Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Mandala Meledak di Medan, 149 Tewas

Baca di App
Lihat Foto
Repro Harian Kompas/Ahmad Arif
Seorang petugas berlari menenteng tandu untuk mencari korban di antara reruntuhan pesawat Mandala jenis Boeing 737-200 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, kawasan Padang Bulan, Medan, Senin (5/9) pagi. Sedikitnya tercatat 149 orang, penumpang pesawat dan warga, tewas dalam musibah tersebut.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah insiden kecelakaan pesawat terjadi di Jalan Jamin Ginting, kawasan Padang Bulan Medan, Sumatera Utara, Senin pagi 5 September 2005 atau 15 tahun lalu. 

Pesawat Mandala dengan nomor penerbangan RI-091, meledak dan menewaskan 149 orang yang terdiri dari penumpang (94), awak pesawat (5), juga 50 warga yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Warga itu ada yang merupakan penghuni rumah, pemilik warung, pengayuh becak, ada juga pejalan kaki.

Mengutip pemberitaan Harian Kompas, 6 September 2015, salah satu dari penumpang pesawat dengan nomor penerbangan RI-091 yang tewas adalah Gubernur Sumatera Utara ketika itu, Tengku Rizal Nurdin.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Menyoal Durian di Kecelakaan Pesawat Mandala di Medan 14 Tahun Lalu

Rencananya, Tengku Rizal Nurdin akan terbang ke Jakarta dan menghadiri rapat para gubernur dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di malam harinya.

Tidak hanya gubernur aktif, pesawat nahas itu juga tercatat membawa dua anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumut, yakni Abdul Halim Harahap dan Raja Inal Siregar yang merupakan mantan Gubernur Sumatera Utara periode 1988- 1998.

Kronologis

Pesawat jenis Boeing 737-200 buatan tahun 1981 ini meledak tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Polonia, Medan, pada pukul 10.06 WIB.

Badan peawat menabrak pagar landasan, melompati anak Sungai Babura, dan menghatam kawasan perumahan di sana yang membuat si burung besi itu meledak, hancur berkeping-keping.

Sedikitnya 7 rumah hancur dan terbakar, 7 mobil dan 10 sepeda motor yang tengah melintas atau parkir, tertimpa serpihan pesawat.

"Awalnya terdengar deru keras pesawat. Hanya sesaat, tiba-tiba terdengar ledakan keras dari arah bandara. Belum sempat berpikir apa yang terjadi, saya melihat badan pesawat Mandala yang dibalut bunga api meluncur deras tak karuan dari arah landasan dan jatuh persis di sisi kanan jalur Jalan Jamin Ginting," kata seorang warga di sekitar lokasi ledakan, Ana boru Tarigan.

Baca juga: Stop Sebut Durian sebagai Penyebab Jatuhnya Pesawat Mandala di Medan

Serpihan pesawat disertai bunga api beterbangan ke mana-mana. Dia dan sejumlah orang berlarian menyelamatkan diri karena takut pesawat akan meledak lebih dahsyat. 

Semula, pesawat dijadwalkan mengudara pada pukul 09.40 WIB dari Medan menuju Jakarta via Padang.

Kotak hitam

Kotak hitam pesawat Mandala ini berhasil ditemukan sehingga mempermudah dilakukannya proses investigasi atas kecelakaan yang terjadi.

Salah satu penumpang yang berhasil selamat, Helda Suryani (47) memberikan keterangan bahwa sebelum meledak pesawat sempat mengalami 4 kali ledakan.

Ledakan terakhir memunculkan kobaran api dari arah depan dan membuat badan pesawat hancur, sementara ia duduk di bangku bagian belakang.

Helda yang terbang bersama suaminya, Fredy Ismail (53), menyebut sejak awal sudah ragu menaiki pesawat ini.

"Saya sebenarnya sudah ragu untuk naik pesawat ini. Tetapi, suami saya memaksa karena bosnya di Jakarta mengharuskan dia masuk kerja hari ini," ujarnya.

Baca juga: Korban Selamat Kecelakaan Pesawat Air India Express: Saya Tak Ingin Terbang Lagi...

"Kejadiannya begitu cepat, sekitar 2-5 menit setelah pesawat lepas landas. Saya tak mendengar peringatan dari pilot. Bahkan berdoa pun kami belum sempat ketika tiba-tiba ada ledakan beruntun yang disusul api menyembur dari arah depan. Beruntung, kami mendapat tempat duduk paling belakang sehingga masih hidup," kisah dia.

Selain Helda dan suami, ada 16 penumpang lain yang berhasil selamat dari kecelakaan maut ini. Hampir semuanya merupakan penumpang yang duduk di bagian belakang.

Saksi mata lain, Sangapta Tarigan (42), mengatakan ekor pesawat sudah menabrak tiang lampu di ujung landasan, baru setelah itu terdengan ledakan keras.

Meski begitu, pesawat terus melaju hingga menabrak rumah-rumah yang ada di sisi jalan Jamin Ginting.

Lajunya baru terhenti ketika pesawat menabrak sebuah tiang listrik, hingga kembali meledak, dan ekornya patah.

"Bagian ekornya tertahan di dekat tiang listrik, sementara bagian depannya hancur menabrak rumah," kata Sangapta.

Saksi mata lain yang ada di dalam Pasar Padang Bulan, 100 meter dari lokasi kecelakaan, Noviarti (30), menyebut para pedagang dan pembeli yang tengah memadati pasar berhamburan menyelamatkan diri saat mendengan suara ledakan

Novi juga mengisahkan kondisi lalu lintas di Jalan Jamin Ginting ketika itu tengah padat oleh kendaraan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat di London, 118 Orang Meninggal Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi