Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona di Dunia 2 September: 25,8 Juta Orang Terinfeksi | Gedung Putih Kecam WHO

Baca di App
Lihat Foto
TT via REUTERS/STINA STJERNKVIST via ABC INDONESIA
Swedia mengalami wabah virus corona yang lebih lama dengan persentase korban jiwa lebih tinggi di kawasan Skandinavia.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.

Melansir data dari laman Worldometers, hingga Rabu (2/9/2020) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 25.887.831 (25,8 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 18.170.112 (18,1 juta) pasien telah sembuh, dan 860.243 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 6.857.476 dengan rincian 6.796.364 pasien dengan kondisi ringan dan 61.112dalam kondisi serius.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Saran IDI dan Sulitnya Mencari Kamar Perawatan Covid-19...

Berikut 10 negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak:

1. Amerika Serikat, 6.255.616 kasus, 188.861 orang meninggal, total sembuh 3.483.920.

2. Brasil, 3.952.790 kasus, 122.681 orang meninggal, total sembuh 3.159.096.

3. India, 3.766.108 kasus, 66.460 orang meninggal, total sembuh 2.898.087.

4. Rusia, 1.000.048 kasus, 17.299 orang meninggal, total sembuh 815.705.

5. Peru, 657.129 kasus, 29.068 orang meninggal, total sembuh 471.599.

6. Afrika Selatan, 628.259 kasus, 14.263 orang meninggal, total sembuh 549.993.

7. Kolombia, 624.069 kasus, 20.052 orang meninggal, total sembuh 469.557.

8. Meksiko, 599.560 kasus, 64.414 orang meninggal, total sembuh 416.738.

9. Spanyol, 470.973 kasus, 29.152 orang meninggal.

10. Argentina, 428.239 kasus, 8.919 orang meninggal, total sembuh 308.376.

Baca juga: 100 Dokter Meninggal akibat Covid-19, Apa Saja Dampaknya?

Indonesia

Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Selasa (1/9/2020) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 2.775. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 171.571 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 2.098 orang.

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 128.057 orang.

Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 88 orang.

Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 7.505 orang.

Baca juga: Sejumlah Kejanggalan dalam Penanganan Kasus Jaksa Pinangki

Kolombia

Kolombia mencabut penguncian, menghapus sebagian besar pembatasan setelah diterapkan selama lebih dari lima bulan.

Mengutip Al Jazeera, Selasa (1/9/2020), perlu diketahui, pembatasan yang diterapkan Kolombia merupakan yang terpanjang di Amerika Latin.

Beberapa bandara dibuka kembali, bus mulai melakukan perjalanan antar kota di seluruh negeri, sementara restoran, pusat kebugaran, dan hotel juga telah bersiap menyambut tamu.

Presiden Kolombia Ivan Duque telah secara bertahap mengaktifkan kembali ekonomi di negara yang telah mengonfirmasi lebih dari 615.000 kasus Covid-19.

Baca juga: Selain PJJ, Adakah Metode Pembelajaran Lain yang Bisa Diterapkan?

Bhutan

Masih dari sumber yang sama, Bhutan, juga secara bertahap telah mencabut penguncian guna menghentikan penyebaran Covid-19.

Bhutan merupakan suatu kerajaan terpencil di Himalaya, pada Selasa (1/9/2020), mengambil langkah pertama untuk mencabut penguncian akibat Covid-19, dengan pertimbangan ada penularan komunitas yang telah menyusut.

"Pengalaman di banyak negara mengungkapkan lonjakan kasus Covid-19, sebagian besar terdeteksi pada minggu kedua setelah penguncian," kata Perdana Menteri Lotay Tshering.

"Itulah mengapa strategi pembukaan kembali kami harus bertahap," imbuhnya.

Negara berpenduduk 750.000 orang tersebut, menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang belum mencatat kematian akibat Covid-19 sejauh ini telah mencatat 225 infeksi.

Baca juga: Deretan Produk yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Obat Herbal hingga Kalung Antivirus Corona

Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab (UEA) melaporkan lebih dari 500 kasus baru untuk hari kedua secara berturut-turut.

Hal itu setelah terjadi peningkatan kasus di pusat keuangan Timur Tengah.

Kantor komunikasi pemerintah mengatakan di Twitter ada 574 infeksi baru tetapi tidak ada kematian dalam 24 jam sebelumnya.

Dilaporkan 541 infeksi baru dan dua kematian dilaporkan sehari sebelumnya.

Sekolah-sekolah di UEA dibuka kembali minggu ini, meskipun beberapa hanya akan melanjutkan pembelajaran jarak jauh setelah terjadi kasus di antara karyawan sekolah.

Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021

Gedung Putih kecam WHO

Gedung Putih pada Selasa (1/9/2020), menolak kekhawatiran yang diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setelah seorang pejabat kesehatan AS mengatakan vaksin virus corona mungkin disetujui tanpa menyelesaikan uji coba penuh.

"Amerika Serikat akan terus melibatkan mitra internasional kami untuk memastikan kami mengalahkan virus ini, tetapi kami tidak akan dibatasi oleh organisasi multilateral yang dipengaruhi oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan China yang korup," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere dalam sebuah pernyataan.

"Presiden tidak akan mengeluarkan biaya untuk memastikan bahwa setiap vaksin baru mempertahankan standar emas FDA kami sendiri untuk keamanan dan kemanjuran, diuji secara menyeluruh, dan menyelamatkan nyawa," imbuh dia.

Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...

Sementara itu dikutip dari Reuters (2/9/2020), Komisaris FDA Stephen Hahn mengatakan pihaknya siap untuk mengesahkan vaksin virus corona sebelum uji klinis tahap tiga selesai, selama para pejabat yakin bahwa manfaatnya lebih besar daripada risiko.

Hal itu diungkapkannya kepada Financial Times, pada Minggu (30/8/2020).

Sementara itu, Kepala Program Kedaruratan WHO, Mike Ryan menegaskan, pergerakan yang terburu-buru dengan membuat vaksin tersedia secara luas dapat menimbulkan risiko.

"Jika Anda bergerak terlalu cepat untuk memvaksinasi jutaan orang, Anda mungkin akan kehilangan efek samping tertentu," kata dia.

Baca juga: Uji Klinis Fase 3 Baru Dimulai, Kenapa 50 Juta Bulk Vaksin Covid-19 Sudah Mulai Diterima November?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tingkat Risiko Kegiatan pada Masa Pandemi Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi