Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Ruth Bader Ginsburg, Hakim Agung Ternama AS yang Juga Pejuang Hak Perempuan

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Rob Crandall
Ruth Bader Ginsburg
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hakim Agung Amerika Serikat yang juga seorang pejuang hak-hak perempuan Ruth Bader Ginsburg meninggal dunia pada usia 87 tahun, Jumat (19/9/2020).

"Bangsa Kita telah kehilangan ahli hukum yang memiliki reputasi bersejarah," kata Ketua Mahkamah Agung John Roberts dalam sebuah pernyataan.

"Kami di Mahkamah Agung telah kehilangan seorang kolega yang kami sayangi. Hari ini kami berduka, tetapi dengan keyakinan bahwa generasi mendatang akan mengingat Ruth Bader Ginsburg seperti yang kami kenal, yaitu seorang pejuang keadilan yang tak kenal lelah dan tegas," lanjutnya.

Ginsburg diketahui mengidap kanker dan telah menjalani kemoterapi sejak awal tahun ini.

Lantas, bagaimana perjalanan hidup Ruth Bader Ginsburg?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan awal

Ginsburg dilahirkan pada 15 Maret 1933 dengan nama Joan Ruth Bader di Brooklyn, New York dari keluarga pekerja berpenghasilan rendah.

Ibunya, Celia Bader, memiliki pengaruh besar dalam hidupnya dengan mengajarkan nilai kemerdekaan dan pendidikan yang baik.

Ibu Ginsburg meninggal dunia karena kanker, sehari sebelum kelulusan Ginburg dari sekolah menengah, seperti dikutip dari Biography.

Ginsburg memperoleh gelar sarjana di bidang ilmu pemerintahan dari Cornell University pada 1954 dengan menempati peringkat pertama di kelasnya.

Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Harvard Law School. Dari 500 mahasiswa di kelasnya, tercatat hanya ada sembilan perempuan.

Hidup di lingkungan yang didominasi oleh laki-laki tak mudah baginya. Namun, ia mampu mengungguli mereka secara akademis dan menjadi anggota perempuan pertama di Harvard Law Review.

Ketika suaminya Martin D Ginsburg mengambil pekerjaan sebagai pengacara di New York, ia pindah ke Columbia Law School untuk menyelesaikan tahun ketiga dan terakhirnya.

Memperjuangkan kesetaraan gender

Meski mimiliki catatan akademis yang luar biasa, Ginsburg terus mengalami diskriminasi gender saat mencari pekerjaan setelah lulus.

"Tidak ada firma hukum di seluruh kota New York yang akan mempekerjakan saya karena mungkin tiga alasan: saya seorang Yahudi, seorang wanita, dan seorang ibu," kata dia, dikutip dari BBC, Sabtu (19/9/2020).

Ia sempat menyelesaikan sebuah proyek yang mempelajari prosedur sipil di Swedia sebelum menjadi profesor di Rutgers Law School, tempat ia mengajar beberapa kelas tentang wanita dan hukum.

Ginsburg juga mengajar di Columbia Law School dan menjadi profesor wanita tetap di sana.

Pada 1971, Ginsburg membuat argumen pertamanya di hadapan Mahkamah Agung tentang apakah pria secara otomatis dapat dipilih daripada wanita sebagai pelaksana real estate.

Pengadilan pun setuju dengan Ginsburg dan menandai pertama kalinya Mahkamah Agung membatalkan undang-undang karena diskriminasi berbasis gender.

Selama tahun 1970-an, dia juga menjabat sebagai Direktur Proyek Hak-Hak Wanita di American Civil Liberties Union (ACLU).

Di lembaga itu, ia menangani serangkaian kasus diskriminasi gender. Enam di antaranya membawanya ke Mahkamah Agung, lima di antaranya dia menangkan.

Mahkamah Agung

Pada 1980, Presiden Carter menunjuk Ginsburg sebagai hakim di Pengadilan Banding AS untuk Distrik Columbia.

Ia bertugas di sana sampai diangkat menjadi Hakim Agung AS pada 1993 oleh Presiden Clinton dan dipilih untuk mengisi kursi yang dikosongkan oleh Hakim Byron White.

Presiden Clinton menginginkan pengganti dengan kecerdasan dan keterampilan politik untuk menangani anggota Mahkamah yang lebih konservatif.

Ginsburg adalah wanita kedua yang pernah dikukuhkan sebagai Hakim Agung setelah Sandra Day O'Connor, yang dinominasikan oleh Presiden Ronald Reagan pada tahun 1981.

Di antara kasus Ginsburg yang paling terkenal adalah kasus Amerika Serikat v Virginia, yang membatalkan kebijakan penerimaan khusus pria di Virginia Military Institute.

Pada 1999, dia memenangkan Penghargaan Thurgood Marshall dari American Bar Association atas kontribusinya pada kesetaraan gender dan hak-hak sipil.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi