Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Diana, Kecelakaan Tragis, dan Althorp Park...

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Putri Diana
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hari ini 23 tahun lalu, atau tepatnya pada 6 September 1997, Lady Diana dimakamkan. Dia lahir pada 1 Juli 1961.

Istri pertama Pangeran Charles itu meninggal karena kecelakaan 31 Agustus 1997 dan baru dimakamkan 5 hari setelah kematiannya.

Dilansir History, pemakamannya diadakan di London. Diperkirakan satu juta orang berbaris di rute pemakaman, yaitu dari rumahnya di Istana Kensington ke Westminster Abbey.

Baca juga: Beberapa Catatan soal Resesi Inggris...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat pemakaman Lady Diana adalah sebuah pulau kecil yang dikelilingi danau di Althorp Park.

Itu adalah tanah leluhur keluarganya di Northamptonshire, Inggris.

Dikutip BBC, rencana awalnya dia dimakamkan di lemari besi keluarga di gereja lokal dekat Great Brington. Tapi kakaknya, Earl Spencer, mengubah rencana.

Baca juga: Natuna, Menteri Inggris dan Pandangan Ahli Geopolitik Jepang...

Kakaknya mengatakan, dirinya prihatin dengan keselamatan dan keamanan publik. Akhirnya dia ingin saudara perempuannya itu dimakamkan di kuburan yang dapat dirawat dengan baik dan dikunjungi secara pribadi oleh putranya.

Althorp House, rumah keluarga Diana, terletak di daerah pedesaan Northamptonshire seluas 15.000 hektar, berdiri satu mil jauhnya.

Dalam lima abad, 20 generasi keluarga telah dimakamkan di Kapel Spencer. Itu termasuk ayah Diana yang meninggal pada 1992.

Baca juga: Kisah Connie, Nenek 106 Tahun di Inggris yang Sembuh dari Covid-19...

Prosesi pemakaman

Diberitakan Kompas.com (6/9/2019) prosesi pemakaman tersebut diawali dengan iring-iringan kereta pembawa jenazah yang meninggalkan Kopel Royal di Istana St James.

Sebanyak 533 wakil dari 106 yayasan amal dari seluruh dunia yang pernah diikuti oleh Putri Diana juga turut serta dalam rombongan.

Dari Istana St James, jenazah Putri Diana dibawa menuju Katedral Westminster Abbey, tempat diselenggarakannya ibadat pemakaman.

Ibadat pemakaman itu dipimpin langsung oleh Uskup Agung Canterbury dari Gereja Anglikan Inggris, George Carey, dan dihadiri sekitar 2.000-an pelayat dari seluruh dunia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Legenda Film Bisu, Charlie Chaplin Meninggal Dunia

Ibadat pemakaman diawali dengan ucapan selamat datang dan pengantar oleh Pendeta Westminster Abbey, Rev Wesley Carr, tentang beberapa tonggak sejarah hidup Putri Diana.

Seluruh pelayat menyanyikan lagu kegemaran Putri Diana I Vow to Thee, My Country yang pernah dilantunkan Putri Diana pada pernikahannya bersama Pangeran Charles.

Selain itu, dua puisi juga dibacakan oleh Lady Sarah McCorquodale dan Lady Janes Fellowes untuk menghormati Putri.

Setelah melalui prosesi ibadat pemakaman selama 45 menit, jenazah Putri Diana dibawa menuju ke peristirahatan terakhirnya di Althrop.

Baca juga: 1.018 Meninggal Dunia, Bagaimana Aturan China soal Pemakaman Korban Virus Corona?

Menabrak pilar jembatan

Dilansir History, pada malam 31 Agustus 1997, Diana dan pembuat film Mesir Dodi Al-Fayed makan malam pribadi di Imperial Suite Hotel Ritz di Paris.

Meski mereka sudah merencanakan makan malam yang tenang, namun mereka diganggu oleh paparazzi.

Lalu, mereka pun kabur melalui pintu belakang hotel dan mengendarai limusin Mercedes S-280. Pengemudinya adalah Henri Paul. Turut serta juga pengawal putri, Trevor Rees-Jones.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pangeran Charles Resmi Bercerai dengan Putri Diana

Penyelidik kemudian memperkirakan bahwa mobil tersebut mungkin telah melaju dengan kecepatan lebih dari 60 mil per jam.

Pada pukul 12.19, Mercedes yang membawa Diana menabrak pilar ke-13 jembatan Pont d'Alma, yang melintasi Sungai Seine. Jarak mereka kurang dari dua mil dari Hotel Ritz.

Mereka dibawa ke Rumah Sakit La Pitie Salpetriere Paris, tetapi beberapa jam kemudian, pada pukul 4 pagi, Diana meninggal.

Dia meninggal karena cedera akibat kecelakaan dan vena paru yang terputus. Diana meninggal pada umur 36 tahun.

Sementara itu pengawalnya, Rees-Jones, selamat, meski menderita luka parah.

Baca juga: Uji Coba Vaksin Virus Corona pada Manusia Dimulai di Inggris

Kecelakaan tragis

Awalnya, insiden itu dituduhkan pada sopir Perancis mereka, Henri Paul, yang mungkin telah melebihi batas kecepatan untuk menghindari fotografer tabloid.

Penyelidikan berikutnya atas kecelakaan yang dilakukan oleh polisi Inggris, dan dirilis pada tahun 2006, menyatakan kematian Diana sebagai "kecelakaan tragis".

Pemeriksaan menemukan bahwa Paul telah mabuk pada saat kecelakaan itu. Kondisinya diperburuk dengan resep antidepresan yang dikonsumsi saat itu.

Baca juga: Malas Bepergian Karena Mabuk Perjalanan? Ini Tips Pencegahan dan Cara Alami Mengatasinya

Faktanya, tes darah Paul setelah kecelakaan itu mengungkapkan bahwa kadar alkoholnya lebih dari tiga kali lipat batas legal di Perancis untuk mengemudi dalam keadaan mabuk.

Penyidik yakin ini menyebabkan dia kehilangan kendali atas Mercedes. Jaksa memutuskan bahwa baik Paul maupun paparazzi bertanggungjawab atas kecelakaan itu karena "kelalaian besar".

Kematian Diana dan Al-Fayed juga dianggap sebagai "pembunuhan di luar hukum" (pengadilan yang setara pembunuhan).

Baca juga: Menyelisik Kasus Pembunuhan PNS di Palembang yang Tewas Dicor

Selain itu, jaksa memutuskan bahwa pasangan itu mungkin selamat dari kecelakaan itu jika mereka mengenakan sabuk pengaman.

Tidak ada yang dituntut atas kematian Diana dan Al-Fayed, karena Paul sendiri terbunuh. Beberapa anggota paparazzi diinterogasi segera setelah kecelakaan itu, tetapi dibebaskan.

Berjiwa sosial

Diana telah tertarik pada musik dan mode sejak kecil dan dengan cepat menjadi ikon global budaya populer saat dia mengembangkan hubungan dengan sejumlah tokoh hiburan.

Dia menggunakan ketenarannya untuk meningkatkan kesadaran publik dan dana amal untuk masalah-masalah penting baginya.

Sebagai mantan guru, dia adalah pembela seumur hidup bagi anak-anak dan mendukung upaya untuk menghapus penggunaan ranjau darat.

Baca juga: Soal Anak yang Susah Belajar di Tengah Pandemi Corona, Bagaimana Sebaiknya Sikap Orangtua?

Dia juga mengkampanyekan penyebab AIDS.

Lady Diana adalah tamu kehormatan pada pembukaan unit khusus HIV/AIDS di Inggris pada 1987.

Diana terkenal karena menjabat tangan seorang pasien dengan AIDS, di depan media, tanpa memakai sarung tangan. Itu menghilangkan anggapan bahwa penyakit itu ditularkan melalui sentuhan.

Baca juga: Mengenal Gejala dan Cara Penularan HIV/AIDS...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi