Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kematian Covid-19 Menurun saat Kasus Meningkat, Bagaimana Kondisi di India?

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS/Stringer via Al Jazeera
Petugas polisi dan kerabat berdiri di luar rumah sakit tempat kebakaran terjadi di dalam Unit Perawatan Intensif (ICU) yang merawat pasien yang terinfeksi penyakit virus corona (Covid-19) di Ahmedabad, India, 6 Agustus 2020.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

 

KOMPAS.com - Sama seperti sejumlah negara lain, India masih berjuang menghadapi pandemi Covid-19.

Negara dengan penduduk sebanyak 1,3 miliar ini menjadi negara kedua dengan jumlah total  kasus virus corona tertinggi di dunia.

Melansir Worldometers, Jumat (11/9/2020) malam, jumlah total kasus Covid-19 di India telah mencapai lebih dari 4,5 juta kasus.

Selain itu, negara ini juga mencatatkan jumlah kematian tertinggi nomor tiga di dunia, yaitu dengan lebih dari 76.000 kasus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Rekor Baru Penambahan Kasus Corona Harian di India, 96.551 Orang Positif

Namun demikian, tingkat kematian yang dilaporkan di India (yang dihitung per 100 kasus yang dikonfirmasi) ternyata sangat rendah dibandingkan dengan negara lain dengan tingkat infeksi tinggi. 

Pemerintah India mengklaim bahwa tingkat kematian yang rendah adalah pertanda kesuksesan dalam menghadapi krisis pandemi ini.

Akan tetapi, para ilmuwan memperingatkan bahwa angka ini tidak menunjukkan kondisi yang sebenarnya.

Kondisi di India

Jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan terus meningkat secara stabil sejak Maret dan semakin melonjak pada Juni, yaitu saat penularan mulai mengalami peningkatan secara eksponensial.

Perlu waktu sekitar 6 bulan bagi India untuk mencatatkan 1 juta kasus pada 17 Juli lalu.

Kemudian, butuh waktu tiga minggu untuk mencapai 2 juta, 16 hari untuk mencapai 3 juta, dan hanya 12 hari untuk melewati angka 4 juta kasus di awal September.

Dua wilayah terpadat, New Delhi dan Mumbai, merupakan yang sangat terdampak. 

Di kota-kota itu, krisis semakin diperparah oleh adanya permukiman kumuh di mana jutaan orang tinggal dalam kondisi kekurangan air atau sanitasi yang baik.

Baca juga: Longgarkan Pembatasan Sosial, India Laporkan 89.706 Kasus Corona dalam 24 Jam

India juga telah memberlakukan penguncian (lockdown) total pada bulan Maret. Namun, pemerintah mulai membatalkan pembatasan pada bulan Mei meskipun peningkatan kasus terus terjadi.

Pada bulan Juli, pemerintah mengatakan bahwa India harus fokus pada kondisi ekonominya.

Di bulan ini, India telah membuka layanan kereta bawah tanahnya setelah lima bulan dan mulai 21 September, perkumpulan untuk lebih dari 100 orang akan diperbolehkan.

Statistik yang dilaporkan

Jumlah kasus virus corona di India memang mengalami peningkatan, tetapi tidak dengan kematiannya.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan, kematian per 100 kasus menurun dari 4 persen di bulan April menjadi 2,5 persen di bulan Agustus, dan kini, di bawah 2 persen.

Para ahli pun memperingatkan bahwa data tersebut kemungkinan penuh dengan celah.

India memiliki infrastruktur kesehatan publik yang tidak didanai secara cukup, lemah, dan selama bertahun-tahun gagal untuk mencatat kematian warganya secara akurat.

Meskipun tengah menghadapi pandemi, hanya 86 persen kematian di negara yang didaftarkan pada sistem pemerintah.

Selain itu, hanya 22 persen kematian terdaftar yang diketahui penyebabnya secara resmi atau dinyatakan oleh dokter.

Baca juga: Cerita Dokter di India yang Mengaku Kelelahan, 6 Bulan Penuh Bertarung Lawan Covid-19

Ada sejumlah alasan atas kondisi ini.

Salah satunya adalah, mayoritas orang di India meninggal di rumah atau tempat lain, bukan rumah sakit, sehingga dokter biasanya tidak hadir untuk menentukan penyebab kematian.

Bahkan, meskipun pasien meninggal di rumah sakit, tidak semua rumah sakit masuk dalam portal web sertifikasi medis penyebab kematian (MCCD) Kementerian Kesehatan.

Artinya, ada penyebab kematian yang memang tidak tercatat di database naional.

Tidak menghitung seluruh kematian Covid-19

Melansir CNN, Jumat (11/9/2020), ada pula masalah dalam penghitungan kematian Covid-19 karena tes yang tidak cukup dan kode medis yang buruk.

India memang diketahui meningkatkan kapasitas tesnya. Namun, ia masih menjadi salah satu dengan tingkat tes per kapita terendah di dunia.

Hanya sekitar 1 dari 100.000 orang dites setiap harinya.

Masalah lain, otoritas mendeteksi kasus lebih banyak dengan peningkatan tes ini. Oleh karena itu, angka kasus pun meonjak.

Akan tetapi, angka kematian diukur terhadap jumlah total kasus yang dikonfirmasi. Jadi, ketika kasus meningkat, persentase pun akan menurun meskipun jumlah kematian tetap.

Singkatnya, meskipun tingkat kematian menurun, bukan berarti bahwa jumlah kematian juga menurun.

Faktanya, justru mengalami peningkatan, yaitu dari sekitar 750 per hari di Awal Agustus menjadi lebih dari 1.000 kematian per hari minggu ini.

Baca juga: Lewati Brasil, Jumlah Kasus Covid-19 India Tertinggi Kedua di Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi