Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kebakaran Besar London Terjadi, 13.200 Bangunan Hancur

Baca di App
Lihat Foto
Giulio Thuburn / AFP
Sebuah gedung apartemen berlantai 27 di London terbakar pada Rabu (14/6/2017).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hari ini 354 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 2 September 1666, kebakaran besar terjadi di London.

Dikutip History, percikan api dimulai pada Minggu, 2 September 1666, dari sebuah toko roti Pudding Lane milik Thomas Farriner.

Sebelum tidur malam itu, Farriner telah melakukan pemeriksaan akhir di toko rotinya dan menyapu bara api di ovennya. Terakhir dia membuat biskuit kapal untuk angkatan laut Raja Charles II.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pangeran Charles Resmi Bercerai dengan Putri Diana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Farriner bersumpah bahwa oven telah padam ketika dia beranjak ke lantai atas apartemen. Tetapi, sepertinya bara belum padam dan menyalakan api.

Sekitar pukul 1 dini hari, Farriner terbangun dan mendapati rumahnya terbakar. Dia dan putrinya selamat dengan keluar dari jendela lantai atas dan merangkak di selokan menuju rumah tetangga.

Pelayannya melarikan diri juga. Meski ada satu pelayan wanita muda yang tewas karena asap dan api.

Baca juga: Beberapa Catatan soal Resesi Inggris...

Kebakaran hebat

Pada saat Farriner bergabung dengan kerumunan yang berkumpul di Pudding Lane, api telah menghabiskan sebagian besar rumahnya.

Beberapa tetangga membentuk brigade dan menyiramkan air dengan ember. Tapi kebanyakan hanya berdiri diam atau bergegas pulang untuk mengamankan barang berharga mereka.

Kebakaran hebat dipicu oleh angin timur yang kuat. Api dari toko roti segera menyebar ke bangunan lain di Fish Street. Sebuah hotel bernama Star Inn juga terbakar.

Baca juga: Analisis BMKG soal Puncak Kemarau di Bulan September...

Api juga mencapai gudang pasokan kapal dan memanaskan beberapa barel tar, yang meledak dan menghujani lingkungannya.

Selain itu api juga menghancurkan setengah bangunan dan kincir air di jembatan London.

Api lalu bergerak ke selatan menuju Sungai Thames dan menghabiskan setiap bangunan yang dilewatinya.

Saat matahari terbit, kobaran api tak terkendali menyentuh seberang tepi laut Thames.

Baca juga: Tak Hanya di Jambi, Langit Merah Pernah Terjadi di London karena Badai Ophelia

Warga panik

Seorang pegawai negeri, Samuel Pepys, menulis tentang warga London yang panik.

Mereka tinggal di rumah sampai api menyentuh mereka, lalu berlari ke perahu atau memanjat dari sepasang anak tangga di tepi sungai ke yang lain.

Orang lain membuang barang-barangnya ke Sungai Thames untuk menyelamatkannya.

Baca juga: Selain Indah, Embun Es di Dieng Juga Bermanfaat bagi Petani, Simak Penjelasannya...

Seiring berlalunya hari, angin terus menyala dan beralih ke barat hingga ke pusat kota London.

Pepys menggambarkan kebakaran itu sebagai "nyala api berdarah yang paling mengerikan", membentang lebih dari satu mil.

“Itu membuat saya menangis melihatnya,” tulisnya.

Api berlanjut hingga 5 September 1666. Rumor menyebar dengan liar, menyebut Inggris terlibat dalam Perang Inggris-Belanda Kedua.

Baca juga: Dari Perang hingga Wabah Penyakit, Ini 4 Peristiwa yang Pernah Sebabkan Penyesuaian Ibadah

Spekulasi kobaran api

Penduduk London yang panik segera mulai berspekulasi bahwa kobaran api itu adalah hasil pembakaran oleh agen musuh atau teroris Katolik.

Api padam pada 5 September sore hari dan sebagian besar padam keesokan harinya. Lebih dari empat per lima London hancur.

Secara keseluruhan, kebakaran besar itu telah menghancurkan 13.200 bangunan dan menyebabkan sekitar 100.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: Deretan Kejadian di Gedung Kejaksaan Agung, dari Kebakaran hingga Temuan Bom Saat Pemeriksaan Djoko Tjandra

Lebih dari 400 hektar kota telah terbakar, menyisakan gurun batu hangus dan balok kayu yang membara. Mengenai jumlah korban, dilaporkan hanya 16 orang yang tewas.

London telah terbakar beberapa kali dalam sejarahnya, tapi pada September 1666 kondisinya sangat buruk.

Kota berpenduduk 500.000 dan jalanan sempit serta struktur bangunan dari kayu itu adalah tempat yang mudah terbakar.

Kandang yang dipenuhi jerami ada di mana-mana. Banyak tulang bawah tanah serta gudang yang dipenuhi dengan bahan yang mudah terbakar seperti terpentin, minyak lampu, dan batu bara.

Lebih buruk lagi, kekeringan selama berbulan-bulan telah menyebabkan kekurangan air dan membuat sebagian besar bangunan kayu mengering.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Belasan Jemaah Haji Meninggal dalam Kebakaran Hotel di Madinah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi