Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Kucing Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Gedung Tinggi?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/DIAN MAHARANI
Ilustrasi kucing.
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Kasus kucing jatuh dari ketinggian seringkali dilaporkan terjadi. Meski demikian, kebanyakan kucing tersebut selamat.

Melansir Science Focus, para ahli meyakini kondisi tersebut dipengaruhi hukum fisika, keseimbangan dan sebuah strategi yang disebut sebagai taktik tupai terbang atau the flying-squirrel tactic.

Dalam sebuah studi tahun 1987 yang diterbitkan Journal of The American Veterinary Medical Association, ada 132 kasus kucing jatuh dengan ketinggian rata-rata 5,5 lantai yang diamati.

Sebagian besar dari kucing-kucing tersebut selamat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menariknya, cedera yang lebih parah justru dialami kucing-kucing yang jatuh dengan ketinggian kurang dari tujuh lantai, dibandingkan yang jatuh dari lantai lebih tinggi.

Hanya satu yang tidak selamat dari 22 kucing setelah jatuh dari ketinggian lebih dari 7 lantai.

Kemudian, ada satu kucing yang patah tulang dari 13 kucing yang jatuh dengan ketinggian lebih dari 9 lantai.

Baca juga: Mengapa Kucing Bersemangat Mengejar Sinar Laser?

Melansir New York Times, kucing yang jatuh dari lantai 31, Sabrina, menderita luka paru-paru ringan dan gigi patah.

Setelah itu, ia berhasil sembuh dan keluar rumah sakit setelah 48 jam dirawat.

Kemampuan kucing untuk berputar saat jatuh dan mendarat dengan kakinya memang telah diketahui sejak lama.

Namun, mengapa kucing yang jatuh dari lantai lebih tinggi kondisinya yang lebih baik?

Menurut penjelasan dari peneliti, kucing mencapai kecepatan terminalnya setelah jatuh dari ketinggian tujuh lantai (sekitar 21 meter). Artinya, setelah itu, mereka berhenti berakselerasi.

"Di titik ini, 'kecepatan terminal' dicapai relatif lebih cepat pada kasus kucing-kucing tersebut. Kecepatan terminal dari seekor kucing adalah 60 mil per jam. Sementara, untuk orang dewasa adalah 120 mil per jam," tulis Dr Mehlhaff dan Dr Whitney dalam penelitiannya yang diterbitkan dalam The Journal of The American Veterinary Medical Association, Desember 1987.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Bulu Kucing Bikin Wanita Susah Hamil?

Keduanya berspekulasi, hingga mencapai kecepatan terminal tersebut, kucing bereaksi terhadap akselerasi dengan secara refleks merentangkan kakinya.

Rekasi ini membuatnya menjadi lebih rentan terhadap cedera.

Namun, setelah mencapai kecepatan terminal, menurut mereka kemungkinan kucing menjadi rileks dan meregangkan kakinya seperti tupai terbang.

Kondisi ini disebut meningkatkan hambatan udara dan membantu mendistribusikan dampak benturan saat terjatuh menjadi lebih merata.

"Kucing mungkin berperilaku seperti pasukan terjun payung yang terlatih," kata Dosen Fisiologi di University of California, Los Angeles Medical School, Dr Jared Diamon.

Baca juga: Mumi Kucing Dipindai, Studi Ungkap Kehidupan Hewan di Masa Mesir Kuno

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi