Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Lebanon Temukan 4,35 Ton Amonium Nitrat di Dekat Lokasi Ledakan Beirut

Baca di App
Lihat Foto
EPA/WAEL HAMZEH via BBC INDONESIA
Situasi di Beirut usai terjadi ledakan besar di gudang amonium nitrat, Rabu (5/8/2020).
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Militer Lebanon menemukan sebanyak 4,35 ton amonium nitrat tak jauh dari lokasi ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut, Lebanon.

Melansir Al Jazeera, lebih dari 4 ton bahan kimia berbahaya yang ditemukan ini disimpan dalam empat kontainer di dekat pintu masuk pelabuhan.

Belum diketahui pasti mengenai asal amonium nitrat tersebut maupun pemiliknya.

Sebelumnya, pada Agustus lalu, hampir 3.000 ton amonium nitrat menyebabkan ledakan dahsyat di Kota Beirut.

Ledakan kala itu menewaskan 191 orang, ribuan orang luka-luka, dan hampir 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan dahsyat yang terjadi bulan lalu diduga dipicu oleh ribuan ton amonium nitrat yang tersimpan selama enam tahun.

Baca juga: Amonium Nitrat Sebabkan Ledakan Lebanon, Negara Mana yang Masih Menyimpan?

Melansir nbcnews, ahli militer dipanggil untuk memeriksa penemuan amonium nitrat yang ditemukan di dekat lokasi ledakan dahsyat bulan lalu tersebut.

Disebutkan, kontainer-kontainer yang berisi amonium nitrat itu telah dipindahkan dan disimpan dengan aman di lokasi yang jauh dari pelabuhan.

Penduduk Lebanon merasa khawatir akan adanya lebih banyak amonium nitrat tersimpan. Sebab, mereka mengetahui risiko dari bahan kimia tersebut.

Beberapa hari setelah ledakan hebat pada 4 Agustus, pihak berwenang meminta ahli kimia Prancis dan Italia hingga FBI untuk mengambil bagian dalam penyelidikan.

Tim mengidentifikasi lebih dari 20 kontainer membawa bahan kimia berbahaya.

Dalam kasus ledakan yang membuat kerugian miliaran dolar AS ini, sebanyak 25 orang telah ditahan, termasuk petugas pelabuhan dan Bea Cukai.

Awal pekan ini, muncul peringatan lebih dari separuh populasi Lebanon berisiko menghadapi krisis pangan, setelah ledakan membuat kondisi masyarakat semakin sengsara.

"Lebih dari separuh penduduk negara berisiko gagal mengakses kebutuhan makanan pokok pada akhir tahun, kata Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat (ESCWA), Rola Dashti.

Baca juga: Presiden Lebanon Selidiki Kemungkinan Ledakan di Beirut Dipicu Roket

Dashti menyampaikan, pemerintah Lebanon harus memprioritaskan pembangunan silo di pelabuhan Beirut, tempat penyimpanan biji-bijian terbesar di negara tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi