Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Jendela Menjadi Kendi, Cara Warga Lebanon Mendaur Ulang Kaca Ledakan Beirut

Baca di App
Lihat Foto
Felipe Dana
A photo rests among broken glass on the floor of the Sursock Palace, heavily damaged after the explosion in the seaport of Beirut, Lebanon, Friday, Aug. 7, 2020. The Sursock palace, built in 1860 in the heart of historical Beirut on top of a hill overlooking the now-obliterated port, is home to beautiful works of arts, Ottoman-era furniture, marble and paintings from Italy ? the result of more than three long-lasting generations of the Sursock family. (AP Photo/Felipe Dana)
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Di atas tumpukan kaca, seorang pria di Lebanon bagian utara terlihat sedang memasukkannya ke dalam tungu panas membara.

Pecahan kaca itu diambil dari Kota Beirut setelah ledakan besar di pelabuhan terjadi pada 4 Agustus 2020.

Kaca-kaca itu siap didaur ulang menjadi kendi air tradisional berleher ramping.

Relawan, kelompok non-pemerintah, dan pengusaha mencoba untuk menyelamatkan pecahan kaca yang berserakan di jalan melalui daur ulang, termasuk di pabrik kaca milik keluaraga Wissam Hammoud.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di sini kami memiliki kaca dari ledakan Beirut. Banyak orang membawanya kepada kami sehingga kami dapat memproduksi ulang," kata Wakil Kepala di United Glass Production Company (Uniglass), Hammoud, dikutip dari AFP, Minggu (6/9/2020).

Menurutnya, sudah ada sekitar 20 sampai 22 ton kaca telah dibawa ke pabriknya.

Membantu Industri Lokal

Sementara itu, CEO perusahaan teknik lingkungan Cedar Enviromental Ziad Abichaker telah memelopori beberapa inisiatif daur ulang kaca di Lebanon.

Pada hari-hari pertama setelah ledakan, ia bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil dan sejumlah sukarelawan untuk mengambil sebanyak mungkin kaca dari tempat pembuangan sampah.

Pasalnya, negara itu telah terbebani krisis limbah padat selama puluhan tahun.

"Kami memutuskan bahwa setidaknya sebagian dari kaca yang pecah, industri lokal kami harus mendapatkan keuntungan," kata dia.

Baca juga: Ledakan Lebanon Telah Sebulan Berlalu, Pencarian Korban Masih Dilakukan

"Kami mengalihkan kaca agar tidak berakhir di TPA, kami memasok industri lokal kami dengan bahan baku gratis," lanjutnya.

Abichaker menjelaskan, lebih dari 5.000 ton kaca hancur akibat ledakan tersebut.

Dari pertengahan Agustus hingga 2 September, hampir 58 ton pecahan kaca dari Beirut dikirim untuk didaur ulang di Uniglass dan Golden Glass di Tripoli.

Puncak gunung es

Di distrik Mar Mikhael, para pemuda mengenakan sepatu, topeng, dan sarung tangan tebal untuk menyortir kaca di bawah terik matahari.

Anthony Abdel Karim yang selama berebulan-bulan meluncurkan proyek daur ulang kaca, mengoordinasikan kegiatan itu.

"Kami memiliki tumpukan sampah di Beirut yang bercampur dengan segalanya. Kaca, puing-puing, dan logam bercampur dengan sampah organik. Ini tidak sehat dan kami tak memiliki daur ulang yang layak di Lebanon," jelas dia.

Baca juga: Militer Lebanon Temukan 4,35 Ton Amonium Nitrat di Dekat Lokasi Ledakan Beirut

Abdel Karim tertarik untuk mendaur ulang kaca setelah melihat sejumlah besar botol dibuang saat bekerja di manajemen acara kehidupan malam Beirut.

Menurutnya, pemilhan kaca dari ledakan memiliki tantangan yang berbeda dari botol, karena banyak yang kotor.

Karena itu, ia berfokus pada pengumpulan kaca dari dalam rumah dan bangunan lain.

Meski demikian, Abdul Karem sedang mencari cara lain untuk mendaur ulang kaca yang tidak sesuai dengan kebutuhan di Tripoli, seperti dengan menghancurkannya untuk digunakan dalam semen.

"Ini adalah puncak gunung es dan membutuhkan banyak waktu. Kami tahu itu," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi