Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Sempat Anjlok, Rupiah Melemah, Bagaimana Harga Emas di Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi emas batangan
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat tercatat anjlok dan ditutup di zona merah pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (10/9/2020).

Diberitakan Kompas.com, Kamis (10/9/2020) melansir data RTI, IHSG ditutup pada level 4.891.46 atau trurun 257,91 poin (5,01 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 5.084,32.

Hal tersebut terjadi usai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan mencabut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi dan menetapkan PSBB total mulai Senin (14/9/2020).

Akan tetapi, diberitakan Kompas.com yang mengutip data RTI pada Jumat (11/9/2020), IHSG ditutup pada level 5.016,71.46 atau naik 125,25 poin (2,56 persen) pada akhir perdagangan di BEI.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di sisi lain, Kompas.com memberitakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan di pasar spot melemah pada Jumat (11/9/2020).

Mengutip data Bloomberg pada Jumat (11/9/2020) sore, rupiah ditutup melemah 35 poin atau 0,24 persen pada level Rp 14.890 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.854 per dolar AS.

Baca juga: Akhir Pekan, IHSG Kembali Bangkit Sentuh Level 5.016,71

Lalu, bagaimana nasib harga emas di Indonesia?

Analis emas sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan sempat anjloknya saham dan melemahnya rupiah berpotensi meningkatkan minat investor beralih ke emas.

"Karena kemungkinan akan terjadi resesi, kalau resesi berarti harus ada stimulus. Nah, stimulus itu mengakibatkan inflasi, kalau inflasinya tinggi orang pasti lari ke emas," kata Ibrahim saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/9/2020).

Meski begitu, Ibrahim memperkirakan harga emas tak akan mengalami peningkatan yang signifikan. Penyebabnya adalah harga emas dunia sedang jatuh.

"Saat ini emas internasional jatuh. Karena emas ditransaksikan dengan indeks dolar (AS), maka saat dolar menguat emas jatuh," kata Ibrahim.

Namun, dia menilai penurunan harga emas di Indonesia tidak akan sejauh yang terjadi di pasar internasional.

Alasannya adalah pelemahan rupiah terhadap dolar AS, sehingga meski penurunan terjadi, tapi tidak akan terlalu signifikan.

"Yang seharusnya logam mulia itu turun Rp 10.000, bisa saja akan tertahan jadi Rp 5.000. Bedanya itu saja, sehingga tidak ada perubahan terhadap logam mulia, tetap akan mengalami penurunan," ujar dia.

Berdasarkan laman logammulia.com, Jumat (11/9/2020) pukul 08.40 WIB, harga emas batangan Antam per gram naik Rp 1.000, sehingga menjadiRp 1.028.000.

Kekagetan PSBB

Ibrahim memaparkan, sempat anjloknya IHSG dan melemahnya rupiah, tidak bisa dipungkiri disebabkan oleh pengumuman pemberlakuan PSBB secara total di DKI Jakarta yang diumumkan Gubernur Anies Baswedan pada Rabu (9/9/2020).

Dia menyebut, pengumuman itu terlalu mendadak sehingga pasar memberikan respons negatif. 

"Pengumuman tersebut memberikan efek kejut yang sangat dasyat. Bahkan kurang lebih Rp 350 triliun dana asing yang ada di pasar finansial kembali ke luar pasar," kata Ibrahim.

Baca juga: Rupiah Sore Ini Ditutup Melemah

Menurutnya, kebijakan tersebut sangat bertentangan dengan semangat reformasi ekonomi yang saat ini sedang didengungkan pemerintah pusat dan Bank Indonesia.

"Nasi sudah jadi bubur, pasar sudah merespons negatif terhadap pernyataan tersebut. Namun, nasi yang sudah jadi bubur masih bisa diolah menjadi makanan yang lezat, artinya pernyataan Gubernur DKI Jakarta tersebut masih bisa diubah dengan cara mencabut pernyataan PSBB total dan kembali diperpanjangnya masa transisi PSBB," ujar dia.

Ibrahim mengatakan, kepastian tersebut saat ini sedang dinantikan pasar. Dia menambahkan, Presiden Joko Widodo juga harus memberikan pernyataan resmi tentang PSBB di Jakarta.

"Menurut pendapat saya pernyataan Jokowi tersebut diimplementasikan Anies sangat sempit sekali, sedangkan makna dari pernyataan tersebut bersifat umum. Wajar kalau pelaku pasar membawa kabur dananya," kata Ibrahim.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi