Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaftaran Chevening Dibuka, Simak Tips dari Penerima Beasiswa!

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi mendapatkan beasiswa kuliah Chevening
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Mendapatkan beasiswa penuh untuk berkuliah di universitas terbaik dunia merupakan mimpi banyak orang, termasuk generasi muda di Indonesia.

Ada banyak pilihan beasiswa yang memungkinkan kita mengenyam pendidikan di perguruan tinggi ternama di berbagai negara, salah satunya beasiswa Chevening.

Beasiswa ini merupakan program dari Pemerintah Inggris, yang menawarkan pembiayaan penuh berupa biaya kuliah dan biaya hidup, bagi penerimanya selama satu tahun atau dua semester.

Dikutip dari laman resmi Chevening, sumber dana berasal dari Departemen Luar Negeri Inggris, Kantor Persemakmuran dan Pembangunan Inggris, serta organisasi mitra.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anda dapat memilih 3 dari sekian banyak program studi magister yang terdapat di 150 perguruan tinggi di Inggris yang bisa dilamar dengan beasiswa ini.

Untuk tahun ini, pendaftaran dibuka sejak 3 September-3 November 2020. Jadi, bagi Anda yang ingin mencoba mendaftar, segera masukkan lamaran sesuai dengan alur yang sudah ditentukan.

Dan bagi Anda yang masih ragu atau takut untuk mendaftar beasiswa ini, berikut sejumlah tips yang diberikan oleh salah satu penerima beasiswa Chevening, Rio Tuasikal, kandidat master jurusan Media and Communication di Goldsmiths, London.

Rio menuliskan tips dan strategi ini melalui sebuah utas dalam Twitter-nya, @riotuasikal.

Tips

Pertama, cari tahu dan berkenalan dengan beasiswa Chevening. Ini penting agar Anda tahu apa dan bagaimana beasiswa yang Anda ingin dapatkan.

Dari sana, Anda bisa mengetahui persyaratan yang dibutuhkan dan perlahan mulai mempersiapkannya.

Tahap persiapan yang dilakukan versi Rio adalah riset universitas, menulis esai bahasa Inggris, surat rekomendasi, wawancara, dan Letter of Acceptance (LoA) dari universitas.

"Tapi begini lah saya menyusun aplikasi saya, saya mempersiapkannya sejak 2018, mendaftarkannya di 2019, dan diterima di 2020," kata Rio dalam salah satu unggahannya.

Baca juga: 2 Relaksasi bagi Penerima Beasiswa LPDP di Masa Pandemi, Apa Saja?

Riset universitas

Menurutnya, riset universitas penting untuk dilakukan pertama kali, karena jika itu kita sudah tahu universitas dan jurusan apa yang ingin kita tuju ibaratnya 15 persen beban sudah diselesaikan.

Pahami mengapa kita ingin kuliah di sana, apa alasannya, cari tahu informasi dari para alumni, dan seterusnya.

Menulis esai

Tahap yang satu ini, menurut Rio, penting untuk dicicil sejak awal karena ada 4 esai yang harus dibuat: leadership, network, study plan, dan career plan.

Jangan tulis semuanya dalam satu waktu, tulis paling tidak satu tema esai setiap satu minggunya.

Boleh mencari mentor untuk penulisan esai ini. Namun, carilah mentor yang mengenal Anda secara pribadi yang mengenal bagaimana latar belakang Anda sesungguhnya. Ini lebih membantu dari pada asal mencari secara daring.

Jika sudah, masukkan esai sebelum 1 November, meski pendaftaran dibuka hingga 3 November.

"Menghindari gangguan sistem aplikasi seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya," ujar Rio.

Bahasa Inggris

Untuk persiapan tes, belajarlah bahasa Inggris secara fokus selama satu bulan. Tapi ingat, ini hanya untuk persiapan tes.

Untuk penguasaan bahasa Inggris yang sepenuhnya harus dipersiapkan jauh-jauh waktu sebelumnya.

Perbanyak belajar mendengar, menulis, membaca, dan berbicara dalam bahasa Inggris.

Surat rekomendasi

Rekomendasi ini diperlukan untuk Chevening dan universitas yang dituju, ada rekomendasi dari tenaga profesional, ada juga dari akademisi.

Tips dari Rio, jaga hubungan baik dengan dosen di kampus terdahulu. Datang lah dalam sekali waktu untuk mendapatkan semua surat rekomendasi yang dibutuhkan, jika berulangkali dikhawatirkan akan mengganggu.

Wawancara

Jika masuk dalam tahap wawancara, maksimalkan kesempatan ini untuk "menjual diri" sebaik mungkin. Jujur lah dalam setiap pernyataan yang Anda buat, tapi tetap hadirkan diri secara menarik.

Jelaskan cita-cita yang dimiliki secara meyakinkan, juga berikan satu atau dua contoh tindakan konkrit yang sudah dilakukan, yang menunjukkan bahwa Anda memang benar mencita-citakan hal tersebut.

Ini akan semakin meyakinkan pihak pemberi beasiswa bahwa Anda adalah orang yang mereka cari.

Baca juga: Mahasiswa Baru Jakarta, Ini Info Beasiswa YBJ 2020

LoA

Tips terakhir dari Rio, persiapkan LoA jauh sebelum pengumuman beasiswa.

Meski nanti tetap ada waktu tersendiri untuk pengurusan LoA, namun jika Anda sudah menyelesaikannya sejak awal itu akan membuat tenang dan tidak banyak beban di belakang.

Setidaknya 1 LoA dari 3 universitas sudah Anda kantongi.

Beberapa kali mencoba

Saat dihubungi langsung, Senin (14/9/2020), Rio yang juga seorang jurnalis di Indonesia ini, membagikan pengalamannya.

Ia mengaku sudah mengincar beasiswa yang diketahui dari atasannya di tempat kerja, sejak 2018.

Ketika itu, pemimpin redaksi di media tempat ia bekerja adalah seorang lulusan Chevening.

Sebelum berhasil mendapatkan beasiswa, Rio sudah sempat beberapa kali merasakan kegagalan dalam berburu beasiswa pendidikan.

"Sempat coba Australia Awards juga enggak lolos, sempat daftar Erasmus Mundus yang Mundus Journalism tapi ditolak," kisahnya.

Satu lagi tips yang diberikan Rio untuk para peminat beasiswa internasional, jangan minder dan mengecilkan potensi diri.

Terkadang kita merasa takut sebelum mencoba, karena berpikir pesaing di luar sana memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari diri kita.

"Kenapa kok minder banget dengan potensi diri. Enggak semua 'dewa' kok, banyak orang seperti saya yang datang dari latar belakang sederhana. Kalau minder ya enggak perlu daftar beasiswa, karena pemberi beasiswa nyari yang percaya diri," ujar Rio.

Potensi individu

Terkait dengan peluang diterima terkait dengan negara asal si pendaftar, Rio menyebut potensi individu juga diperhitungkan.

Setiap penyelenggara beasiswa internasional memang sudah memiliki kuota masing-masing untuk negara-negara penerima, namun jangan terlalu fokus dengan itu.

"Asal negara kayaknya enggak berpengaruh sih. Beasiswa internasional biasanya memang ada 'kuota' dari masing-masing negara. Di Chevening, Indonesia masuk 5 besar negara penerima beasiswa terbanyak. Tapi di atas itu, saya kira karena potensi individunya juga besar, terlepas dari asal negaranya," kata dia.

Jadi, jangan pernah takut untuk mencoba mendaftar jika memang mengingikan mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi dengan biaya beasiswa.

Rio menegaskan, jika tidak pernah mendaftar maka kita tidak akan pernah tahu apakah bisa berhasil atau gagal.

"Dari pengalaman saya, yang penting itu mau mencoba daftar dan berani gagal dulu. Banyak yang ingin beasiswa tapi enggak pernah benar-benar mendaftar, kalau gitu gimana kita tahu bisa dapet beasiswa atau enggak?" ujarnya.

Jika gagal dan merasa lelah atau putus asa, Rio menyebutnya sebagai hal yang wajar dalam suatu perjuangan.

Namun, dari kegagalan itu kita harus terus belajar apa yang sebenarnya membuat kita gagal.

"Perlu resiliensi untuk apply terus-menerus sambil belajar dari aplikasi yang ditolak. Saya beruntung ada di lingkarang pertemanan yang saling dukung untuk beasiswa dan bisa latihan bareng," ungkap Rio.

Baca juga: Ingin Cari Beasiswa Luar Negeri? Yuk, Ikut Pameran Pendidikan Online Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi