Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Ini Bahaya Sabu yang Membuat Reza Artamevia Ditangkap

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Shyripa Alexandr
Ilustrasi sabu-sabu
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Penyanyi kondang Tanah Air, Reza Artamevia, tertangkap di sebuah restoran di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, pada Minggu (6/9/2020) karena kepemilikan 0,78 gram sabu.

Hasil tes urine pun menunjukkan pelantun tembang "Satu Yang Tak Bisa Lepas" itu positif mengonsumsi barang haram tersebut.

Atas pelanggaran hukum yang dilakukan, Reza terancam pidana penjara 4 tahun.

Sabu merupakan satu dari sekian banyak obat-obatan yang tergolong dalam narkotika dan obat-obatan terlarang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya sabu bagi tubuh

Tergolong obat-obatan terlarang, sabu memang menyimpan banyak risiko buruk bagi kesehatan penggunanya.

Dikutip dai Drug Free World, sabu akan mendorong tubuh penggunanya untuk bekerja lebih cepat dan lebih jauh dari kemampuan fisik yang sesungguhnya.

Ini akan membuat seseorang tersebut mengalami gangguan fisik dan mental yang cukup parah setelah efek "senang" dari obat itu menghilang.

Baca juga: Reza Artamevia Kedapatan Bawa 0,78 Gram Sabu Saat Ditangkap Polisi

Efek lain, yakni mengurangi rasa lapar, juga akan membuat si pengguna mengalami penurunan berat badan yang ekstrem.

Tidak hanya itu, pola tidur juga akan terganggu, mengalami hiperaktif, mual, delusi berupa ketakutan, peningkatan agresivitas, dan sensitif atau mudah tersinggung.

Lebih jauh efek yang didapat pengguna bisa berupa insomnia, kebingungan, halusinasi, kecemasan, paranoia, kejang, bahkan kematian.

Penggunaan sabu pada seseorang memiliki dampak dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

1. Efek jangka panjang

Dalam jangka panjang, penggunaan sabu dapat menyebabkan kerusakan permanen alias tidak dapat dipulihkan.

Kerusakan itu berupa peningkatan detak jantung dan tekanan darah, rusaknya pembuluh darah di otak yang dapat menyebabkan stroke atau detak jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan kolaps atau kematian, dan kerusakan hati, ginjal dan paru-paru.

Kerusakan otak, termasuk kehilangan memori dan kemampuan tertentu dalam memahami sesuatu juga menjadi ancaman.

Jika pun bisa dipulihkan, individu ini biasanya akan mengalami kesenjangan memori dan perubahan suasana hati yang ekstrem.

2. Efek jangka pendek

Sementara dalam jangka pendek, penggunaan sabu dapat menghilangkan selera makan, meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh.

Sabu juga dapat mengganggu pola tidur penggunanya, menimbulkan rasa mual, perilaku aneh dan mengarah ke agresifitas, panik, dan sebagainya.

Baca juga: Polisi Buru Pengedar yang Menyuplai Sabu ke Reza Artamevia

Kegunaan sabu dalam medis

Terlepas dari itu semua, sesungguhnya dalam dunia medis sabu yang lebih dikenal sebagai metamfetamin (HCL) memiliki fungsi untuk pengobatan gangguan kesehatan tertentu.

Fungsi itu, tentu baru bisa didapat ketika metamfetamin digunakan dengan dosis yang sudah ditetapkan, untuk kasus tertentu, dan oleh ahli yang menguasainya.

Apa saja kegunaan atau fungsi metamfetamin dalam dunia kesehatan?

Mengutip WebMD, jenis obat yang termasuk stimulan ini bisa digunakan untuk mengobati attention deficit hyperactivity disorder atau ADHD.

Metamfetamin bekerja dengan mengubah kadar zat alami tertentu di dalam otak yang bisa meningkatkan kemampuan fokus seseorang, mengendalikan masalah perilaku, dan meningkatkan kemampuan mendengarkan.

Namun, metamfetamin tidak boleh digunakan pada kasus kelelahan atau pada orang yang tidak memiliki gangguan tidur tetapi ingin menahan kantuk.

Sementara menurut laman Drug Policy, sabu bisa juga dimanfaatkan sebagai obat untuk penderita obesitas parah, narkolepsi, depresi, dan alkoholisme.

Hanya saja zat ini termasuk jarang diresepkan atau diberikan.

Dalam dunia farmasi, salah satu produk dari obat yang pertama kali ditemukan pada 1919 ini dan tersedia di pasaran secara legal adalah merek Desoxyn.

Meski memiliki banyak fungsi, metamfetamin bisa menimbulkan kecanduan apabila dikonsumsi di luar resep yang diberikan dokter.

Penggunaan berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan tidur, hilangnya nafsu makan, tekanan darah meningkat, paranoia, psikosis, agresi, pikiran kacau, perubahan suasana hati ekstrem, dan halusinasi.

Tidak jarang penggunanya menalami pelemahan fisik dan pada akhirnya rentan terkena penyakit.

Bagi pecandu berat yang memutuskan unuk berhenti mengasup metamfetamin, maka ia akan merasakan gejala-gejala seperti menarik diri dari lingkungan, depresi berat, lesu, cemas, dan takut.

Namun, efek tersebut tidak semua terjadi pada penggunaan oral yang sesuai dengan dosis, atau dengan dosis yang lebih rendah.

Baca juga: Polisi: Reza Artamevia Sudah Empat Bulan Gunakan Sabu

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi