Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lebah Madu Mati Setelah Menyengat?

Baca di App
Lihat Foto
Induk lebah serigala tengah membawa lebah madu hasil buruannya menuju sarang untuk dijadikan makanan bagi larva lebah
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Lebah sering kali dihindari karena dikhawatirkan akan menyengat. Padahal, sebenarnya, lebah hanya menyengat saat merasa terancam, termasuk lebah madu.

Lebah madu (honey bee) memiliki alat penyengat yang berduri.

Alat sengat lebah sendiri terdiri atas stylet atau jarum dan dua lancet atau pisau, serta kantung racun. 

Oleh karena itu, sengatan lebah madu tentu juga akan terasa sakit dan dapat menyebabkan bengkak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Cara Mengatasi Sengatan Tawon Vespa affinis dan Pencegahannya...

Namun, konon, setelah menyengat manusia, lebah madu akan mati. Benarkah demikian?

Mati setelah menyengat

Lebah madu tergolong jarang menyengat, kecuali jika berada dalam bahaya seperti terinjak atau kondisi lainnya.

Dan jika menyengat, lebah madu pun akan mati.

Alat penyengat lebah madu terdiri atas dua pisau (lancet) berduri. Saat menyengat, lebah madu tidak dapat menarik kembali alat sengatnya.

Oleh sebab itu, alat sengat lebah madu tertinggal pada objek atau kulit yang disengat.

Baca juga: Teror Hewan Sepanjang 2019: Tawon Ndas, Harimau, hingga Ular Kobra

Dampak sengatan

Selain alat sengat, lebah madu juga turut meninggalkan bagian dari saluran pencernaannya, otot, dan saraf.

Melansir Science Focus, saat lebah madu terus berusaha menarik alat sengatnya dengan kuat, bagian perut lebah justru robek dan terbuka. 

Kondisi inilah yang akhirnya menimbulkan lebah madu mati setelah menyengat. 

Namun, meskipun lebah madu penyengat telah mati, sekelompok sel saraf mengoordinasikan otot penyengat yang tertinggal. 

Baca juga: Saat Serangan Tawon Ndas Mengganas di Jawa Tengah...

Alat sengat yang berduri pun terus masuk ke dalam obyek atau kulit yang disengat dan katup otot memompa racun dari kantung racun yang juga menempel serta mengalirkannya masuk ke luka.

Mekanisme ini dapat berlangsung selama beberapa menit setelah lebah madu pergi atau mati.

Oleh karena itu, penting untuk segera mengeluarkan sengat tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa tidak terlalu penting bagaimana caranya.

Sebab, menunda mengeluarkannya dapat menyebabkan dampak yang semakin merusak. 

Baca juga: Mengenal Tawon Vespa affinis dan Bahaya Sengatannya...

Mekanisme perlindungan

Mengutip Earth Sky, meskipun seekor lebah mati setelah menyengat, dilihat dari perspektif evolusioner, mekanisme ini menjadi masuk akal.

Karena lebah pekerja yang mati tersebut tidak lagi dapat bereproduksi, satu-satunya cara untuk memastikan kelangsungan generasi adalah dengan melindungi sarangnya.

Saat seekor lebah menyengat, ia akan mengeluarkan campuran feromon peringatan dari kelenjar di dekat ruang sengatan.

Baca juga: Bisa Sebabkan Kematian, Ini Pertolongan Pertama Tersengat Tawon Ndas

Feromon merangsang lebah lain di dalam sarang dan mereka akan menyengat apa pun yang bergerak di dekat mereka.

Proses meninggalkan bagian tubuh sebagai bentuk pertahanan (pada kasus lebah madu, yaitu perut) disebut sebagai autotomi.

Contoh lain dari hewan yang melakukan autotomi adalah kadal atau cicak yang ekornya terlepas dan kepiting yang meninggalkan capitnya saat terancam.

Baca juga: Cara Mengatasi Sengatan Tawon Vespa affinis dan Pencegahannya...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tawon Vespa Affinis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi