Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Virus Corona Bisa Menyerang Otak? Ini Hasil Riset Terbarunya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Gorodenkoff
Ilustrasi potensi terinfeksi virus corona pada pria lebih tinggi dibandingkan perempuan. Tingkat keparahan pasien Covid-19 laki-laki lebih tinggi.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Virus corona diketahui menyerang sistem pernapasan terutama paru-paru. Namun organ tubuh lainnya seperti ginjal, hati dan pembuluh darah juga bisa merasakan dampaknya. 

Bahkan baru-baru ini, sebuah studi baru menunjukkan sekitar setengah dari pasien virus corona melaporkan gejala neurologis termasuk sakit kepala, kebingungan dan delirium yang menunjukkan bahwa virus juga dapat menyerang otak.

Studi ini menunjukkan pada beberapa orang bahwa virus corona menyerang sel-sel otak, membajak dan membuat salinannya.

Disebutkan juga bahwa virus tampaknya menyedot seluruh oksigen di dekatnya, membuat sel-sel sekitarnya mati.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Studi Terbaru Teliti Potensi Virus Corona Merusak Otak

Meski demikian tidak jelas bagaimana virus bisa sampai ke otak serta seberapa sering virus dapat memicu kerusakan semacam itu.

Infeksi otak kemungkinan adalah hal yang jarang terjadi, akan tetapi beberapa orang mungkin lebih rentan jika dikaitkan dengan latar belakang genetik, viral load yang tinggi maupun alasan lain.

"Jika otak benar-benar terinfeksi, hal itu bisa berakibat fatal," kata Akiko Iwasaki, Ahli Imunologi di Universitas Yale yang memimpin penelitian tersebut dikutip dari SBS.

Studi tersebut diposting pada Rabu (9/9/2020) dan belum diperiksa oleh ahli untuk dipublikasikan.

Menginfeksi sel otak

Para peneliti juga menunjukkan bahwa dalam berbagai cara virus mungkin dapat menginfeksi sel-sel otak.

Para ilmuwan meneliti dengan menggunakan pencitraan pada otak dan gejala pasien guna menyimpulkan bagaimana efek virus corona pada otak.

Dalam studi baru itu, Dr Iwasaki bersama rekan-rekannya mendokumentasikan infeksi otak dengan tiga cara:

"Kami belum benar-benar melihat banyak bukti bahwa virus dapat menginfeksi otak, meskipun kami tahu itu mungkin potensial," ujar Dr. Michael Zandi, Konsultan Ahli Saraf di National Hospital for Neurology and Neurosurgery di Inggris mengomentari penelitian itu.

Baca juga: Update 10 Negara dengan Kasus Corona Tertinggi di Asia, Indonesia Peringkat Berapa?

Menurut Zandi data penelitian tersebut hanya memberikan sedikit bukti, akan tetapi hal itu menurutnya mungkin bisa terjadi.

Sebagaimana diketahui, virus zika yang merupakan jenis patogen lain diketahui juga dapat menginfeksi sel otak.

Pada Zika, sel-sel kekebalan kemudian membanjiri bagian yang rusak mencoba membersihkan otak dari virus namun malah sekaligus menghancurkan sel-sel yang terinfeksi. 

Kekurangan oksigen

Virus corona disebut para peneliti mengeksplotasi mesin sel otak untuk berkembang biak dan tidak menghancurkannya.

Akan tetapi mereka menyebabkan sel-sel sekitar layu dan mati akibat kekurangan oksigen.

Para peneliti tak menemukan bukti bagaimana respons tubuh mampu mengatasi hal tersebut.

“Ini semacam infeksi diam-diam,” kata Dr Iwasaki.

Ia menilai virus memiliki banyak mekanisme penghindaran.

“Temuan ini sendiri senada dengan pengamatan lain pada organoid yang terinfeksi virus corona,” ujar Alysson Muotri, seorang Ahli Saraf di Universitas of California San Diego.

Muotri menduga virus corona menurunkan dengan cepat jumlah sinapsis yang merupakan penghubung antar neuron.

“Beberapa hari setelah infeksi, dan kami sudah melihat penurunan dramatis dalam jumlah sinapsis,” kata Dr Muotri.

Baca juga: 86 Persen Dokter di Inggris Meyakini Puncak Kedua Pandemi Akan Terjadi

Paru-paru sasaran virus

Sejauh ini virus dipercaya menginfeksi sel melalui protein permukaan yang disebut ACE 2.

Protein ini muncul di seluruh tubuh utamanya paru-paru yang kemudian menjelaskan mengapa paru-paru menjadi sasaran virus.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa berdasarkan proksi tingkat protein, otak memiliki sangat sedikit ACE 2 sehingga kemungkinan besar akan terhindar dari serangan virus corona.

Akan tetapi dari studi Iwasaki dan rekannya mereka menemukan virus mungkin memang dapat memasuki sel-sel otak melalui pintu tersebut.

Percobaan pada tikus

Tim Iwasaki kemudian mengamati dua sel tikus yang diperlakukan berbeda.

Satu dengan diberi paparan reseptor ACE 2 yang diekspresikan di otak sedangkan yang lain dengan reseptor hanya dipaparkan di paru-paru.

Hasilnya saat virus dimasukan ke tikus, ia yang terinfeksi ke otak lebih cepat kehilangan berat badan dan mati dalam enam hari.

Adapun tikus yang terinfeksi pada paru-paru tak menunjukkan hal itu.

Peneliti menduga virus kemungkinan dapat masuk ke otak melalui penciuman, mata mungkin juga aliran darah.

Akan tetapi tidak jelas rute mana yang diambil patogen.

“Saya pikir ini adalah kasus di mana data ilmiah berada di depan bukti klinis,” kata Dr Muotri.

Baca juga: Berkaca dari Italia, Apa yang Dilakukan Saat Rumah Sakit Penuh?

Para peneliti masih perlu menganalisis sampel otopsi guna memperkirakan seberapa umumkah infeksi virus corona pada otak.

Selain itu juga untuk memperkirakan apakah ini mungkin juga terjadi pada pasien bergejala ringan.

Dr Robert Stevens Ahli saraf di Universitas Johns Hopkins mengatakan 40 persen Covid-19 hingga 60 persen pasien mengalami gejala neurologis dan kejiwaan.

Akan tetapi tak semua berasal dari serangan virus ke otak. Bisa saja itu hasil dari peradangan yang menyebar ke tubuh. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi