KOMPAS.com - Penelitian terkait virus corona terus dilakukan sejumlah peneliti di Indonesia di berbagai tempat. Dalam prosesnya mereka menemukan adanya mutasi virus corona.
Penelitian tersebut, salah satunya dilakukan oleh Tim Pokja Genetik FK-KMK UGM yang meneliti wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Mereka berhasil mengidentifikasi Whole Genome Sequencing (WGS) empat isolat dari Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Hasilnya pun telah dipublikasikan di GISAID.
Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021
Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, dr. Gunadi menjelaskan saat ini timnya baru meneliti empat sampel.
"Sampel kami baru empat yang berhasil dianalisis full genom-nya. Dari 4 itu 3 di antaranya mengandung mutasi D614G," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/8/2020).
Sebanyak 3 di antaranya yang mengandung mutasi D614G ditemukan di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Baca juga: Perjalanan Kasus Virus Corona di Indonesia...
Daya infeksi yang lebih tinggi
Gunadi mengatakan mutasi D614G pada virus SARS-CoV-2 mempunyai daya infeksius 10 kali lebih tinggi daripada jenis lain.
"Ternyata virus yang mengandung mutasi D614G itu mempunyai daya infeksius 10 kali," kata dia.
Selain itu isolat yang mengandung mutasi D614G telah tersebar di hampir seluruh dunia, yaitu 77,5 persen dari total 92.090 isolat.
Baca juga: Vaksin Corona dari Oxford Dinilai Aman, Dijanjikan Siap pada September
Gunadi mengatakan, saat ini di Indonesia telah dilaporkan 9 dari 24 isolat yang dipublikasikan di GISAID mengandung mutasi D614G.
Dia mengatakan, sebelumnya seorang peneliti di Inggris telah meneliti dan dipublikasikan di jurnal Cell.
Peneliti itu membandingkan virus yang bermutasi dan tidak.
Pada virus yang mengandung mutasi D614G itu mempunyai daya infeksius 10 kali lebih besar daripada jenis lainnya. Akan tetapi mutasi virus ini tidak berhubungan dengan tingkat keparahan.
Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan
Belum representatif
Gunadi juga menjelaskan, jumlah yang diteliti Indonesia belum representatif untuk menggambarkan apa yang terjadi di Indonesia.
"Tentunya belum representatif, kalau kita bandingkan dengan data dari GSAID ada sekitar 92.000 full-genomes atau lebih, kita jauh sekali," katanya.
Sehingga ke depan akan ada penelitian-penelitian selanjutnya.
Dia mengatakan jika minimal dibutuhkan 1 persen, maka pihaknya perlu meneliti 1.000 sampel full genomes.
Baca juga: Segala Hal yang Perlu Kita Ketahui soal Pentingnya Penggunaan Masker
Dengan terdeteksinya mutasi D614G virus SARS-CoV-2, menurut Gunadi semua pihak harus lebih disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti cuci tangan, menggunakan masker, hindari kerumunan, dan lain sebagainya.
Per 1 September total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 177.571 kasus.
Sebanyak 128.057 orang telah sembuh dan 7.505 orang meninggal.
Baca juga: Studi: Virus Corona Terdeteksi pada Anak-Anak Selama Berminggu-minggu