Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Sebut Tidak Semua Warganya Akan Dapat Vaksin Corona, Ini Alasannya

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Do. Shutterstock)
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Perkembangan vaksin virus corona mulai memasuki tahap menjanjikan. Sejumlah penelitian di berbagai belahan dunia melaporkan hasil yang positif.

Meski vaksin bermanfaat untuk melindungi manusia dari infeksi virus corona yang terus meluas, namun China menyebut bahwa pada saat vaksin telah siap, tidak semua orang di negara itu akan mendapatkannya.

Dilansir dari CNN International, Selasa (15/9/2020) hal tersebut disampaikan oleh pejabat kesehatan papan atas di Beijing.

Baca juga: Sempat Disetop, Uji Coba Vaksin Corona dari Oxford Kembali Dilanjutkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prioritas

Sumber itu mengatakan bahwa China akan memprioritaskan mereka yang bekerja di garda depan, dan sebagian populasi yang dianggap rentan apabila terpapar Covid-19.

"Sejak gelombang pertama Covid-19 muncul di Wuhan, China telah berhasil bertahan dari dampak serangan itu berkali-kali," kata Gao Fu, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.

Mengutip Kantor Berita China, pernyataan Gao Fu disampaikan pada pertemuan yang membahas perkembangan vaksin di kota Shenzhen pada Sabtu lalu.

Gao menambahkan, vaksinasi pada seluruh lapisan masyarakat harus dilakukan berdasarkan pertimbangan risiko dan manfaat yang akan dihasilkan.

Menurut Gao, sejauh ini vaksinasi massal belum terlalu dibutuhkan, kecuali apabila terjadi ledakan wabah cukup besar di masa mendatang.

Kebijakan berbeda 

Kebijakan tersebut berbeda dari banyak negara, terutama Australia, yang telah mengungkapkan rencana untuk melakukan program vaksinasi massal.

Sementara itu, jumlah kasus infeksi virus corona yang dilaporkan di China tetap rendah sejak musim semi.

Memang muncul beberapa kluster penularan baru, seperti di timur laut provinsi Jilin pada bulan Mei, wabah di Beijing pada bulan Juni, dan di ibu kota Xinjiang, Urumqi pada bulan Juli.

Namun, hal tersebut direspon cepat dengan tindakan lockdown segera dan pengujian massal, sehingga wabah dapat diatasi dalam beberapa minggu.

Gao menyebut hal itu sebagai bukti respons efektif China dalam menangani pandemi Covid-19.

"Fakta telah membuktikan bahwa kami memiliki beberapa senjata ajaib untuk menanggapi epidemi," kata Gao.

Oleh karena itu, dia menyebut setiap vaksin potensial akan diprioritaskan untuk mereka yang berada di garis depan, antara lain:

Pada hari Sabtu, Komisi Kesehatan Nasional China hanya mencatat 10 kasus baru yang dikonfirmasi dengan gejala, semuanya diimpor dari luar negeri.

Mereka juga melaporkan 70 kasus tanpa gejala baru, yang dihitung secara terpisah, semuanya juga berasal dari luar negeri.

Baca juga: Update Uji Klinis Vaksin Corona di Bandung: 794 Relawan Disuntik, 21 Orang Diambil Darahnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: CNN
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi