Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak di Indramayu Jadi Korban Serangan Tomcat, Bagaimana Cara Penanganannya?

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Ilustrasi semut Charlie alias tomcat.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com- Ribuan tomcat disebut menyerang warga Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat sejak sepekan terakhir, tepatnya mulai Kamis (27/8/2020).

Tak hanya menyerang orang dewasa, tomcat juga menyerang anak-anak dan menggigit di bagian mata serta mulut.

Serangan tomcat ini membuat puluhan anak mengalami luka dan bengkak yang terasa panas dan perih jika tersentuh.

Salah satu warga Pabean Udik, Indramayu, Rantinih (20) mengaku tidak tahu penyebab munculnya ribuan tomcat di lingkungannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diketahui, Dinas Kesehatan Indramayu tengah melakukan pengecekan dan mendata para korban gigitan tomcat.

Baca juga: Tidak Memejamkan Mata, Bagaimana Cara Ikan Tidur?

Lantas, seberapa bahayakah tomcat dan bagaimana penanganan yang tepat?

Staf Pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)/RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Ismiralda Oke Putranti mengatakan bahwa tomcat atau kumbang penjelajah merupakan jenis serangga yang sering menimbulkan iritasi pada kulit.

"Serangga ini tidak menggigit, namun mengeluarkan cairan tubuh (racun) yang bersifat iritan pada kulit apabila serangga tersebut tergencet atau tidak sengaja tertekan," ujar Oke saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/9/2020).

Ia menambahkan, paparan cairan ini dapat secara langsug maupun tidak langsung (akibat gesekan tangan, baju, handuk atau alat-alat lain yang tercemar) dapat menimbulkan iritasi pada kulit.

Tetapi, gejala dan tanda ini baru akan muncul setelah beberapa jam pasca-terkena cairan serangga tersebut.

Oke menjelaskan, kelainan kulit ini termasuk dermatitis kontak iritan aku lambat atau sering disebut dengan dermatitis venenata.

Baca juga: Bagaimana Cara Gajah Tidur?

Berbeda dengan herpes

Oke mengungkapkan, dermatitis venenata ini terjadi secara tiba-tiba, dan gambarannya mirip dengan herpes zoster/dampa/cacar ular yang secara klinis ditandai dengan bercak kemerahan disertai lenting-lenting berisi cairan yang menggerombol.

Meski begitu, herpes zoster dengan dermatitis venenata memiliki perbedaan.

"Hal yang membedakan dengan herpes zoster adalah, secara umum herpes zoster selalu disertai dengan gejala prodromal yang diawali dengan demam, nyeri sendi dan otot, nyeri seperti ditusuk-tusuk pada area kulit sesuai dengan persarafan tertentu (dermatome) pada satu sisi tubuh," ujar Oke.

Baca juga: Viral Unggahan Penambahan Gula Pasir pada Sampo Bikin Kulit Kepala Bersih dan Sehat, Benarkah?

Tak lama setelah itu, barulah muncul lenting-lenting bergerombol di atasnya.

Sedangkan pada dermatitis venenata, secara tiba-tiba akan tampak gambaran kemerahan pada kulit dengan disertai lenting-lenting kecil bergerombol dengan bagian tengahnya terdapat bercak kehitaman dari jaringan kulit yang mati akibat paparan racun tomcat.

Selain itu, konfigurasi kelainan kulitnya juga tampak seperti garis sesuai dengan arah garukan/gesekan dari tangan maupun baju.

"Dermatitis venenata yang terjadi pada daerah lipatan dapat menyebar pada area kulit yang saling berhadapan," lanjut dia.

Baca juga: Ramai soal Unggahan Hati Hewan Kurban yang Berlubang Diduga Sarang Cacing, Ini Penjelasannya...

Penanganan gigitan tomcat

Umumnya, kita tidak menyadari pada saat kita terkena tomcat, yang kita tahu tiba-tiba saja timbul rasa perih dan kemerahan pada kulit.

Sementara itu, dokter spesialis kulit dan kelamin di Vivaldy Skin Clinic di Mataram, Dedianto Hidajat menyampaikan, jika seseorang sudah terkena gigitan tomcat sebaiknya segera dicuci bersih dengan air mengalir.

Menurutnya, pada proses pencucian ini juga diperbolehkan menggunakan sabun.

"Kalau sudah terlanjur jadi lepuh yang berasa sakit dan gatal, pertolongan pertama bisa digunakan kompres dengan air dingin selama beberapa menit," ujar Dedi saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Rabu (2/9/2020).

Baca juga: Selain Membuat Kulit Lebih Cantik, Ini Manfaat Tempe bagi Kesehatan

Selain itu, penanganan juga dapat dengan mengonsumsi obat nyeri yang dapat membantu meredakan gigitan tomcat.

Untuk obat nyeri yang direkomendasikan yakni parasetamol atau asam mefenamat.

Apabila sulit mencari obat atau air yang mengalir, Dedi menyarankan agar melakukan tindakan segera ke dokter spesialis kulit untuk mendapatkan penanganan lebih komprehensif.

"Karena walaupun bisa sembuh, eksim jenis ini suka meninggalkan bekas hitam terutama bagi yang sensitif kulitnya," ujar Dedi.

Baca juga: Ini Produk Perawatan Kulit yang Dibutuhkan Saat Cuaca Panas

Yang perlu diperhatikan yakni jangan mengoleskan berbagai macam obat oles seperti odol, minyak kayu putih, balsam, minyak tawon, maupun bedak karena akan memperparah iritasi kulitnya.

Selain itu, bisa juga dengan pemberian krim kortikosteroid potensi sedang seperti mometason, desonide atau flucinolon untuk meredakan peradangannya dan juga krim antibiotik untuk mencegah infeksi dan membantu proses penyembuhan luka.

Pencegahan

Di sisi lain, ada juga sejumlah tindakan untuk mencegah kedatangan tomcat dalam lingkungan kita, yakni:

  • Menjaga kebersihan dan lingkungan terutama yang berhalaman dan banyak tanaman
  • Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela atau memasang kelambu
  • Tutup jendela dan matikan lampu (terutama pada malam hari)
  • Perhatikan pakaian atau handuk usai dijemur, seringkali tomcat melekat pada pakaian atau handuk
  • Jika terlihat ada tomcat, segera singkirkan dan hindari terkena kulit secara langsung

Baca juga: Cuaca Panas, Kenali Tabir Surya yang Cocok untuk Kulit Anda

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kenapa Kulit Keriput saat Tua?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi