Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Odading Mang Oleh Viral, Begini Sejarah Penamaannya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA
Odading dan Cakueh Mang Soleh (Oleh).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Odading mendadak viral sejak video penjualnya bernama Mang Sholeh (Oleh) melakukan promosi dengan kata-kata kasar dan nyeleneh ditambah nada ngegas.

Kudapan khas Bandung tersebut semakin ramai diperbincangkan setelah video review kuliner yang dibuat artis Instagram Ade Londok viral di media sosial.

Dalam video yang viral tersebut, kalimat cukup nyeleneh adalah "Rasanya (setelah dimakan) seperti Anda menjadi Iron Man". Dalam video itu terselip juga beberapa kata-kata kasar yang juga diingat oleh masyarakat.

Efek positif dari video kentara terlihat dari ramainya pembeli odading dan cakueh yang mengantre untuk dilayani oleh lima orang anak Mang Oleh di belakang gerobak biru dan cokelat yang berlokasi di Jalan Baranangsiang, Kota Bandung, Jawa Barat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kue Keranjang Khas Imlek, Kisah Sejarah dan Maknanya...

Lantas, apa itu odading dan bagaimana sejarah penamaannya?

Sejarawan kuliner dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Fadly Rahman menjelaskan, bahwa odading adalah jenis kue atau kudapan dengan bahan-bahan sama halnya seperti donat.

Odading, lanjut Fadly, adalah jenis kue yang dibuat tanpa sengaja.

"Dan kebetulan mulai dikenalnya ini di Jawa Barat pada masa-masa kolonial, ketika tepung terigu saat itu jadi bahan makanan yang sangat digandrungi oleh masyarakat," kata Fadly saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/9/2020).

Baca juga: Tidur Kurang Nyenyak? Coba Konsumsi Makanan dan Minuman Ini!

Enak didengar dan sedikit lucu

Ketika itu, bahan-bahan dalam membuat odading yakni tepung terigu, dicampur dengan gula, telur kemudian diberi ragi.

Lebih lanjut, penamaan odading, kata Fadly muncul setelah terjadinya suatu peristiwa pada zaman Belanda dahulu.

Saat itu, terdapat salah satu penjual kue yang berasal dari Pribumi atau orang Sunda yang menjajakan kudapan.

"Lalu, ada seorang anak Belanda yang merengek-rengek pada ibunya untuk minta jajan. Akhirnya, penjual kudapan itu diberhentikan oleh ibunya," ucap Fadly.

Baca juga: Viral, Video Satu Keluarga Asyik Santap Makanan di Bahu Jalan Tol Cipali

"Ibunya langsung melihat kue yang dijajakan itu. Sang ibu kemudian berkata kepada anaknya sambil menunjuk ke kue yang dimaksud, 'O, dat ding?" lanjut dia.

Adapun 'O, dat ding' adalah serapan dari tiga kosa kata bahasa Belanda yang berarti "O, benda itu?".

Setelah peristiwa itu, lanjut Fadly, penjual kudapan tersebut lantas menamakan kue yang dijajakannya itu sebagai odading.

"Jadi ya penamaannya tidak sengaja dan orang Sunda yang menjajakan kue atau makanan ini lantas menangkapnya odading, bukan 'o, dat ting' seperti halnya yang diucapkan orang Belanda tadi," kata Fadly.

Baca juga: Mengapa Saat Berbuka Puasa Dianjurkan Memakan Makanan Manis?

Nama odading juga dianggap oleh masyarakat Sunda enak untuk didengar dan sedikit lucu.

Sehingga, nama odading terus dipakai oleh para pedagang kue jenis tersebut.

Saat disinggung mengenai viralnya odading, Fadly menganggap hal itu wajar-wajar saja.

"Viralnya odading ini dengan era media sosial seperti saat ini ya wajar saja. Sebenarnya bukan hanya odading, tetapi makanan-makanan yang kita anggap biasa tiba-tiba viral menjadi begitu luar biasa," katanya lagi.

Dengan viralnya odading ini, Fadly juga berujar bahwa pamor dari kue atau kudapan tersebut ikut terangkat.

Baca juga: Sejarah Tempe, Makanan Kaya Protein yang Lahir dari Era Tanam Paksa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi