News, tidak diketahui secara pasti berapa kuat imun tubuh dari virus corona dan berapa lama dia akan bertahan.

Terkait hal itu, Kherkove tetap mengimbau orang-orang tetap mempraktikkan penjarakan fisik, etika bersin, dan panduan kesehatan lain yang berlaku.

Laporan pertama yang berhasil tercatat soal infeksi ulang virus corona terjadi pada seorang pria berusia 33 tahun dari Hong Kong.

Pertama, ia menderita Covid-19 pada April lalu yang kemudian dinyatakan sembuh. Lalu, ia kembali terdeteksi positif terinfeksi virus corona saat ada di bandara sepulang dari perjalanan ke Spanyol.

3 kemungkinan infeksi kedua

Jika seseorang kembali terpapar virus corona untuk yang kedua kalinya, maka ada 3 kemungkinan yang mungkin terjadi.

Pertama, muncul gejala yang lebih buruk dari infeksi sebelumnya yang mengarah ke penyakit yang lebih parah.

Namun sejauh ini belum ada bukti yang cukup kuat untuk hipotesis pertama, meski jumlah kasus di seluruh dunia sudah mencapai angka puluhan juta kasus.

Baca juga: Korea Selatan Laporkan Dugaan Infeksi Ulang Virus Corona, WHO: Kami Belum Tahu

Kedua, akan terjadi gejala yang sama seperti infeksi pertama.

Jika ini yang terjadi, kemungkinan besar tubuh tidak menyimpan memori imunologi yang memadai dari infeksi pertama, sehingga tidak ada cukup pertahanan untuk melindungi diri dari infeksi ulang di masa depan.

Terakhir, ada perbaikan gejala yang mengarah ke keluhan yang lebih ringan atau bahkan tidak ada sama sekali keluhan.

Kemungkinan ketiga bisa terjadi ketika seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, yang meproduksi antibodi dan respons memori yang bertahan cukup lama. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi