Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Vitamin C dan Pengaruhnya pada Kekebalan Tubuh

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Gargonia
Ilustrasi vitamin C
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Selama ini, vitamin C diyakini sebagai salah satu vitamin yang bisa membantu meningkatkan dan menjaga kekebalan tubuh.

Pada masa pandemi virus corona seperti saat ini, kekebalan tubuh disebut salah satu kunci untuk mencegah terpapar virus corona.

Mari mengenal lebih jauh soal vitamin C.

Para peneliti terus melakukan kajian untuk melihat pengaruh vitamin C terhadap kekebalan.

Dilansir dari Healthline, 2 April 2020, vitamin C adalah nutrisi penting yang memiliki peran dalam tubuh, salah satunya karena mengandung antioksidan kuat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Artinya, vitamin C dapat menetralkan senyawa tidak stabil di tubuh Anda, yakni radikal bebas dan membantu mencegah atau membalikkan kerusakan sel yang disebabkan oleh senyawa ini. 

Nilai Harian (DV) untuk vitamin C adalah 90 mg per hari.

Sementara, wanita menyusui membutuhkan tambahan 30 mg dan orang yang merokok membutuhkan tambahan 35 mg per hari.

Sangat mudah untuk memenuhi kebutuhan vitamin C melalui diet, selama Anda makan berbagai buah dan sayuran.

Misalnya, satu jeruk berukuran sedang menyediakan 77 persen DV, dan 1 cangkir (160 gram) brokoli yang dimasak menyediakan 112 persen DV.

Baca juga: Virus Corona, Gangguan Pernapasan Akut, dan Respons Sistem Kekebalan Tubuh...

Pengaruh terhadap kekebalan

Vitamin C memengaruhi kekebalan seseorang dalam beberapa cara. Fungsi antioksidannya dapat mengurangi peradangan, yang dapat membantu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.

Vitamin C juga menjaga kesehatan kulit Anda dengan meningkatkan produksi kolagen, membantu kulit berfungsi sebagai penghalang fungsional untuk mencegah senyawa berbahaya memasuki tubuh.

Manfaat vitamin C pada kulit juga dapat meningkatkan penyembuhan luka.

Vitamin ini juga dapat meningkatkan aktivitas fagosit, sel kekebalan yang dapat "menelan" bakteri berbahaya dan partikel lainnya.

Selain itu, peran vitamin C bisa mendorong pertumbuhan dan penyebaran limfosit, sejenis sel kekebalan yang meningkatkan antibodi yang bersirkulasi, protein yang dapat menyerang zat asing atau berbahaya dalam darah.

Dalam penelitian tentang keefektifannya terhadap virus yang menyebabkan flu biasa, vitamin C disebut tidak membuat seseorang tidak bisa terkena flu, tetapi dapat membantu si penderita mengatasi flu lebih cepat dan membuat gejalanya tidak terlalu parah.

Ada juga beberapa bukti dari penelitian pada hewan dan studi kasus pada manusia bahwa dosis tinggi atau vitamin C IV dapat mengurangi peradangan paru-paru pada penyakit pernapasan parah yang disebabkan oleh H1N1 (flu babi) atau virus lainnya.

Namun, dosis ini jauh di atas DV, dan tidak ada penelitian yang cukup untuk mendukung penggunaan vitamin C dosis tinggi untuk peradangan paru-paru saat ini.

Baca juga: Dokter Paru Ingatkan Masyarakat Terus Taati Protokol Kesehatan dan Jaga Imunitas

Vitamin C dan Covid-19

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Jurnal Penyakit Infeksi China, Asosiasi Medis Shanghai mendukung penggunaan vitamin C dosis tinggi sebagai pengobatan untuk orang-orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.

Namun, tidak ada bukti bahwa suplemen vitamin C oral akan membantu mengobati atau mencegah Covid-19.

Untuk mendapatkan banyak vitamin C sebagai penguat kekebalan, pastikan Anda mengonsumsi berbagai buah dan sayuran.

Meski saat ini belum ada obat untuk Covid-19, tindakan pencegahan seperti menjaga jarak fisik dan menjaga kebersihan yang tepat dapat membantu melindungi diri dari penyakit tersebut.

Dilansir dari Medical News Today, 8 Juni 2020, sebuah penelitian yang mendukung penggunaan vitamin C untuk Covid-19 telah mengamati kondisi seperti sindrom gangguan pernapasan akut dan kebutuhan ventilasi mekanis karena kasus Covid-19 yang parah.

Namun, hal itu belum secara khusus melihat seseorang yang terinfeksi Covid-19.

Dari sebuah meta-analisis tahun 2020, sembilan uji klinis yang ada membandingkan sekelompok orang yang menerima infus IV dengan kelompok kontrol.

Para peneliti menemukan, rata-rata, vitamin C memperpendek penggunaan ventilasi mekanis sebesar 14 persen. Efeknya bervariasi dari studi ke studi, dan memiliki efek lebih besar ketika anggota kelompok kontrol membutuhkan penggunaan ventilasi yang lebih lama.

Meskipun dokter telah bereksperimen dengan berbagai pengobatan untuk Covid-19, mereka belum menemukan pengobatan atau penyembuhan yang efektif.

Kebanyakan orang mengandalkan pencegahan, sementara beberapa telah beralih ke pengobatan dan suplemen alternatif untuk mengurangi risiko dan meredakan infeksi.

Baca juga: Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh, Tak Hanya Nonton di Bioskop

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pencegahan Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi