Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Jamu Menjadi Tuan di Negeri Sendiri

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Penjual jamu keliling Tidar (kanan) dengan menggunakan masker dan pelindung wajah melayani pembeli di kawasan Pasar Baru, Jakarta, Selasa (9/6/2020). Tidar menerapkan protokol kesehatan jelang pemberlakuan protokol tatanan normal baru di Jakarta untuk tetap mencari nafkah.
Editor: Heru Margianto

DI penghujung bulan Agustus 2020 sebagai yang dipercaya untuk Ketua Dewan Pengawas Gabungan Pengusaha Jamu, saya memperoleh kehormatan untuk memberi Kata Sambutan pada webinar nasional dengan tema “Penelitian Jamu Modern Berkualitas Untuk Kesehatan Masyarakat dan Ekspor”.

Setia jamu

Di tengah suasana serba gengsi akibat wabah xenomaniak alias tergila-gila serba asing maka berbagai pihak berusaha mengganti istilah jamu dengan anekaragam terminiologi bahasa asing agar terkesan keren seperti herbal, fitofarmaka, homeopati, obat tradisional dan lain sebagainya maka keteguhan nasionalisme panitia penyelenggara webinar terbukti konsisten dan konsekuen tetap setia menggunakan istilah jamu sungguh layak dihormati dan dihargai sebagai suatu ungkapan gelora semangat kebanggaan nasional.

Ekspor

Karena sasaran utama webinar GP Jamu hari ini adalah ekspor jamu maka karena telah banyak pemgusaha jamu sudah berjaya ekspor produk jamu, maka saya membatasi diri dengan memberi sebuah saran saja yaitu belajar dari negeri China.

Pemerintah China secara nyata resmi mendukung ekspor obat tradisional China ke mancanegara termasuk Indonesia dengan melakukan hubungan diplomatik melalui kedutaan China di Indonesia dan Depkes China untuk mendukung promosi ekspor jamu China ke Indonesia yang memiliki diaspora China cukup kuat terdiri dari warga keturunan China di Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara resmi Pemerintah China mendukung ekspor jamu China dengan menegaskan jamu China adalah warisan kebudayaan China yang mandiri dan berdaulat tanpa sudi tunduk kepada kaidah kaidah obat farmasi dan kedokteran Barat.

Maka terbukti jamu China berhasil masuk ke pasar Indonesia secara leluasa bahkan resmi diberikan kepada para pasien di wisma atlet sebagai RS pusat penanggulangan Corona tanpa harus melalui uji klinik.

Yang paling dahsyat menggetar sukma adalah betapa pemerintah China telah menyusun UU yang khusus melindungi obat tradisional China dari pelecehan dan penghinaan dari para antipatisan obat tradisional China dengan sanksi hukuman pidana!

Kedaulatan jamu

Dari cendekiawan sahabat jamu yang sepenuhnya mendukung harkat dan martabat jamu untuk menjadi tuan di negeri sendiri, Prof Agus Purwadianto, saya memperoleh berita membahagiakan bahwa pemerintah sedang cermat dan seksama membahas Rancangan Perpres Pemanfaatan Jamu dan RUU Jamu.

Maka besar harapan jutaan pencinta jamu dan puluhan ribu pengusaha jamu Indonesia termasuk para jamu-gendong bahwa Pemerintah Indonesia khususnya Kemenkes, BPOM, Kemendikbud dan Kemenlu tidak kalah dahsyat ketimbang pemerintah China dalam perjuangan gigih mendukung, membela dan melindungi ekspor jamu Indonesia sebagai warisan kebudayaan kesehatan Nusantara kebanggaan bangsa, negara dan rakyat Indonesia ke mancanegara.

Dengan dukungan terpadu dari Kemenkes, BPOM, Kemendikbud, Kemenlu dan seluruh kementerian di bawah koordinasi KemenkoPMK maka dapat diyakini bahwa jamu Indonesia tidak kalah dari jamu negara mana pun akan gilang gemilang berjaya di mancanegara.

Upaya mandraguna yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan ekspor jamu serta menegakkan kedaulatan jamu adalah persatuan dan kesatuan pemerintah dengan seluruh rakyat Indonesia dalam mendukung ikhtiar mengajukan jamu sebagai mahakarya peradaban kesehatan Nusantara untuk diakui oleh UNESCO sebagai warisan kebudayaan Indonesia yang dipersembahkan kepada masyarakat dunia. Merdeka!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi