Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 di Indonesia Tinggi, Bagaimana Kondisi di Asia Tenggara?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) menyiapkan peralatan kesehatan di ruang isolasi pasien Covid-19 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (10/9/2020). Sebanyak 55 tempat tidur telah disiapkan pihak Pemerintah Kota Bekasi di stadion tersebut sebagai tempat untuk isolasi mandiri pasien Covid-19.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pandemi belum usai. Kasus Covid-19 di Indonesia bahkan menembus angka 200.000 pada Selasa (8/9/2020).

Sehari kemudian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan penarikan rem darurat yang artinya PSBB akan kembali diberlakukan untuk wilayah DKI Jakarta.

Mulai 14 September 2020 Jakarta akan kembali melakukan PSBB seperti pada awal pandemi.

Baca juga: Anies Tarik Rem Darurat, Ini Aturan Lengkap Ngantor dan Ngemal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Kamis (10/9/2020), kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 207.203 kasus setelah dilaporkan adanya 3.861 kasus baru.

Indonesia tak sendiri menghadapi pandemi. Bagaimana kondisi negara-negara lainnya di Asia Tenggara?

Dilansir ABC, Kamis (10/9/2020), negara-negara Asia Tenggara terkena dampak pandemi secara berbeda.

Filipina sangat terpukul dan bergulat dengan lebih dari 245.000 infeksi yang dikonfirmasi dan 4.000 kematian, sementara Laos hanya mengonfirmasi 22 kasus resmi.

Filipina dan Indonesia masing-masing telah melaporkan lebih dari dua kali lipat infeksi yang dilaporkan oleh China, tempat wabah dimulai akhir tahun lalu.

Baca juga: PSBB Jakarta, Kasus Covid-19 yang Terus Menanjak, dan Saran Epidemiolog untuk Pemerintah

Dilansir laman Worldometers, Kamis (10/9/2020), Filipina menempati urutan pertama yang melaporkan kasus Covid-19 terbanyak di Asia Tenggara. Setelah itu disusul oleh Indonesia.

Berikut ini data lengkapnya:

  1. Filipina: 248.947
  2. Indonesia: 207.203
  3. Singapura: 57.229
  4. Malaysia: 9.628
  5. Thailand: 3.454
  6. Myanmar: 2.009
  7. Vietnam: 1.059
  8. Kamboja: 274
  9. Brunei Darussalam: 145
  10. Timor Leste: 27
  11. Laos: 22

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Sementara itu total kasus kematian karena Covid-19 di negara-negara Asia Tenggara menurut Worldometers adalah sebagai berikut:

  1. Indonesia: 8.456
  2. Filipina: 4.066
  3. Malaysia: 128
  4. Thailand: 58
  5. Vietnam: 35
  6. Singapura: 27
  7. Myanmar: 14
  8. Brunei Darussalam: 3
  9. Kamboja: 0
  10. Timor Leste: 0
  11. Laos: 0

Baca juga: Memprediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Akan Berakhir...

Tren kasus harian

Dilansir laman John Hopkins terkait peta virus corona, Kamis (10/9/2020), dua negara di Asia Tenggara masuk dalam 10 besar negara paling terdampak, yaitu Indonesia dan Filipina.

Di laman tersebut ditunjukkan jumlah harian kasus baru untuk 10 negara yang paling terkena dampak, berdasarkan jumlah kematian yang dilaporkan karena Covid-19 per 100.000 populasi dan memiliki lebih dari 1 juta penduduk.

Tren kasus harian Covid-19 di Indonesia naik, tapi Filipina justru turun.

Baca juga: Indonesia Terserah, Kebijakan Plin-plan, dan Pembiaran Negara...

Indonesia dan Filipina melaporkan kasus pertamanya selisih 2 bulan dengan Filipina lebih dulu melaporkan kasusnya.

Filipina melaporkan kasus pertamanya pada 30 Januari 2020. Saat ini total kasusnya yang terbanyak di Asia Tenggara, yakni 248.947 kasus dan 4.066 kematian.

Sedangkan Indonesia melaporkan kasus pertamanya pada 2 Maret 2020. Sementara itu total kasusnya saat ini 207.203 kasus. Namun kasus kematiannya lebih banyak yakni 8.456 kasus.

Baca juga: Anies Kembali Terapkan PSBB Total, Bagaimana Nasib Perjalanan Kereta Api?

Tren mortality rate

Sementara itu tren mortality rate (angka kematian per populasi) Covid-19 menurut laman CSIS (Center for Strategic and International Studies) yang datanya juga diambil dari John Hopkins, menunjukkan hal yang sama.

Tren mortality rate Covid-19 di Indonesia dan Filipina cenderung naik dari awal pandemi dengan Filipina selalu memimpin di depan.

Sementara itu negara lainnya sejak Juli cenderung stabil.

 

Baca juga: Menilik Ketatnya Shalat Jumat di Singapura, Harus Pesan Online

Negara-negara tersebut yakni Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Laos, dan Kamboja.

Brunei Darussalam sempat menjadi yang tertinggi pada 30 Maret 2020, yaitu dengan mortality rate 2.33. Namun angkanya stabil hingga 25 Mei 2020.

Berikut ini mortality rate negara-negara di Asia Tenggara, hingga Rabu (9/9/2020):

  1. Filipina: 38.00
  2. Indonesia: 31.58
  3. Brunei Darussalam: 7.00
  4. Singapura: 4.81
  5. Malaysia: 4.10
  6. Thailand: 0.84
  7. Vietnam: 0.37
  8. Myanmar: 0.22
  9. Laos: 0.00
  10. Kamboja: 0.00

Baca juga: Ramai Tagar Indonesia Terserah, Apakah Tenaga Medis Menyerah?

Berikut ini ringkasan tanggapan nasional terhadap Covid-19 di Asia Tenggara dilansir laman CSIS:

Brunei

Brunei, pada awal pandemi menerapkan langkah-langkah drastis untuk membatasi perjalanan, memberlakukan aturan karantina yang ketat, dan melakukan pengujian ekstensif.

Brunei adalah salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang memasuki fase terakhir pembukaan kembali.

Kebijakan penahanan telah dicabut secara bertahap selama beberapa bulan terakhir karena penghitungan kasus Brunei relatif datar.

Sebagian besar kasus di Brunei dikaitkan dengan acara keagamaan skala besar di Malaysia pada akhir Februari.

Baca juga: Perkantoran, Ancaman Baru Penyebaran Virus Corona

Kamboja

Kamboja telah melaporkan sedikit kasus dan tidak ada kematian meskipun infrastruktur kesehatannya lemah dan respons awalnya lambat.

Hal itu menyebabkan spekulasi luas bahwa infeksi telah dihitung lebih rendah dari yang sebenarnya.

Indonesia

Pemerintah Indonesia terus melonggarkan pembatasan meskipun jumlah kasus dan kematian meningkat pesat.

Di bawah kebijakan "New Normal" Presiden Jokowi, kegiatan pariwisata, sosial, hingga keagamaan mengundang ribuan orang dan tidak terkendali.

Negara itu tampaknya menyerah untuk meratakan kurva demi membuka kembali ekonomi. Namun, pemerintah resmi dan sumber internasional telah mengkonfirmasi bahwa ekonomi terus mengalami kontraksi, apa pun itu.

Baca juga: Memahami PCR dan Rapid Test pada Hasil Lab Covid-19, Seperti Apa?

Laos

Laos merupakan negara paling pedesaan di Asia Tenggara, juga yang terakhir melaporkan infeksi Covid-19 pertamanya.

Meskipun sistem perawatan kesehatan negara itu hampir tidak ada, hal itu telah menghindari wabah besar.

Geografi dan demografi mungkin menjadi faktor penting di Laos.

Negara itu berpenduduk relatif sedikit dan dikelilingi oleh negara tetangga yang telah berhasil menahan virus dengan relatif baik.

Baca juga: WNI Dilarang Masuk Malaysia Mulai Pekan Depan, Benarkah karena Corona?

Malaysia

Respons awal Malaysia terhadap wabah itu tidak peduli dan dipersulit oleh perubahan tiba-tiba dalam pemerintahan.

Pada pertengahan Maret, pemerintah memberlakukan pembatasan nasional pada pergerakan publik, yang secara bertahap dilonggarkan saat virus dikendalikan.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin berada dalam kebimbangan karena berada di bawah tekanan untuk segera mengadakan pemilihan umum.

Melakukannya selama pandemi akan menjadi tantangan besar bagi pemerintah.

Baca juga: Ancaman Kelaparan dan Potret Kondisi TKI di Malaysia Saat Pandemi Corona...

Myanmar

Myanmar telah mempertahankan jumlah kasus terendah di kawasan itu hingga Agustus.

Tetapi jumlah kasus telah meningkat lebih dari empat kali lipat dalam sebulan, sebagian besar karena wabah di negara bagian Rakhine.

Situasi di sana terus memburuk seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa virus dapat menyebar tanpa terkendali melalui komunitas Rohingya yang rentan.

Sistem perawatan kesehatan negara yang terbelakang dapat membuat Myanmar tidak siap untuk mengatasi pandemi jika gelombang infeksi saat ini meningkat.

Selain itu, beberapa bagian Myanmar yang terkena dampak konflik mungkin tidak menyadari pandemi karena terdapat larangan internet yang sedang berlangsung.

Baca juga: Jadwal Setor Nomor Ponsel Diperpanjang, Ini Cara Dapatkan Kuota Gratis Kemendikbud

Filipina

Tanggapan pemerintah yang tidak konsisten telah membuat Filipina melampaui Indonesia untuk kasus yang paling banyak dilaporkan di Asia Tenggara pada 6 Agustus.

Sejak pemerintah mencabut sebagian besar pembatasan pada Juni, lonjakan kasus baru telah membebani sistem kesehatan masyarakat dan semakin merusak ekonomi.

Karantina telah diterapkan kembali di seluruh negeri dan pengujian terus meningkat, tetapi pemerintah belum bisa mengendalikan virus.

Protes terhadap kehilangan pekerjaan dan kekurangan makanan telah muncul di seluruh negeri bahkan ketika pemerintah menindak adanya perbedaan pendapat.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

Singapura

Singapura pada awalnya berhasil menahan virus melalui pengujian luas, pelacakan kontak komprehensif, dan karantina wajib yang ditegakkan dengan baik.

Tapi kemudian mengalami ledakan kasus yang terkait dengan asrama pekerja asing.

Meski tampaknya telah meratakan kurva, tetapi infeksi komunitas baru berlanjut pada tingkat yang rendah.

Thailand

Thailand telah memerangi pandemi dengan relatif baik dengan penguncian cepat, peluncuran uji dan pelacakan yang efektif, dan sistem perawatan kesehatan yang sudah kuat.

Namun setelah lebih dari 100 hari tanpa transmisi lokal, Thailand melaporkan kasus baru pada 3 September.

Selain itu, Thailand diproyeksikan akan mengalami konsekuensi ekonomi terburuk di kawasan karena ketergantungannya yang luar biasa pada pariwisata dan ekspor.

Ini telah berkontribusi pada protes pro-demokrasi di Bangkok, yang telah melanggar perintah darurat oleh Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha yang melarang pertemuan bebas.

Baca juga: Viral, Video Pengakuan 4 ABK Diduga Alami Penyiksaan di Kapal China

Vietnam

Meskipun memiliki sumber daya terbatas dan negaranya berbatasan dengan China, Vietnam pada awalnya berhasil mengatasi pandemi secara efektif.

Hidup telah kembali normal bagi kebanyakan orang Vietnam sampai gelombang kedua menyebar dari kota Danang.

Vietnam mencatat beberapa kematian pertama pada akhir Juli, tetapi respons Hanoi cepat, membuat virus kembali terkendali pada awal September.

Vietnam mengajarkan hal penting, yaitu belum ada negara yang keluar dari kesulitan karena pandemi corona. Tidak peduli seberapa efektif tanggapan awalnya.

Kasus impor baru tidak dapat dihindari saat negara dibuka kembali, dan kewaspadaan adalah yang terpenting.

 Baca juga: Cara Baru Korea Selatan Tes Corona, Gunakan Bilik Telepon

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi