Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Konsumsi Bayam? Ketahui Hal Ini Agar Tak Berubah Jadi Bahaya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock / Aris Setya
Ilustrasi sup bayam
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Sayur bayam, sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Berbagai olahan dari sayur bayam dibuat, mulai dari masakan berkuah hingga keripik.

Meski mengangung nutrisi, mineral, dan vitamin bagi tubuh, sayur bayam bisa menjadi berbahaya jika perlakuannya tidak tepat.

Ahli gizi dr Tan Shot Yen menjelaskan, sayur bayam banyak mengandung senyawa nitrat.

Zat ini dapat berubah menjadi nitrit dan nitrosamin jika bayam dimasak, didiamkan, lalu dipanaskan secara berulang.

Saat nitrat berubah menjadi nitrit dan nitrosamin, kandungan senyawa yang ada dalam bayam akan berubah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jadi masalah jika nitrat ini berubah jadi nitrit dan nitrosamin. Dan ada enzim dari bakteri dapat mengubah nitrat menjadi nitrit. Ini bisa terjadi apabila bayam diolah, dimasak, didiamkan lalu dipanaskan secara berulang," kata Tan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/9/2020).

Ia menambahkan, nitrosamin dipercaya berfungsi sebagai karsinogen untuk orang yang antioksidan di dalam tubuhnya tidak cukup.

Baca juga: 10 Manfaat Konsumsi Bayam untuk Tubuh

Nitrit, lanjut dia, dapat berbahaya jika dikonsumsi bayi di bawah 6 bulan. Hal tersebut dikarenakan nitrit dapat menghalangi transportasi oksigen oleh Hb atau hemoglobin.

"Hb-nya berubah menjadi methemoglobin," ujar Tan.

Kondisi ini akan mengakibatkan baby blue syndrome karena transportasi oksigen yang terganggu, hemoglobin mempunyai fungsi sebagai transportasi oksigen dalam tubuh.

"Dan ini bisa menjadi fatal," tutur Tan.

Sekali masak

Ia menyampaikan, dalam memasak sayur bayam lebih baik dalam jumlah cukup dan habis sekali konsumsi.

"Ambil bayam segar, secukupnya agar sekali masak bisa dihabiskan bersama," tutur dia.

Proses memasaknya pun juga disarankan tidak terlalu lama.

Baca juga: 6 Sayuran yang Dibenci Anak-anak dan Cara Mengolahnya

"Masukkan beberapa detik saja sampai agak layu tapi masih hijau segar, mirip kayak kita rebus kangkung buat pecel atau gado-gado. Matikan kompor," tambahnya. 

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bayam mengandung zat besi yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari telur. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat menggantikan zat besi hewani.

Sebab, kata Tan, kemampuan tubuh manusia dalam menyerap zat besi dari sumber non-hewani tidak sebanyak dan seefisien dari sumber hewani.

"Maka bisa disebut bioavailability zat besi bayam jauh lebih rendah dari sumber hewani," jelas Tan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi