KOMPAS.com - India kembali melaporkan penambahan kasus baru virus corona di wilayahnya yang tercatat dalam 24 jam terakhir.
Dilansir Reuters, Minggu (6/9/2020), Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India melaporkan 90.632 kasus baru virus corona.
Jumlah tersebut menjadi rekor kasus harian tertinggi secara global.
Selain itu, jumlah kematian akibat Covid-19 di India juga meningkat sebanyak 1.065 kasus, sehingga total kematian menjadi 70.626.
India diprediksi akan segera melampaui Brazil pada hari Senin (7/9/2020), sebagai negara dengan jumlah total kasus Covid-19 terbanyak kedua setelah Amerika Serikat (AS).
Mengutip data dari laman Worldometers, Minggu (6/9/2020) siang, jumlah total kasus Covid-19 di India telah mencapai 4,1 juta.
Baca juga: Inovasi Pandemi, Ilmuwan India Ciptakan Teknologi Nirsentuh untuk Lift
Pandemi tak berakhir tahun ini
Para ahli medis di India melihat adanya gelombang kedua pandemi virus corona di beberapa bagian negara.
Selain itu, jumlah kasus yang dikonfirmasi terus meningkat karena adanya peningkatan tes dan pelonggaran pembatasan terhadap pergerakan publik.
Pemerintah India diketahu akan kembali mengaktifkan sebagian layanan kereta metro di ibu kota negara, New Delhi, mulai Senin (7/9/2020).
Dalam sebuah wawancara di India Today TV, Direktur Institut Ilmu Kedokteran India di New Delhi, Randep Guleria, mengatakan pandemi virus corona di India tidak akan selesai tahun ini.
Penyebabnya, virus telah menyebar dari kota-kota besar ke bagian wilayah lainnya.
"Jumlah kasus bisa terus meningkat sebelum kurva mendatar," kata dia.
Dalam sebulan terakhir, India memang mencatatkan beban kasus harian Covid-19 terbesar di dunia.
Di saat yang sama, pemerintah mendorong dibukanya bisnis kembali untuk menghidupkan perekonomian yang terdampak pandemi corona.
Peningkatan kasus tidak mengejutkan
Melansir Al Jazeera, Sabtu (5/9/2020), dengan jumlah populasi hampir 1,4 mililar, tingginya jumlah kasus Covid-19 di India sebenarnya tidak begitu mengejutkan bagi para ahli.
Respons yang tertunda dari negara ini terhadap pandemi virus corona memaksa implementasi penguncian yang keras pada akhir Maret lalu.
Selama lebih dari 2 bulan, kegiatan ekonomi dihentikan, menciptakan waktu bagi sistem pelayanan kesehatan untuk mempersiapkan kondisi terburuk.
Namun, dengan biaya ekonomi dari pembatasan yang terus meningkat, otoritas tidak punya pilihan kecuali dengan membuka kembali aktivitas.
Di pedesaan Maharasthra, wilayah yang terdampak paling buruk di India, dokter mengatakan langkah seperti menggunakan masker dan mencuci tangan kini banyak ditinggalkan.
Baca juga: Mantan Presiden India Pranab Mukherjee Wafat karena Virus Corona
"Ada perilaku lelah yang terjadi," kata direktur rumah sakit di desa Sevagram, Dr SP Kalantri.
Ia mengungkapkan, beberapa minggu terakhir virus corona seakan berpindah dari kota-kota di India ke desa-desa.
"Yang terburuk belum terjadi," kata dia.
Bahkan, dengan peningkatan kapasitas tes saat ini, ada ketergantungan yang semakin besar terhadap pemindaian antigen atau protein virus.
Tes ini memang lebih murah dan cepat, tetapi hasil yang diperoleh tidak seakurat itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.