KOMPAS.com - Kasus meninggalnya tenaga medis khususnya dokter dikarenakan infeksi virus corona Covid-19 kembali terjadi.
Hari ini, Jumat (11/9/2020) dua nama tercatat sebagai pahlawan kesehatan yang gugur akibat Covid-19.
Salah satu di antaranya adalah dokter spesialis jantung yang berpraktik di RS St. Carolus, RS Abdul Radjak, dan RS Kramat 128 Jakarta, yaitu dr. Gardjito Hardjosukarso, SpJP.
Nama dokter Gardjto sempat menjadi trending topik yang banyak dibicarakan di Twitter Indonesia hari ini.
Baca juga: 109 Dokter Meninggal karena Covid-19, PB IDI Minta Pemerintah Tegas
Banyak dari netizen yang merupakan pasien atau keluarga pasien dari dokter jantung yang dikenal sabar dan telaten itu.
Salah satunya adalah akun @dianaluvJC.
Ada juga rekan sejawat yang pernah bekerja bersama dokter berusia 71 tahun ini.
Sebelumnya, akun Twitter @KatolikG juga mengunggah kabar duka ini. Namun, ada salah satu netizen yang menyebut meninggalnya dokter spesialis ini bukan dikarenakan Covid-19, melainkan karena usia yang sudah sepuh.
Menjawab hal ini, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengkonfirmasi bahwa benar, dr. Gardjito meninggal dikarenakan Covid-19.
Hal ini disampaikan oleh anggota Bidang Kesektariatan, Protokoler, dan Public Relation Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Halik Malik, M.KM.
"Beliau meninggal tadi pagi pukul 04.40 WIB," kata Halik, saat dihubungi Jumat (11/9/2020) sore.
Namanya tercatat sebagai dokter ke-111 yang meninggal akibat virus corona ini.
"111. dr. Gardjito Hardjosukarso, SpJP (IDI Jakarta Pusat)"
Baca juga: 100 Dokter Meninggal karena Covid-19, Apa Penyebabnya?
Dalam sebuah foto dari IDI, terlihat tenaga medis dan juga petugas di RS Abdul Rajak berjejer sembari menundukkan kepala saat melepas jenazah dr. Gardjito yang dibawa menggunakan sebuah ambulance.
Sementara itu, dikutip dari nakes.laporcovid19.org diketahui dr. Gardjito merupakan anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) dan mengambil spesialis jantung dan pembuluh darah di FK Universitas Indonesia.
Berdasarkan penuturan rekan sejawat, dr. Gardjito tidak mengalami gejala apa pun pada awalnya.
Akan tetapi, pada awal September ia mengalami lemas dan ambruk ketika bertugas di RS Abdul Radjak.
Setelah itu ia dirawat dalam ruang ICU RS Thamrin dan diketahui positif Covid-19. Tidak diketahui dengan jelas dari mana virus itu masuk ke dalam tubuh dr. Gardjito.
Sayangnya tak sampai dua minggu dirawat di rumah sakit, sang dokter mengembuskan napas terakhirnya.
Baca juga: 100 Dokter Meninggal akibat Covid-19, Apa Saja Dampaknya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.