Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Selatan Hadapi Lonjakan Kasus Corona Gara-gara Aksi Demo

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Petovarga
Ilustrasi Covid-19
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Korea Selatan sempat menjadi sorotan ketika berhasil menangani pandemi Covid-19 pada awalnya.

Namun, Negeri Gingseng itu kembali menghadapi peningkatan kasus Covid-19 baru-baru ini.

Dilansir Reuters, Jumat (11/9/2020), Korea Selatan mencatatkan peningkatan kasus pada hari ini.

Hal itu terjadi saat demonstrasi politik memicu gelombang kedua dan kasus baru muncul di kelompok agama, olahraga, serta rumah sakit universitas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 176 kasus baru virus corona pada tengah malam Kamis, yang membuat total infeksi menjadi 21.919 kasus, dengan 350 kematian.

Gelombang baru infeksi Covid-19 Korea Selatan meletus di sebuah gereja yang para anggotanya menghadiri demo besar di pusat kota Seoul bulan lalu. Itu membuat penghitungan hariannya mencapai puncaknya selama beberapa bulan.

Jumlahnya terus turun ke angka 100-an kasus sejak pemerintah memberlakukan pembatasan jarak sosial.

Baca juga: Akhiri Aksi Mogok, Ribuan Dokter di Korea Selatan Kembali Bekerja

Akan tetapi, minggu ini jumlah kasus mengalami kebangkitan ketika klaster yang lebih kecil terus bermunculan dari pertemuan keagamaan, kantor, dan fasilitas medis lainnya di wilayah metropolitan Seoul.

Lebih dari 72 persen dari 161 kasus yang ditularkan secara lokal sejak Kamis (10/9/2020) dilaporkan di daerah.

Di antara kelompok tersebut adalah klub hiking dengan setidaknya 35 kasus dikonfirmasi sejauh ini.

Selain itu ada 19 orang dari klaster rumah sakit universitas besar di pusat kota Seoul. Mereka terinfeksi minggu ini di sekitar bangsal rehabilitasi dan tim nutrisinya.

Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun mengatakan wabah yang konsisten memperdalam kekhawatiran karena pemerintah akan memutuskan apakah akan memperpanjang pembatasan jarak sosial atau tidak pada hari Minggu besok.

Baca juga: Rekor Baru Penambahan Kasus Corona Harian di India, 96.551 Orang Positif

Pembatasan jarak sosial itu termasuk larangan makan malam di tempat di Seoul yang lebih besar.

"Ini akan menjadi hak untuk mencabut pembatasan, mengingat pengorbanan yang dilakukan orang-orang, tetapi kami sangat khawatir jika pelonggaran yang tergesa-gesa akan menyebabkan penyebaran kembali virus dan menyebabkan rasa sakit yang lebih besar bagi publik," ungkap Chung.

Otoritas kesehatan memperingatkan orang-orang yang melakukan pertemuan besar.

Terlebih, beberapa kelompok yang mengerahkan massa dalam demonstrasi politik bulan lalu berencana menggelar demonstrasi lain bulan depan.

Tercatat lebih dari 1.700 kasus telah dikaitkan dengan sebuah gereja dan unjuk rasa. Itu menjadi klaster terbesar di negara itu sejak epidemi pertama kali muncul pada Januari.

"Jika kelompok-kelompok tersebut terus melanjutkan protes, pemerintah akan mengambil langkah cepat untuk membubarkan mereka dan secara tegas menanggapi setiap kegiatan ilegal berdasarkan prinsip penangkapan di tempat," kata Direktur Umum untuk kebijakan kesehatan masyarakat di Kementerian Kesehatan Korsel, Yoon Tae-ho.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi