Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trending "Panas", Kenapa Cuaca Hari Ini Lebih Panas? Berikut Penjelasan BMKG

Baca di App
Lihat Foto
BMKG
Tangkapan layar peta kondisi hari tanpa hujan juga mengindikasikan udara yang kering dan panas.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sejumlah warganet bahwa cuaca di wilayahnya terasa lebih panas pada siang sampai sore hari pada Sabtu, (19/9/2020).

Adapun suhu atau temperatur yang dirasakan berkisar 32 sampai 38 derajat celsius.

"Tempat aku panas sampai segini, tempat kalian gimana? #panas," tulis akun Twitter @stickeru1605 dalam twitnya.

Ia juga mengunggah tanggapan layar dari ponselnya yang menunjukkan bahwa di daerah Tuban, Jawa Timur, pada pukul 14.59 WIB suhu di kisaran 38 derajat celsius.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara itu, akun Twitter @wildanfawwaz_, juga mengunggah tangkapan layar yang menunjukkan Kota Serang, Banten pada pukul 14.22 WIB berada pada suhu 32 derajat celsius.

Kemudian, akun Twitter Acann mengunggah foto yang menujukkan wilayah Yogyakarta pada pukul 13.47 WIB berada pada suhu 36 derajat celsius.

Selain itu, topik "Panas" juga sempat menjadi trending populer di media sosial Twitter.

Sejauh ini, topik "panas" telah diunggah sebanyak lebih dari 32.200 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: Suhu Dieng Minus 5 Derajat, Embun Es Muncul Lagi

Penjelasan BMKG

Kasubbid Analisis Informasi Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Adi Ripaldi mengungkapkan, cuaca panas yang terjadi hari ini karena bulan September masih dalam periode musim kemarau.

"Bulan September ini kan masih periode kemarau untuk wilayah Jawa-bali-Nusa Tenggara, di mana periode kemarau setiap harinya didominasi oleh cuaca cerah/panas," ujar Adi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/9/2020).

Adi mengatakan, suhu panas yang terasa di sejumlah wilayah ini karena saat kemarau jarang sekali ada awan, sehingga pancaran sinar matahari terasa lebih menyengat di siang hari.

"Pancaran sinar matahari berasa lebih menyengat di siang hari, terutama dar jam 13.00-14.00 WIB sebagai waktu suhu udara mencapai maksimum. Suhu udara harian bisa mencapai 33-34 derajat celsius," ujar Adi.

Terkait keberadaan awan, Adi menyebutkan, tidak ada hujan saat kemarau membuat partikel debu juga ikut menambah rasa gerah atau panasnya suhu yang dirasa saat siang hari.

Panas didukung kelembaban udara

Sementara itu, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan, tidak hanya minimnya awan yang menjadikan suhu terasa panas, namun kondisi ini juga didukung oleh faktor kelembaban udara.

"Suhu panas tersebut dipicu oleh kondisi cuaca cerah pada siang hari di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara, tutupan awan biasanya dapat mengurangi teriknya pancaran sinar matahari menjadi sangat minim," ujar Miming saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Sabtu (19/9/2020).

"Belum lagi didukung dengan kondisi kelembaban udara yang relatif kering, sehingga dapat menambah kondisi panas terik pada siang hari," lanjut dia.

Menurut dia, kondisi suhu panas pada siang hari tersebut masih dapat terjadi untuk dua hari ke depan, terutama di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.

Tak hanya itu, kata dia, potensi hujan masih dapat terjadi kemungkinan antara kisaran ringan hingga sedang di wilayah Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, terutama pada siang-sore hari.

Miming mengatakan, gejala suhu udara yang menjadi lebih panas menandakan akan terjadi hujan di wilayah tersebut.

"Biasanya kalau kondisi panasnya disertai rasa udara yang gerah itu menunjukkan hujan dapat terjadi di suatu wilayah," ujar Miming.

Baca juga: Suhu California Hampir Capai 50 Derajat Celsius, KJRI LA Rilis Imbauan untuk WNI

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi