Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pola dan Penyebab Klaster Keluarga dalam Kasus Covid-19 di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona, gejala virus corona
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Kasus-kasus virus corona baru masih terus dilaporkan seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.

Kasus-kasus tersebut dilaporkan dari berbagai sumber dan menjadi klaster-klaster tertentu, mulai dari perkantoran tempat ibadah, hingga klaster keluarga.

Terbaru, yang jadi perhatian di Indonesia adalah munculnya klaster-klaster keluarga.

Salah satunya, dilansir dari Antara, Minggu (6/9/2020), Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebut bahwa penularan Covid-19 di Kota Bogor, Jawa Barat dari klaster keluarga saat ini menempati peringkat tertinggi dibandingkan penularan dari penyebab lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penularan lewat klaster keluarga sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia.

Sebelumnya, deretan kasus yang berasal dari klaster keluarga dilaporkan di negara-negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan China.

Baca juga: Ketahui, Ini Faktor yang Memperparah dan Menyembuhkan Saat Terinfeksi Virus Corona

Seperti apa klaster keluarga yang terjadi di sana?

Pola umum

Seperti diberitakan NBC News, 6 Maret 2020, sebuah pola yang umum muncul saat virus corona terus menyebar di AS, yaitu terlihatnya penyebaran yang lebih mudah pada orang-orang yang tinggal di bawah satu atap.

Saat itu, seorang laki-laki di usia pertengahan 50 yang tinggal di wilayah Westchester, New York, dan bekerja di Manhattan didiagnosa positif Covid-19.

Tidak jelas apa penyebab paparan yang dialaminya. Namun, dalam beberapa hari, 8 kasus baru yang secara langsung berhubungan dengannya kembali dikonfirmasi.

Tes pada 3 anggota keluarga dari pria ini, yaitu istrinya, anaknya yang berusia 20 tahun dan 14 tahun, menunjukkan hasil positif.

Selain itu, tetangga yang mengantarkan pria ini ke rumah sakit juga dikonfirmasi positif.

"Jika dilihat, kebanyakan kasus, misalnya bahkan di China, adalah klaster keluarga," kata Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, Dr Mike Ryan.

Baca juga: Berpacu dengan Waktu, Menemukan Penyebab Happy Hypoxia pada Pasien Covid-19

Faktor penyebab

Hingga kini, tidak semua kasus klaster keluarga maupun klaster lainnya benar-benar dapat dipastikan penyebabnya.

Namun, melansir ABC News, 26 Juni 2020, salah satu kasus klaster keluarga yang terjadi di Texas berhubungan dengan acara pesta ulang tahun.

Seorang anggota keluarga yang tidak tahu bahwa dirinya terpapar Covid-19 berinteraksi dengan para tamu.

Sebulan setelahnya, 18 anggota keluarga, termasuk 2 orang lanjut usia dan satu penderita kanker payudara dikonfirmasi positif Covid-19.

"Setiap aktivitas yang melibatkan kontak dengan orang lain memiliki tingkat risiko yang sama saat ini," tulis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dalam keterangan resminya saat itu.

Sebelumnya, pada bulan Februari dan Maret 2020, Departemen Kesehatan Publik Chicago (CDPH) menginvestigasi sebuah klaster multi-keluarga untuk kasus Covid-19.

Mengutip keterangan resmi di laman CDC, laporan investigasi menunjukkan klaster dari 16 kasus yang dikonfirmasi dan probable Covid-19, termasuk tiga kasus keamtian.

Klaster ini disebut berasosiasi dengan penularan yang terjadi di dua acara perkumpulan keluarga, yaitu upacara pemakaman dan pesta ulang tahun.

Selain di AS, klaster keluarga juga menyumbang persentase yang cukup tinggi pada kasus Covid-19 di Beijing, yaitu 57,6 persen dari total kasus yang terkonfirmasi menurut penelitian yang dipublikasikan di Elsevier Public Health Emergency Collection, April lalu.

Ada empat keluarga yang diteliti dalam studi tersebut, yaitu total sebanyak 24 anggota keluarga.

Tiga keluarga diduga terpapar virus saat mengunjungi Wuhan. Sementara, 1 keluarga lainnya terpapar saat bertemu dengan seseorang yang datang dari Wuhan ke Beijing.

Baca juga: Berkaca dari Munculnya Klaster-klaster Keluarga, Apa Sebab dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Rekomendasi

Cara untuk menghentikan atau setidaknya memperlambat penyebaran virus dapat dilakukan dengan mempraktikkan social distancing.

Menurut CDC, rekomendasi termasuk juga secara fisik menjaga jarak dengan orang lain, juga menghindari penggunaan transportasi publik serta berbagi kendaraan.

"Itu adalah apa yang kita lakukan di masa epidemi. Ini adalah proses sementara yang mungkin dibutuhkan untuk membantu menekan penyebaran virus di dalam komunitas," kata Direktur Penyakit Infeksi, Dr Robert Citronberg.

Sementara, menurut epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, untuk mencegah penularan klaster keluarga semakin meluas, pemerintah daerah juga pemerintah pusat, menurutnya harus menuntaskan tracing, dan diikuti dengan isolasi.

"Bila ini tidak tuntas, maka kita tidak bisa lagi mencegah penularan yang lebih besar. Untuk mencegah terjadinya klaster keluarga, tidak ada cara lain selain memperkuat testing di masyarakat," kata Dicky.

"Hanya saja, kalau tidak terkendali juga, misalnya setelah melakukan testing. Berarti ada yang salah dengan program testing-nya, maka perlu dilakukan evaluasi," ujar Dicky.

Secara umum, menurut para petugas kesehatan, berikut adalah cara terbaik untuk menghindari penyebaran Covid-19:

  • Menghindari untuk melakukan kontak fisik termasuk jabat tangan
  • Mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air setidaknya 20 detik atau menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol 60 persen
  • Membersihkan atau mendisinfeksi permukaan benda-benda
  • Menghindari mereka yang sakit
  • Menjauhkan diri dari yang lain apabila sakit.

Baca juga: Penambahan 14 Kasus Positif di Bogor, 7 di Antaranya dari Klaster Keluarga

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Happy Hypoxia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi