Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Andhika Sudarman, Mahasiswa Indonesia Pertama yang Pidato di Wisuda Harvard Law School

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Andhika Sudarman.
Andhika Sudarman, orang Indonesia pertama yang berpidato di wisuda Harvard Law School.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Memiliki kesempatan untuk kuliah di luar negeri adalah mimpi banyak orang. Apalagi, kampus itu termasuk salah satu yang terbaik di dunia.

Kesempatan berharga itu berhasil diraih oleh Andhika Sudarman, pemuda asal Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Belum lama ini, Andhika lulus dari Harvard Law School (HLS), almamater dari mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Tak hanya itu, Andhika bahkan menjadi orang Indonesia pertama yang berpidato saat acara wisuda di HLS.

Bagaimana kisah Andhika?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andhika mengatakan, proses untuk bisa berpidato di acara kelulusan itu tidak sederhana dan berlangsung sejak bulan pertama kuliah.

"Di HLS itu unik, karena sistem seleksinya berbeda dengan yang lain yang rata-rata itu submit CV dan naskah pidato, kemudian dipilih," kata Andhika kepada Kompas.com, Sabtu (6/9/2020).

"Kalau di HLS itu harus nyalon dulu dan voting di bulan pertama. Istilahnya sebagai perwakilan kelas atau semacam jenderal. Kemudian dari situ kita berkompetisi, sebelum lulus ada seleksi satu lagi," lanjut dia.

Pada tahap terakhir, hanya ada enam mahasiswa yang tersisa. Andhika merupakan satu-satunya mahasiswa yang berasal dari Asia, empat di antaranya berasal dari AS, dan satu lainnya dari Afrika.

Setelah melalui diskusi panjang, akhirnya Andhika terpilih untuk berpidato saat acara wisuda.

"Dari berenam itu harus pinter-pinter nego. Diskusinya itu panjang dan berat karena semua orang bertentangan interest-nya," kata dia.

Baca juga: Kisah Guru Honorer yang Rela Gaji Minus untuk Berdayakan Lansia

Harvard Law School's Dean's Award

Pada saat kelulusan, alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini juga sukses meraih Harvard Law School's Dean's Award, sebuah penghargaan yang dipilih berdasarkan tingkat keunggulan dan dampak dari aktivitas penerima.

Meski demikian, kuliah di salah satu kampus paling prestisius di dunia merupakan tantangan tersendiri baginya.

Pada beberapa bulan pertama, dia mengaku hanya mampu memahami 50 persen materi yang disampaikan oleh para dosen.

Dia bersyukur lingkungan di HLS sangat membantunya dalam mengatasi masalah tersebut.

"Rasa minder itu antara ada dan tiada. Saya orangnya enjoy aja makanya tidak terlalu minder. Orang-orang di sana itu juga sangat membangun," tutur dia.

Seakan tak mau menyia-nyiakan waktunya di HLS, Andhika pun ikut terlibat dalam sejumlah kegiatan dan perlombaan.

Baca juga: Viral, Kisah Pria Indonesia Dibayar Rp 90 Juta karena Editan Fotonya 

Peserta American Democratic Debate

Kegiatan yang diikutinya di antaranya adalah American Democratic Debate, sebuah acara rutin di HLS yang digelar menjelang pemilihan Presiden AS.

"HLS kan orangnya politik banget. Jadi setiap kali ada pencalonan presiden, mereka bakal ngadain simulasi. Mereka akan pilih orang untuk menjadi role play dan memposisikan diri sebagai calon presidennya," jelas dia.

"Aku beruntung karena waktu itu ada peserta yang mundur. Beberapa hari sebelum debat itu baru dipilih," sambung Andhika.

Meski sempat ragu, dia pun akhirnya menerima tawaran tersebut setelah diyakinkan oleh salah satu temannya.

"Karena kesempatan itu tidak datang dua kali. itu pun susah banget untukmu orang Asia. Apalagi orang Asia banyak dipandang sebelah mata, makanya aku mikir kesempatan langka, kalau enggak diambil, saya bakal nyesal," kata Andhika.

Baca juga: Kisah Jasa Cuci Mobil Penyandang Tuna Rungu di Tengah Pandemi, Bisa Dipanggil ke Rumah

Juara di MIT

Kendati seorang mahasiswa dari bidang ilmu sosial, Andhika juga pernah menjuarai kompetisi hackaton yang diadakan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Berbekal dari mata kuliah computer science yang diambilnya saat duduk di semester 2 di HLS, dia memutuskan untuk ikut kompetisi itu bersama dua rekannya di MIT.

"Coding itu logikanya sama seperti menulis essai, sebenarnya enggak susah. Belajar coding di semester 2, ambil computer science di HLS. Pas itu saya sudah punya basic," jelas dia.

Sejutacita.id

Setelah kembali ke Tanah Air, Andhika kini tengah membangun sebuah platform bernama Sejutacita.id yang menawarkan banyak fitur.

Platform tersebut merupakan ladang informasi bagi siapa pun yang ingin mencari acara atau kegiatan kampus.

"Sejutacita itu targetnya pendidikan non-formal, lebih ke soft skill, bagaimana kita bisa menawarkan seminar, training, beasiswa, lomba. Dengan rangkaian acara itu, orang bisa melihat dunia," papar dia.

"Banyak orang itu mereka bukan tidak mampu atau tidak bisa, tapi mereka itu tidak tahu ada kesempatan itu. Minimal kita ingin kasih tahu orang ada peluang," lanjut Andhika.

Rencananya, aplikasi Sejutacita.id akan diluncurkan dalam waktu dekat.

Saat ini, Sejutacita.id juga sedang membuka pendaftaran acara Future Leader.

Nantinya, pemenang akan diberangkatkan ke Harvard dan MIT untuk merasakan lingkungan perkuliahan di dua kampus ternama itu.

Baca juga: Pidato di Wisuda Harvard, Ini yang Disampaikan Nadhira Afifa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi