Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Disebut Berpotensi Jadi Endemik di Daerah Tertinggal Inggris

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi Covid-19, virus corona, pasien Covid-19, pasien infeksi virus corona
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Covid-19 disebut dapat menjadi endemik di beberapa bagian wilayah di Inggris.

Prediksi ini didasarkan pada sebuah analisis yang disebut sangat rahasia oleh Public Health England.

Melansir The Guardian, Minggu (6/9/2020), dokumen yang bertanda "official sensitive" ini menunjukkan penguncian (lockdown) nasional yang dilakukan memiliki pengaruh yang kecil terhadap penurunan tingkat infeksi di Inggris bagian utara.

Analisis ini disiapkan untuk para pemimpin pemerintahan dan ahli kesehatan, yaitu secara spesifik berhubungan dengan wilayah barat laut, di mana penguncian lokal baru-baru ini kembali diberlakukan menyusul terjadinya lonjakan kasus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil analisis

Berdasarkan analisis rinci dari jumlah kasus di berbagai wilayah lokal, penelitian tersebut melihat hubungan antara konsentrasi tinggi dari virus corona dengan masalah seperti kemiskinan, akomodasi yang padat, hingga etnis.

"Analisis keseluruhan menunjukkan bahwa Bolton, Manchester, Oldham, dan Rochdale tidak pernah benar-benar meninggalkan fase endemi dan 9 dari 10 wilayah (Greater Manchester) tengah mengalami fase epidemi," tulis dokumen tersebut.

Lima wilayah yang terdampak paling parah tersebut berada di bagian barat laut.

Baca juga: Tes Corona Berbasis Air Liur Akan Diuji Coba Massal di Inggris

"Setiap wilayah telah mengalami perjalanan endemiknya sendiri, dengan bagian utara memuncak kemudian dan bagian barat laut, Y&H (Yorkshire dan Humber), dan EM (Midlands Timur) gagal untuk kembali ke status Covid mendekati 0, bahkan selama penguncian," tulis dokumen itu.

Kondisi tersebut menunjukkan perbedaan dengan wilayah lain yang dapat kembali ke keadaan yang hampir sama dengan sebelum adanya Covid-19.

Sangat penting

Menurut Profesor Kesehatan Publik di University of Britol, Gabriel Scally, temuan pada laporan yang bocor ini sangat penting.

"Satu-satunya cara adalah dengan membangun sistem yang memungkinkan respons lebih baik, lebih disesuaikan dengan kondisi lokal," kata dia.

Scally menilai, saat ini tidak ada sistem find, test, trace, dan isolate yang terintegrasi. 

"Data perumahan sangatlah penting saat ini. Rumah tangga yang padat adalah bagian dari sejarah kesehatan publik. Kondisi rumah sangatlah penting, baik untuk kolera, TBC, atau Covid-19 saat ini," lanjutnya.

Sementara, menurut Direktur Kesehatan Publik di dewan kota Liverpool, Matthew Aston, laporan tersebut menunjukkan hubungan yang kuat antara daerah yang paling tertinggal, komunitas, dan kondisi perumahan di sana.

Hal-hal tersebut menjadi penyebab virus endemik. 

"Saya sangat setuju dengan itu. Namun, saya pikir, juga lebih rumit melihat ada berbagai jenis wabah dan cara virus menjadi endemik, seperti membuka kegiatan eknomi malam hari dan para orang tanpa gejala yang juga dapat menyebarkan virus tanpa sadar," kata dia.

Baca juga: Cek Fakta Sepekan: Hoaks Virus Corona hingga Informasi Keliru soal Batuk Gejala Covid-19

Persentase orang terinfeksi

Melansir Reuters, 13 Agustus 2020, peneliti menyebut hampir 6 persen dari penduduk Inggris kemungkinan terinfeksi Covid-19 selama puncak pandemi.

Menurut mereka, ada jutaan orang lain yang sebenarnya juga positif terinfeksi virus corona selain yang telah dikonfirmasi pemerintah.

Namun, sebuah penelitian yang mengetes lebih dari 100.000 orang di Inggris untuk antibodi virus corona menunjukkan hampir 6 persen orang memilikinya.

Hasil ini pun konsisten dengan survei lain, seperti yang dilakukan oleh Kantor Statistik Nasional, yang menunjukkan tingkat kasus Covid-19 lebih tinggi daripada yang ditunjukkan oleh statistik pengujian harian.

Prevalensi infeksi disebut paling tinggi di London, di mana 13 persen orang memiliki antibodi. Sementara, kelompok etnis minoritas memiliki kemungkinan 2-3 lebih besar untuk terkena Covid-19 dibandingkan orang kulit putih.

Para peneliti juga memperingatkan, meskipun tes antibodi berguna untuk menjalankan penelitian skala besar, itu bukan jaminan dari imunitas yang terbentuk di masa mendatang.

"Masih bayak hal yang belum diketahui tentang virus ini, termasuk antibodi yang mana yang melindungi terhadap infeksi di masa yang akan datang," kata ketua peneliti di Imperial.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi