Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Informasi soal Beda Batuk Gejala Covid-19 dan Penyakit Lain

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/AKBAR BHAYU TAMTOMO
Ilustrasi klarifikasi
|
Editor: Gloria Natalia Dolorosa


KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial mengenai perbedaan gejala pernafasan Covid-19 dan penyakit lain yang dikaitkan dengan Departemen Patologi AIIMS.

Informasi tersebut keliru, atau ada yang tidak tepat. Hingga berita ini ditayangkan, Selasa (1/9/2020), AIIMS tidak mempublikasikan informasi seperti yang diklaim dan beredar di media sosial.

Narasi yang beredar

Informasi soal gejala pernapasan terhadap orang yang terpapar virus corona beredar di media sosial. Gejala pernapasan terkait Covid-19 itu dibandingkan dengan gejala pernapasan pada penyakit lain.

Informasi tersebut, salah satunya, dimuat akun Facebook Lilies Louisya pada Selasa (1/9/2020). Berikut narasi unggahannya:

"JUST TO KNOW...
KENALI PERBEDAANYA...
in Bapak/Ibu meneruskan dr Dinas kesehatan sbb
Harap Perhatikan Perbedaannya !!! (Supaya tidak berprasangka buruk)
1. Batuk kering + Bersin = Polusi udara.
2. Batuk + Lendir + Bersin + Pilek = Pilek biasa.
3. Batuk + Lendir + Bersin + Pilek + Sakit tubuh + lemah + Demam ringan = Flu.
4. Batuk kering + Bersin + Nyeri tubuh + lemah + Demam tinggi + Kesulitan bernapas + Hilangnya indra pengecap dan perasa = Corona virus.
Departemen patologi AIIMS,
Din. Kes.
--------------------------------------------------
ini kiriman dari Din. Kes. tolong di share ke wadah dan komunitas masing-masing"

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi ini juga dimuat akun Facebook yang lain. Misalnya saja, Imam Ahmadi. Di akunnya, Imam Ahmadi menambahkan pesan agar tidak terburu-buru melakukan tes swab atau rapid tes kecuali jika terkena gejala sakit di posisi nomor 4.
Berikut tampilan unggahannya:

Akun Facebook lain turut membagikan konten serupa. Sebut saja Tutchi Uty dan Andy Ikha Umma Naqieb.

Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, ditemukan konten yang sama ditulis menggunakan bahasa Inggris. Unggahan itu ada di akun Facebook Jimoh Usaini pada 23 Agustus 2020 dan akun Facebook Abdul Qayum Qayumi pada 31 Maret 2020.

Dua unggahan tersebut mengklaim bahwa informasi perbedaan gejala pernapasan itu dikeluarkan Pathology Department AIIMS, Delhi.

Klarifikasi

Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri website resmi AIIMS New Delhi. AIIMS New Delhi ialah sekolah kedokteran, rumah sakit, dan universitas riset kedokteran di New Delhi, India.

Di laman AIIMS New Delhi tidak ditemukan pernyataan seperti diklaim pada konten unggahan akun Facebook yang disebut di atas.

Demikian pula di laman AIIMS khusus informasi Covid-19, yakni AIIMS.

AIIMS telah menerbitkan buklet berjudul "Covid-19 - Be Careful, not fearful" yang bertujuan mematahkan mitos seputar virus corona.

Di dalamnya termuat informasi tentang gejala penderita virus corona, perawatan bagi penderita virus corona, cara melindungi diri dari Covid-19, hingga mitos seputar corona.

Dalam buklet setebal 20 halaman itu, AIIMS menulis bahwa gejala umum penderita Covid-19 yakni demam, sakit tenggorokan, batuk, dan sesak napas. Gejala ini mirip dengan gejala infeksi virus lain seperti flu biasa.

Covid-19 bisa menyebar dari tetesan bersin atau batuk penderita Covid-19. Bila ada orang lain di dekatnya menghirup tetesan itu atau menyentuh tetesan lantas memegang wajah, mata, atau mulutnya, dia bisa terinfeksi Covid-19.

"Kemungkinannya lebih besar bila seseorang berada dalam jarak kurang dari 1 meter dari orang yang terinfeksi," tulis AIIMS dalam bukletnya.

Badan Kesehatan Dunia, WHO, dalam laman resminya menulis bahwa gejala umum yang paling banyak menimpa penderita Covid-19 yakni demam, kelelahan, dan batuk kering.

Beberapa penderita Covid-19 kemungkinan mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, atau sakit tenggorokan. Gejala ini biasanya ringan dan dimulai secara bertahap.

Dikutip dari Kompas.com, ada sejumlah perbedaan antara batuk pada penderita influenza dan batuk pada orang yang terjangkit virus corona.

Batuk yang terjadi pada orang yang menderita influenza kerap terjadi secara tiba-tiba dan penderita akan sembuh dalam waktu relatif singkat, kurang dari 2 minggu. Gejala itu disertai pilek dan bersin-bersin.

Sementara, penderita Covid-19 tidak mengalami hal itu. Jadi, jika seseorang menunjukkan batuk yang disertai dengan pilek dan sebelum batuk dimulai dengan fase bersin, dimungkinkan ia terkena flu biasa.

Direktur Klinis dari Patientaccess.com, Dr Sarah Jarvis, membeberkan gejala batuk yang mengindikasikan seseorang menderita Covid-19. Berikut rinciannya:

Batuk kering yang terjadi terus menerus

  • Batuk kering terjadi setidaknya dalam waktu setengah hari.
  • Batuk ini tidak terjadi sesekali hanya karena Anda berdehem atau ada sesuatu yang menyangkut di tenggorokan.
  • Batuk ini adalah sesuatu yang baru dirasakan oleh penderitanya. Artinya, bukan batuk seperti yang biasa dirasakan, misalnya karena seseorang terbiasa merokok kemudian sering batuk, dan sebagainya.

Batuk kering tidak berdahak

  • Meskipun penderita batuk kering tidak bisa disebut 100 persen adalah penderita Covid-19, namun jenis batuk ini lebih berpotensi menjadi gejala Covid-19 daripada batuk basah yang menghasilkan dahak.

Disebutkan, 67,7 persen pasien yang terkonfirmasi sebagai penderita Covid-19 menunjukkan gejala batuk kering ini, sehingga tak jarang disebut sebagai gejala kunci.

Oleh karena itu, Anda yang mengalami batuk kering seperti ini disarankan untuk melakukan isolasi diri secara mandiri sebagai langkah preventif menularkan virus ke orang lain.

Kesimpulan

Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, unggahan mengenai perbedaan gejala pernapasan Covid-19 dengan penyakit lain yang beredar di media sosial dan mengaitkannya dengan AIIMS keliru. Hingga saat ini AIIMS tidak mengeluarkan informasi seperti yang beredar di media sosial.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi