Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Indonesia Memasuki Musim Hujan?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi hujan lebat di daerah tropis.
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Memasuki bulan September, sejumlah wilayah di Indonesia diprediksi mengalami hujan lebat dan disertai angin kencang.

Meski hujan belum merata di seluruh Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait kondisi cuaca di sejumlah wilayah.

Informasi tersebut disampaikan melalui akun Twitter resmi @infoBMKG pada Rabu, (9/9/2020).

Sejumlah warganet di media sosial Twitter juga mulai melaporkan terjadinya hujan di wilayah mereka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, kapan sebenarnya wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim penghujan?

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan, pemantauan BMKG hingga akhir Agustus 2020 terhadap anomali suhu muka laut pada zona ekuator di Samudera Pasifik menunjukkan adanya potensi La Nina.

La Nina berkaitan dengan lebih dinginnya suhu muka laut di Pasifik ekuator dan lebih panasnya suhu muka laut wilayah Indonesia.

Kondisi tersebut menambah suplai uap air untuk pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Indonesia dan menghasilkan peningkatan curah hujan.

Selain itu, suhu muka laut di Samudra Hindia sebelah barat Sumatra terpantau lebih hangat dibandingkan suhu muka laut Samudra Hindia sebelah timur Afrika.

Hal ini juga menambah suplai uap air untuk pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Indonesia dan menghasilkan peningkatan curah hujan, khususnya untuk wilayah Indonesia bagian barat.

"Kondisi tersebut diprediksi berpotensi mengakibatkan peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia pada saat musim hujan nanti," kata Dwikorita dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (9/9/2020).

Dia menyebut musim hujan di Indonesia akan dimulai secara bertahap di akhir Oktober, dimulai dari wilayah Indonesia Barat.

Selanjutnya, sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan mengalami puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2021.

Baca juga: 3 Faktor Pemicu Awal Musim Hujan Terjadi Akhir Oktober, Menurut BMKG

Wilayah

Deputi Klimatologi BMKG, Herizal, mengatakan datangnya musim hujan umumnya berkaitan erat dengan peralihan angin timuran yang bertiup dari Benua Australia (Monsun Australia) menjadi angin baratan yang bertiup dari Benua Asia (Monsun Asia).

Dia menambahkan, peralihan angin monsun diprediksi akan dimulai dari wilayah Sumatra pada Oktober 2020, lalu wilayah Kalimantan, kemudian sebagian wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara pada November 2020.

Monsun Asia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada bulan Desember 2020 hingga Maret 2021.

"Dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 34,8 persen diprediksi akan mengawali musim hujan pada bulan Oktober 2020, yaitu di sebagian Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi," kata Herizal. 

Kemudian, sebanyak 38,3 persen wilayah akan memasuki musim hujan pada bulan November 2020. Meliputi sebagian Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Sementara itu 16,4 persen wilayah di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTB, NTT dan Papua akan masuk awal musim hujan di bulan Desember 2020.

Waspada

Dalam menghadapi musim hujan 2020/2021, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Dodo Gunawan, mengimbau para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk waspada.

Wilayah-wilayah itu antara lain, sebagian Sumatra dan Sulawesi, serta sebagian kecil Jawa, Kalimantan, NTB dan NTT.

"Masyarakat diharapkan dapat lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim hujan terutama di wilayah yang rentan terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor," kata Dodo.

Kepala BMKG, Dwikorita, menekankan perlunya kewaspadaan dan penyiapan upaya mitigasi lebih dini oleh pihak berwenang dan pemerintah daerah.

"Mitigasi tersebut dengan melakukan pengelolaan tata air yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, antara lain dengan upaya memenuhi dan menyimpan air lebih lama ke danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya," kata Dwikorita.

Dia menambahkan penyiapan kapasitas sungai dan kanal juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi kelebihan debit air.

Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG: Depok dan Bogor Berpotensi Hujan Ringan Malam Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi