Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Teknik Sinematografi yang Lazim Digunakan dalam Film Pendek, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. SHUTTERSTOCK/GURUXOX
Ilustrasi proses syuting film pendek
|
Editor: Agung Dwi E

KOMPAS.com – Baru-baru ini, film pendek tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat lantaran film Tilik menjadi viral di media sosial.

Tilik merupakan film pendek karya Ravacana Films dengan Bu Tejo dan Yu Ning sebagai dua tokoh sentral. Film ini viral karena suguhan cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat dan menghadirkan tokoh-tokoh menarik.

Berkat ketenaran Tilik, film-film pendek Indonesia lainnya juga turut mendapat perhatian masyarakat. Hal ini terlihat dari ramainya masyarakat yang merekomendasikan berbagai film pendek lain.

Contohnya, yang dilakukan Taufiqur Rizal alias @TarizSolis lewat sebuah thread di media sosial Twitter. Dalam cuitan yang diunggah Rabu (19/8/2020) itu, Taufiqur mengompilasikan puluhan film pendek Tanah Air yang bisa ditonton secara legal lewat Youtube.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film-film pendek yang direkomendasikan Taufiqur tidak hanya menarik dari segi cerita. Beberapa filmnya pun memiliki sinematografi yang apik berkat penggunaan berbagai teknik pengambilan gambar.

Contohnya, film pendek Anak Lanang yang mengisahkan perjalanan pulang empat siswa SD dengan menaiki becak. Meskipun ceritanya sederhana, film pendek ini tampil berbeda berkat penggarapan sinematografi menggunakan teknik one shot.

Selain teknik-teknik dasar, sebuah film memang lazim menggunakan teknik sinematografi khusus guna memberikan penekanan atau kesan khusus pada sebuah adegan atau film.

Untuk mengenal lebih dekat, berikut Kompas.com telah merangkum beberapa teknik sinematografi yang kerap digunakan dalam film.

One shot

One shot atau biasa juga disebut long take merupakan teknik pengambilan gambar dalam film yang menimbulkan kesan bahwa seluruh adegan diambil tanpa jeda atau terpotong.

Jadi, saat proses syuting, kamera akan terus-menerus mengikuti pergerakan tokoh utama tanpa jeda alias hanya satu kali take. Penggunaan teknik one shot ini dapat membuat penonton seolah-olah menjadi bagian dari film dan ikut merasakan emosi yang dialami pemeran utamanya.

Karena hanya melakukan satu kali pengambilan gambar untuk merekam keseluruhan film, membuat film dengan teknik one shot bukan perkara mudah. Dibutuhkan persiapan matang, kesabaran, dan kerja sama yang baik antara sutradara, seluruh kru produksi, hingga para aktor.

Pasalnya, jika terjadi satu saja kesalahan kecil, mau tidak mau seluruh proses pengambilan gambar harus diulang dari awal. Lantaran kesulitan tingkat tinggi inilah, one shot jarang digunakan untuk memproduksi film.

Beberapa film yang menggunakan teknik one shot di antaranya 1917, Birdman, Oldboy, dan One Cut of the Death.

Dolly zoom

Teknik pengambilan gambar dolly zoom sering juga disebut sebagai vertigo effect. Teknik ini mulai populer sejak kemunculan film berjudul Vertigo pada 1958 karya Alfred Hitchcock.

Sama seperti julukannya, teknik ini bisa menimbulkan ilusi atau kesan pusing pada penonton layaknya sedang mengalami kondisi vertigo.

Laman studiobinder.com menjelaskan, dolly zoom merupakan teknik pengambilan gambar dengan menggerakkan kamera maju atau menjauh dari obyek sambil melakukan zoom atau memperbesar gambar ke arah yang berlawanan dari gerak kamera.

Jadi, ketika kamera bergerak maju mendekati obyek, kamera akan melakukan zoom out. Sebaliknya, ketika bergerak mundur menjauhi obyek, kamera akan melakukan zoom in.

Hasilnya, teknik dolly zoom akan membuat obyek gambar tetap berada di posisi yang sama, tetapi di saat yang bersamaan, bagian latar belakang (background) tampak membesar atau mengecil.

Biasanya, teknik dolly zoom digunakan untuk menggambarkan pergantian situasi karena bisa memancing respons emosi penonton. Misalnya, sebagai transisi dari situasi tenang ke kondisi mencekam.

Slow motion

Sesuai namanya, slow motion merupakan teknik pengambilan gambar dalam film yang membuat kesan seolah-olah waktu atau obyek berjalan lebih lambat dari kecepatan normal.

Mengutip studiobinder.com, biasanya teknik slow motion digunakan untuk membuat suatu adegan lebih menarik dan dramatis guna meninggalkan kesan mendalam pada penonton.

Teknik ini lazim digunakan untuk menunjukkan detail dalam satu adegan yang sulit dilihat dengan mata telanjang pada kecepatan normal. Tak jarang, sutradara pun memanfaatkan teknik slow motion untuk menggambarkan isi kepala atau apa yang sedang dipikirkan aktor utama dalam sebuah adegan.

Untuk menghasilkan efek slow motion, sebuah adegan akan direkam dengan kamera berkecepatan tinggi. Kemudian rekaman adegan tersebut akan diputar dalam kecepatan normal (biasanya 24-30 frame per second) sehingga menghasilkan adegan dengan gerak lambat.

Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini hampir semua orang bisa membuat film pendek sendiri. Bahkan, untuk membuat film dengan teknik pengambilan gambar seperti di atas pun tidak lagi rumit.

Teknik pengambilan gambar slow motion, misalnya. Selain menggunakan kamera profesional, kini adegan slow motion juga bisa dihasilkan menggunakan fitur khusus pada kamera smartphone, seperti milik Oppo Reno4.

Ponsel itu mampu menghasilkan videografi trendi kelas profesional dengan berbagai fitur menarik. Contohnya, fitur 960fps AI Slow Motion yang mampu menghasilkan efek video slow motion superlambat dengan detail gerakan yang sangat halus.

Dengan kemampuan menangkap 960 frame dalam satu detik, fitur ini memungkinkan kamu untuk menangkap bidikan gerak lambat di tengah-tengah sebuah video aksi. Momen aksi olahraga, detail percikan air, hingga mikro-ekspresi seseorang bisa ditangkap jelas oleh fitur ini.

Oppo Reno4 juga memiliki fitur AI Monochrome Video yang dapat menciptakan efek video unik lewat filter kekinian secara instan. Fitur ini merupakan gabungan dari tiga jenis filter video yang memiliki Efek pop-art, seperti film-film layar lebar.

Ketika digunakan, kecerdasan buatan pada AI Monochrome Video hanya akan mempertahankan warna merah, hijau, atau biru dari obyek di dalam video. Sementara itu, lingkungan selain obyek yang dipilih dibuat menjadi warna hitam dan putih.

Untuk pengalaman videografi yang makin baik, Oppo Reno4 juga memiliki teknologi penstabil video, yakni Ultra Steady Video 3.0. Fitur ini mampu meredam guncangan ekstrem ketika merekam video, baik di kamera depan maupun belakang.

Menariknya, semua kecanggihan videografi milik Oppo reno4 itu bisa segera kamu miliki dengan harga Rp 4.999.000 di e-commerce official Oppo Indonesia dan Oppo Store seluruh Indonesia.

Untuk setiap pembelian Oppo Reno4, kamu bisa menikmati Exclusive Offer dari provider favorit dengan keuntungan hingga Rp 3,4 juta serta penawaran special instalment dari Kredivo dan Homecredit.

Selain itu, pengguna setia Oppo juga memiliki kesempatan untuk trade in smartphone Oppo lama kamu dengan Oppo Reno4. Untuk informasi lebih lanjut silakan kunjungi website resmi Oppo.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi