Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Kominfo, Ada 1.016 Disinformasi dan Hoaks Seputar Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi hoaks
|
Editor: Gloria Natalia Dolorosa

KOMPAS.com - Hingga 5 Agustus 2020, terdapat 1.016 informasi menyesatkan (disinformasi) dan hoaks mengenai Covid-19 yang beredar di website, media sosial, dan pesan instan.

Jumlah tersebut dipantau Tim AIS Direktorat Pengendalian Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti, mengatakan, jumlah hoaks yang berkaitan dengan Covid-19 cenderung meningkat.

“Hoaks ini menimbulkan keresahan dan kesalahpahaman tentang bagaimana kita berhadapan dengan Covid-19,” kata dia, seperti dirilis pada situs web Kominfo, Jumat (18/9/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak negatif hoaks

Niken mengatakan, peredaran konten hoaks itu menyebabkan dampak fatal bagi kesehatan maupun aspek-aspek lainnya.

Bahkan, informasi yang tidak tepat dan beredar luas bisa memengaruhi keberhasilan penanganan Covid-19.

“Oleh karena itu, guna menangkal kekhawatiran di tengah masyarakat akibat maraknya hoaks dan disinformasi di media sosial, diperlukan peran pemerintah untuk memastikan informasi yang diterima masyarakat sesuai dengan fakta dan tidak menyesatkan,” ujar Niken.

Menurut dia, Kominfo terus berupaya proaktif mengklarifikasi konten hoaks yang tersebar di media sosial.

“Kami telah melakukan langkah-langkah strategis untuk meredam dan mencegah penyebaran hoaks, termasuk di antaranya berkoordinasi dengan Kepolisian RI guna menindak tegas pembuat serta penyebar kabar bohong mengenai pandemi Covid-19,” jelas Niken.

Selama pemberlakukan PSBB, Kominfo tetap menyediakan layanan melalui aplikasi WhatsApp PPDI untuk menerima permintaan informasi publik dari masyarakat.

Niken mengatakan jumlah permintaan informasi yang masuk kian bertambah. Sejak Maret hingga Agustus 2020, permintaan informasi yang masuk mencapai 204 permintaan.

"Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan dengan jumlah permintaan yang masuk pada bulan yang sama tahun 2019 yang hanya 86 permintaan informasi," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi