Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Dokter Gugur Akibat Covid-19, Apa yang Perlu Dievaluasi?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Indonesia berduka. Sebanyak 100 orang dokter meninggal dunia karena terinfeksi virus corona.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membenarkan informasi tersebut.

"Betul, Ketua Umum IDI juga sudah memberikan ucapan khusus untuk 100 sejawat yang gugur," kata Humas PB IDI, dr Halik Malik, Senin (31/8/2020).

Di Indonesia, per Senin (31/8/2020), tercatat ada sebanyak 174.796 orang yang terinfeksi virus corona. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari jumlah itu, 125.959 orang sembuh, namun 7.417 lainnya meninggal dunia. Sehingga pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan ada 41.420 orang.

Terkait dengan 100 orang dokter meninggal, ahli patologi klinis sekaligus Wakil Direktur RS UNS Hartono, Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan diperlukan sinergitas untuk melindungi para tenaga kesehatan.

Sebab, Covid-19 yang menyerang para dokter dan tenaga kesehatan tidak hanya terjadi dari rumah sakit, tetapi juga dari lingkungan masyarakat.

"Kita harus jujur, selama di rumah sakit dokter memakai APD lengkap. Tapi kehidupan mereka kan tidak hanya di rumah sakit, mereka juga hidup di tengah masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial," kata Tonang kepada Kompas.com, Senin (31/8/2020).

Baca juga: 100 Dokter Meninggal akibat Corona, Epidemiolog Nilai Kerugian Besar Bagi Indonesia

Tonang mengakui  Indonesia saat ini berada dalam dua kondisi yang kontradiktif, yaitu belum mampu mengendalikan Covid-19 tetapi kejenuhan masyarakat mulai muncul.

Kejenuhan masyarakat ini bisa dibuktikan dengan aktivitas yang kembali normal, seperti sebelum adanya Covid-19 dan pengabaian terhadap protokol kesehatan.

Bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya, kejenuhan ini juga membuat tingkat kewaspadaan mereka berkurang.

"Ini semua berpacu menjadi satu sehingga memunculkan satu kondisi yang tidak diinginkan, di mana banyak terjadi tenaga kesehatan harus meninggal," jelas dia.

"Bukan mengatakan tenaga kesehatan tidak disiplin, tapi situasi hari ini membuat banyak dokter lelah dan jenuh," sambungnya.

Disiplin

Oleh karena itu, menurut Tonang yang harus dilakukan sekarang adalah meningkatkan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan semua pihak saat beraktivitas.

Hal tesebut, ia mengatakan sangat diperlukan dalam melindungi satu sama lain, khususnya tenaga kesehatan.

Sebab, tingkat penyebaran virus corona di antara tenaga kesehatan paling tinggi pada titik-titik tersebut.

Tonang bersyukur kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan sudah ada, meski belum maksimal.

"Nah menurut saya ciri-ciri baik ini kita perkuat supaya menjadikan wacana baru untuk menanggulangi kejenuhan yang sudah ada," tutur Tonang.

Terlepas dari semua itu, dia juga mengajak semua pihak tidak saling menyalahkan, tetapi saling mendorong dalam memaksimalkan penerapan protokol kesehatan.

"Kita coba temukan mana yang kurang, kemudian kita perbaiki. Masyarakat harus taat, tenaga kesehatan juga harus jaga diri. Ini harus kita pertemukan," tutupnya.

Baca juga: 100 Dokter Meninggal Selama 6 Bulan Pandemi Covid-19, Ini Nama-namanya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi